Pada penelitian pendahuluan yang dilakukan pada sampel, diperoleh proporsi kompleksitas maloklusi yang dirawat di Klinik Ortodonsia Rumah Sakit Gigi dan
Mulut Pendidikan FKG USU adalah untuk kategori rendah 12,5, kategori sedang 25, kategori tinggi 62,5.
3.4. Metode Pengumpulan Data
Data diperoleh dari rekam medis pasien seperti : a.
Studi model awal untuk pengukuran overjet, overbite, anterior open bite, lateral open bite, crowding, oklusi molar, lingual posterior x-bite dan buccal
posterior x-bite. b.
Foto panoramik sebagai pengukuran tambahan untuk melihat agenesis, supernumerari, ektopik, transposisi, anomali ukuran dan bentuk gigi, kurva
Spee yang dalam, pergeseran midline. c.
Foto sefalometri lateral untuk pengukuran sudut ANB, sudut SN-GoGn, sudut IMPA..
3.5. Variabel dan Definisi Operasional
3.5.1. Variabel terdiri atas : 3.5.1.1. Variabel bebas yaitu :
- Overjet - Overbite
- Anterior open bite
Universitas Sumatera Utara
- Lateral open bite - Crowding
- Oklusi - Lingual posterior x-bite
- Buccal posterior x-bite - Sudut ANB
- Sudut SN-GoGn - Sudut IMPA
- Dan lain-lain agenesis, supernumerari, ektopik, transposisi, anomali ukuran dan bentuk gigi, kurva Spee yang dalam, pergeseran midline.
3.5.1.2. Variabel Tergantung : - Skor DI dan tingkat kompleksitas maloklusi Klas I, II, III rendah,sedang,
tinggi
3.5.1.3. Variabel Terkendali - Pasien usia 16 tahun ke atas
- Kesehatan umum pasien baik - Ketrampilan operator dalam melakukan penapakan dan pengukuran
3.5.1.4. Variabel Tidak Terkendali - Alat dan teknik pengambilan roentgen
Universitas Sumatera Utara
Variabel Tidak Terkendali
Variabel Terikat Variabel Bebas
Variabel Terkendali
Gambar 3.1. Skema Identifikasi Variabel Penelitian
Alat dan teknik pengambilan
- Overjet - Overbite
- Anterior open bite - Lateral open bite
- Crowding - Oklusi
- Lingual posterior x-bite - Buccal posterior x-bite
- Sudut ANB - Sudut SN-GoGn
- Sudut IMPA - Dan lain-lain
- Pasien usia 16 tahun ke atas - Kesehatan umum pasien baik
- Ketrampilan operator dalam melakukan penapakan dan
pengukuran Skor DI,Tingkat kompleksitas
maloklusi Klas I, Klas II dan Klas III rendah, sedang,tinggi
Universitas Sumatera Utara
3.5.2. Definisi Operasional adalah : 3.5.2.1. Overjet adalah jarak antara tepi insisal bagian lingual gigi insisivus sentralis
maksila ke tepi insisal bagian labial gigi insisivus sentralis mandibula.
14
3.5.2.2. Overbite adalah jarak vertikal dari tepi insisal gigi insisivus mandibula dengan tepi insisal gigi insisivus maksila.
14
3.5.2.3. Anterior open bite adalah tidak adanya tumpang gigit antara gigi insisivus maksila dengan insisivus mandibula atau tidak adanya kontak vertikal di
gigi anterior. 3.5.2.4. Lateral open bite adalah tidak adanya tumpang gigit antara gigi posterior
maksila dengan gigi posterior mandibula atau tidak adanya kontak vertikal di gigi posterior.
3.5.2.5. Crowding adalah penjumlahan selisih titik kontak aproximal. 3.5.2.6. Oklusi adalah hubungan antara gigi molar maksila dengan gigi molar
mandibula menurut Klasifikasi Angle.
14
3.5.2.7. Lingual posterior x-bite adalah suatu kondisi dimana gigi posterior maksila lebih ke palatal dari posisi hubungan ideal dengan gigi antagonisnya.
14
3.5.2.8. Buccal posterior x-bite adalah suatu kondisi dimana gigi posterior maksila lebih ke bukal dari posisi hubungan ideal dengan gigi antagonisnya.
3.5.2.9. Sudut ANB adalah selisih antara besar sudut SNA dan sudut SNB. 3.5.2.10. Sudut SN-GoGn adalah sudut yang dibentuk oleh garis SN dan GoGn.
3.5.2.11. Sudut IMPA adalah sudut yang dibentuk oleh garis sumbu gigi insisivus mandibula dan garis GoGn.
Universitas Sumatera Utara
3.5.2.12. Dan lain-lain adalah kondisi tambahan berupa : agenesis, supernumerari, ektopik, transposisi, anomali ukuran dan bentuk gigi, kurva Spee yang
dalam, pergeseran midline, dimana skor ditentukan per masalah yang ada. 3.5.2.13. Maloklusi Klas I, Klas II dan Klas III adalah penentuan kategori
berdasarkan hubungan skeletal ditentukan oleh besar sudut ANB.
14
3.6. Alat dan Bahan