11
b. Dental anterior open bite Memperlihatkan karakteristik berupa proklinasi gigi anterior maksila, gigi
maksila dan anterior mandibula tidak overlapping satu sama lain sehingga menghasilkan ruang antara maksila dan mandibula di bagian anterior.
Gambar 2.3. Anterior Open bite
14
2.3.4. Lateral Open bite
Open bite lateral adalah suatu maloklusi dimana tidak adanya vertikal overlapping antara gigi posterior maksila dan mandibula Gambar 2.4. Pada
open bite jenis ini oklusi pada kedua sisi didukung hanya pada bagian anterior dan gigi molar permanen.
18,19
Universitas Sumatera Utara
12
Gambar 2.4. Lateral Open bite
14
2.3.4. Crowding
Klasifikasi crowding Gambar 2.5 tergantung dari etiologi yaitu : a. Primary crowding penyebabnya adalah genetik yang terjadi oleh karena
disproporsi ukuran gigi dan rahang. b. Secondary crowding adalah anomali yang didapat oleh karena pergeseran
gigi posterior ke mesial setelah premature loss gigi desidui dalam segmen lateral.
c. Tertiary crowding penyebabnya masih diperdebatkan karena terjadi pada umur 18 dan 20 tahun yang berhubungan dengan erupsi gigi molar ketiga.
18
Gambar 2.5. Crowding
18
Universitas Sumatera Utara
13
2.3.6. Oklusi
Penggolongan keadaan oklusi adalah sebagai berikut : a.
Klas I Angle disebut juga neutro oklusi ditandai dengan tonjol mesiobukal dari molar pertama permanen maksila terletak pada bukal groove dari
molar pertama permanen mandibula. Kaninus maksila terletak pada ruangan antara tepi distal dari kaninus mandibula dan tepi mesial dari
premolar pertama mandibula Gambar 2.6.
Gambar 2.6. Oklusi Klas I Angle
14
b. Klas II Angle disebut juga disto oklusi yaitu tonjol mesio bukal dari molar pertama permanen maksila beroklusi pada ruangan antara tonjol mesio
bukal dari molar pertama permanen mandibula dan tepi distal dari tonjol bukal premolar kedua mandibula Gambar 2.7.
Universitas Sumatera Utara
14
Gambar 2.7. Oklusi Klas II Angle
14
c. Klas III Angle, memperlihatkan tonjol mesio bukal dari molar permanen pertama maksila beroklusi pada ruangan inter dental, di antara bagian distal
dari tonjol distal molar pertama permanen mandibula dengan tepi mesial dari tonjol mesial molar kedua permanen mandibula Gambar 2.8.
18
Gambar 2.8. Oklusi Klas III Angle
14
Universitas Sumatera Utara
15
2.3.7. Lingual Posterior x-bite
Posterior cross bite terjadi akibat kurangnya koordinasi dalam dimensi lateral antara lengkung gigi maksila dan lengkung gigi mandibula. Lingual posterior
x-bite merupakan keadaan kondisi maksila bagian posterior beroklusi sepenuhnya pada aspek lingual mandibula bagian posterior Gambar 2.9.
19
Gambar 2.9. Lingual Posterior x-bite
14
2.3.8. Buccal Posterior x-bite