Distribusi Pasien Tingkat Kompleksitas Maloklusi Kompleksitas Maloklusi Klas I

48

BAB V PEMBAHASAN

5.1. Distribusi Pasien

Karakteristik pasien yang dirawat di Klinik Ortodonsia Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan FKG USU dari tahun 2006 – tahun 2008 sebagian besar pasien adalah wanita Tabel 4.1.. Pasien wanita lebih besar jumlahnya dibandingkan pasien laki-laki karena wanita lebih memperhatikan segi estetik pada bagian mulut terutama susunan gigi dibandingkan laki-laki. Umumnya pekerjaan pasien adalah mahasiswa Tabel 4.2. dikarenakan di usia mahasiswa mulai terbentuk image terhadap estetika wajah. Profil wajah yang baik akan menimbulkan rasa percaya diri yang akan berguna dalam bergaul maupun dalam berkarir.

5.2. Tingkat Kompleksitas Maloklusi

Sampel dengan jumlah 72 orang terdiri dari tiga kelompok maloklusi yaitu 29 orang sampel maloklusi Klas I 40,3, 36 orang maloklusi Klas II 50 dan 7 orang sampel maloklusi Klas III 9,7. Sampel maloklusi Klas III umumnya memang lebih kecil, sesuai dengan penelitian sebelumnya prevalensi maloklusi Klas III hanya 5-12 dari total populasi. 11 Tingkat kompleksitas kasus-kasus maloklusi yang dirawat di Klinik Ortodonsia Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan FKG USU pada periode 2006 – 2008 Universitas Sumatera Utara menunjukkan rerata skor DI sebesar 24,67 seperti terlihat pada Tabel 4.17. Nilai rerata ini lebih besar dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan di Universitas Okayama 19,1, Universitas Indiana 17,1, 21 maupun pasien Peserta Program Spesialis Ortodonsia USA 17,2, pasien Ortodontis di Amerika Serikat 16,1, dan pasien Residen di RSGM FKG UI 22,39. 11

5.3. Kompleksitas Maloklusi Klas I

Kasus maloklusi Klas I merupakan kasus kedua terbanyak yang dirawat oleh PPDGS Ortodonsia FKG USU pada periode tahun 2006 – tahun 2008. Maloklusi Klas I menunjukkan tingkat kompleksitas yang terbesar pada kategori sedang. Rerata skor DI sebesar 20 Tabel 4.17. Pada kelompok maloklusi Klas I Tabel 4.16 variabel dengan rerata skor DI terbesar adalah sudut IMPA 3,62, diikuti oleh crowding 3,03, overjet besar 1,97 dan lain lain 1,93. Temuan ini menunjukkan bahwa pasien-pasien yang datang ke Klinik Ortodonsia Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan pada kelompok maloklusi Klas I ini sebagian besar memiliki kasus dengan tingkat kompleksitas yang sedang karena memiliki anomali yang bersifat dental seperti: IMPA, crowding dan overjet serta variabel dan lain lain. Overjet pada maloklusi Klas I mempunyai rerata yang besar. Hal ini menunjukkan bahwa sasaran perawatan maloklusi Klas I lebih difokuskan pada perbaikan overjet. Urutan berikutnya yaitu variabel crowding yang nilainya cukup tinggi pada pasien di Klinik Ortodonsia Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan Universitas Sumatera Utara FKG USU. Dalam penelitian Deguchi dinyatakan bahwa variabel crowding lebih dominan pada populasi Asia dibandingkan dengan populasi kulit putih. Penyebabnya adalah diskrepansi panjang lengkung, terutama pada bagian anterior. Sehingga memungkinkan terjadinya prevalensi yang besar pada variabel crowding.

5.4. Kompleksitas Maloklusi Klas II