15
2.3.7. Lingual Posterior x-bite
Posterior cross bite terjadi akibat kurangnya koordinasi dalam dimensi lateral antara lengkung gigi maksila dan lengkung gigi mandibula. Lingual posterior
x-bite merupakan keadaan kondisi maksila bagian posterior beroklusi sepenuhnya pada aspek lingual mandibula bagian posterior Gambar 2.9.
19
Gambar 2.9. Lingual Posterior x-bite
14
2.3.8. Buccal Posterior x-bite
Bentuk posterior cross bite adalah gigi-gigi maksila bagian posterior beroklusi sepenuhnya pada aspek bukal gigi-gigi mandibula bagian posterior dinamakan
bukal posterior x-bite Gambar 2.10. Kondisi ini juga dinamakan sebagai scissors bite. Skeletal cross bite dapat terjadi karena malposisi atau malformasi
rahang. Cross bite jenis ini biasanya akibat perkembangan embrio yang tidak sempurna juga dapat terjadi sebagai akibat pertumbuhan mandibula yang
berlebihan dengan karakteristik lengkung maksila sempit. Dental cross bite disebabkan gangguan yang terlokalisir seperti erupsi ektopik gigi permanen
atau over retained gigi desidui. Panjang lengkung gigi yang mengalami
Universitas Sumatera Utara
16
diskrepansi dapat menyebabkan crowding dan posisi lingual gigi maksila menjadi dental cross bite. Functional cross bite adanya gangguan oklusal akan
menyebabkan deviasi mandibula selama rahang menutup. Keadaan ini menyebabkan unilateral posterior cross bite
19
.
Gambar 2.10. Buccal Posterior x-bite
14
2.3.9. Penilaian sefalometri untuk : ANB, SN-GoGn , IMPA
Sudut ANB terbentuk melalui perpotongan garis yang menghubungkan nasion ke titik A dan nasion ke titik B. Nilai rata-rata adalah 2°. Pertambahan sudut ini
mengindikasikan tendensi Klas II skeletal, bila sudut berkurang dari nilai normal, nilainya menjadi negative yang menyebabkan hubungan skeletal
Klas III.
19
Universitas Sumatera Utara
17
Gambar 2.11. Sudut ANBa,SN-GoGnb,IMPAc
14
Bidang mandibula di bentuk antara titik gonion Go dan gnathion Gn. Sudut bidang mandibula dibentuk dengan menghubungkan bidang ini ke anterior
cranial base S-N. Rata-rata besar sudut adalah 32°. Sudut bidang mandibula yang bertambah besar atau kecil menandakan pola pertumbuhan yang tidak
baik. Pola yang demikian mempengaruhi hasil perawatan, dan adalah bijaksana untuk mengantisipasi problem jika terjadi seperti ini.
20
Sudut IMPA dibentuk oleh perpotongan aksis gigi insisivus mandibula dengan bidang mandibula.
Nilai rata-rata adalah 90°. Peningkatan nilai sudut ini mengindikasikan proklinasi insisivus mandibula Gambar 2.11.
20
b a
c
Universitas Sumatera Utara
18
2.3.10. Dan lain lain