8
Sebagian besar metode pengukuran terhadap keparahan maloklusi dikembangkan dari Tahun 1950-1960. DI merupakan suatu metode yang bermanfaat
dalam menganalisa kasus dan untuk meringkaskan keadaan klinis kondisi pasien dengan suatu perhitungan. Metode DI selain untuk mengukur derajat maloklusi
secara kuantitatif, juga dapat digunakan untuk memilih rencana perawatan. Semakin tinggi kompleksitas maloklusi akan semakin tinggi keterampilan yang dibutuhkan
ortodontis dalam memilh rencana perawatan dan melakukan perawatan terhadap pasien.
1,15,16,17
2.3. Landasan Teori
Komponen parameter DI terdiri dari beberapa variabel antara lain : : overjet, overbite, anterior open bite, lateral open bite, crowding, oklusi, lingual posterior
crossbite, buccal posterior crossbite, sudut ANB, IMPA dan SN-Go-GN. Semakin besar nilai parameter ini, semakin besar kompleksitas yang ada.
2.3.1. Overjet
Besar overjet ditentukan oleh posisi gigi anterior maksila dan mandibula. Iregularitas pada overjet dikaitkan dengan fungsi lidah dan bibir yang
abnormal atau ada diskrepansi ukuran gigi antara lengkung maksila dan mandibula anterior.
18
Menurut Rakossi 1993, overjet adalah jarak antara tepi insisal bagian lingual gigi insisivus sentralis maksila ke tepi insisal bagian
labial gigi insisivus sentralis mandibula Gambar 2.1.
Universitas Sumatera Utara
9
Gambar 2.1. Overjet
14
2.3.2. Overbite
Lengkung gigi maksila lebih besar dibandingkan lengkung mandibula sehingga memungkinkan anterior maksila overlapping dengan anterior mandibula.
Derajat overlapping dalam arah vertikal disebut overbite, dengan nilai normal berkisar 2-4 mm Gambar 2.2. Kondisi dimana terjadi kelebihan overlapping
secara vertikal dinamakan deepbite. Ada dua jenis deep bite
12
: 1. Incomplete Deep Bite : Bila hubungan insisivus mandibula tidak beroklusi
dengan insisivus maksila. 2. Complete Over Bite : Hubungan gigi insisivus mandibula berkontak dengan
permukaan palatal insisivus maksila atau jaringan palatal ketika gigi dalam oklusi sentrik.
Klasifikasi Deep Bite digolongkan ke dalam dua jenis yaitu skeletal deep bite dan dental deep bite. Pasien dengan skeletal deep bite memperlihatkan arah
pertumbuhan yang horizontal, tinggi wajah anterior berkurang, jarak
Universitas Sumatera Utara
10
interoklusal berkurang, pemeriksaan sefalometri seperti mandibula plane, F.H. plane, S.N. plane, paralel satu sama lain. Dentoalveolar deep bite terjadi
disebabkan oleh over erupsi gigi anterior atau infra oklusi gigi-gigi molar.
19
Gamabr 2.2. Overbite
14
2.3.3. Anterior Open bite
Open bite merupakan maloklusi yang terjadi dalam arah vertikal, dengan karekteristik tidak terjadi vertikal overlapping antara gigi-gigi maksila dan
mandibula Gambar 2.3. Open bite diklasifikasikan sebagai
18
: a. Skeletal anterior open bite
Menunjukkan adanya pertambahan tinggi wajah mandibula, sudut mandibula plane curam, pasien memiliki bibir atas yang pendek dan
insisivus maksila terlihat panjang, memiliki wajah yang panjang dan sempit, pemeriksaan sefalometri memperlihatkan rotasi mandibula ke bawah dan ke
depan.
Universitas Sumatera Utara
11
b. Dental anterior open bite Memperlihatkan karakteristik berupa proklinasi gigi anterior maksila, gigi
maksila dan anterior mandibula tidak overlapping satu sama lain sehingga menghasilkan ruang antara maksila dan mandibula di bagian anterior.
Gambar 2.3. Anterior Open bite
14
2.3.4. Lateral Open bite