4.3.6. Oklusi Molar
Oklusi Molar Tabel 4.9 menunjukkan bahwa pada maloklusi Klas I dengan kompleksitas sedang memiliki skor Oklusi Molar tertinggi pada hubungan end on
Klas IIIII 20. Maloklusi Klas II dengan kompleksitas tinggi memiliki skor terbesar pada hubungan beyond Klas II 100. Maloklusi Klas III dengan
kompleksitas sedang dan tinggi memiliki hubungan full Klas III 7,7. Nilai F
hit
= 1,124, F
tab
= 2,50 Nilai F
hit
F
tab
sehingga Ho diterima yang menunjukkan tidak ada perbedaan p : 0,345.
Tabel 4.9. Persentase Oklusi Molar dengan Tingkat Kompleksitas Maloklusi pada Pasien di Klinik Ortodonsia Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan
FKG USU Tahun 2006-2009
Maloklusi Klas I Maloklusi Klas II
Maloklusi Klas III Nilai
No Skor Oklusi
Molar Rendah
Sedang Tinggi
Rendah Sedang
Tinggi Rendah
Sedang Tinggi
F
1 Klas I 15,8
18,4 10,5
5,3 13,2
31,6 2,6
2,6 1,124
2 End on Klas
IIIII 15
20 10
20 20
5 5
5 3
Full Klas IIIII
15,4 7,7
23,1 38,5
7,7 7,7
4 Beyond Klas
IIIII 100
Sumber: : Hasil Penelitian, 2009 data diolah
4.3.7. Lingual Posterior x-bite
Pada Tabel. 4.10, diperoleh bahwa skor Lingual Posterior x-bite tertinggi pada maloklusi Klas I dengan kompleksitas tinggi yaitu pada dua gigi 33,3. Maloklusi
Klas II dengan kompleksitas tinggi, skor terbesar pada empat gigi 100. Maloklusi
Universitas Sumatera Utara
Klas III dengan kompleksitas tinggi, skor terbesar pada dua gigi 33,3. Nilai F
hit
= 0,636, F
tab
= 2,50 Nilai F
hit
F
tab
sehingga Ho diterima yang menunjukkan tidak ada perbedaan p : 0,594.
Tabel 4.10. Persentase Lingual Posterior x-bite dengan Tingkat Kompleksitas Maloklusi pada Pasien di Rumah Sakit Gigi dan Mulut
Pendidikan FKG USU Tahun 2006-2009
Maloklusi Klas I Maloklusi Klas II
Maloklusi Klas III Nilai
No Skor
Lingual Posterior
x-bite Rendah
Sedang Tinggi
Rendah Sedang
Tinggi Rendah
Sedang Tinggi
F
1. - 14,8
16,7 11,1
3,7 14,8
31,5 1,9
3,7 1,9
0,636 2. 1 gigi
7,1 28,6
21,4 28,6
7,1 7,1
3. 2 gigi 33,3
33,3 33,3
4. 4 gigi 100
Sumber: : Hasil Penelitian, 2009 data diolah
4.3.8. Buccal Posterior x-bite
Buccal Posterior x-bite Tabel 4.11 menunjukkan bahwa pada maloklusi Klas I dengan kompleksitas sedang memiliki skor Buccal Posterior x-bite tertinggi pada
satu gigi 36,4. Maloklusi Klas II dengan kompleksitas tinggi memiliki skor terbesar pada empat gigi 100. Maloklusi Klas III dengan kompleksitas tinggi
memiliki skor terbesar pada dua gigi 33,3. Nilai F
hit
= 2,297, F
tab
= 2,50 Nilai F
hit
F
tab
sehingga Ho diterima yang menunjukkan tidak ada perbedaan p : 0,085.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.11. Persentase Buccal Posterior x-bite dengan Tingkat Kompleksitas Maloklusi Pasien di Rumah Sakit Gigi dan Mulut
Pendidikan FKG USU Tahun 2006-2009
Maloklusi Klas I Maloklusi Klas II
Maloklusi Klas III Nilai
No Skor Buccal
Posterior x- bite
Rendah Sedang
Tinggi Rendah
Sedang Tinggi
Rendah Sedang
Tinggi F
1. - 15,8
15,8 10,5
3,5 21,1
26,3 3,5
1,8 1,8
2,297 2. 1 gigi
36,4 45,5
9,1 9,1
3. 2 gigi 33,3
33,3 33,3
4. 4 gigi 100
Sumber: : Hasil Penelitian, 2009 data diolah
4.3.9. Sudut ANB
Pada Tabel. 4.12, diperoleh bahwa skor sudut ANB umumnya pada maloklusi Klas I dengan kompleksitas sedang, yaitu pada range -1,5° – 5,5° mm 22,4. Maloklusi
Klas II dengan kompleksitas tinggi, skor terbesar pada range 5,5° mm 72,7. Pada maloklusi Klas III besar sudut ANB ditemukan merata pada kompleksitas rendah,
sedang, dan tinggi, dengan skor terbesar pada range -1,5° mm 33,3. Nilai F
hit
= 0,943, F
tab
= 3,13 Nilai F
hit
F
tab
sehingga Ho diterima yang menunjukkan tidak ada perbedaan p : 0,471.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.12. Persentase Sudut ANB dengan Tingkat Kompleksitas Maloklusi Pada Pasien di Klinik Ortodonsia Rumah Sakit Gigi dan Mulut
Pendidikan FKG USU Tahun 2006-2009
No Skor Sudut ANB
Maloklusi Klas I Maloklusi Klas II
Maloklusi Klas III Nilai
Rendah Sedang
Tinggi Rendah
Sedang Tinggi
Rendah Sedang
Tinggi F
1. -1,5°
33,3 33,3
33,3 0,943
2. -1,5° – 5,5°
15,5 22,4
12,1 3,4
15,5 24,1
1,7 1,7
3,4 3.
5,5° 27,3
72,7
Sumber: : Hasil Penelitian, 2009 data diolah
4.3.10. Sudut SNGoGn