air dan input. 5.
Meningkatkan kemampuan petani mengadopsi teknologi baru dengan
teknologi tepat dan spesifik lokasi. • Deptan
3. Pengemba-
ngan pengolahan
hasil. 1.
Mendorong pengembangan usaha pelayanan jasa pasca panen
pengolahan, penyimpanan. 2.
Mendorong pengembangan lumbung pangan masyarakat desa menjadi
lumbung modern. • Deptan
• Deptan,
Depdagri dan Otda.
4. Perlindungan
petani atas gejolak harga
output pada masa panen
raya. 1.
Menetapkan ‘harga perlindungan petani’ ditetapkan sekitar 20-30 di
atas biaya produksi. 2.
Menetapkan kebijakan pendukung bagi efektivitas kebijakan harga
perlindungan petani, yaitu : -
Pembelian gabah oleh pemerintah saat panen raya sesuai outlet yang
tersedia pada tingkat harga sama pada harga perlindungan pertain atau lebih
besar sesuai dengan harga pasar.
- Penetapan tariff impor, dengan
memperhatikan dosparitas harga domestik dan internasional dengan
memperhatikan pada ketentuan WTO.
- Pengaturan impor
• Menko Perekonomian
, Deptan, Deperindag.
• Bulog • Depkeu
• Deperindag,
Bulog.
2.3 Pertanian
Pertanian adalah suatu sistem ekologi, sistem lingkungan yang kompleks yang berkaitan langsung dengan tumbuhan, hewan, alam serta manusia. Dunia pertanian
adalah suatu bidang di negara berkembang yang akan menjerit paling keras jikalau perdagangan bebas itu diterapkan M. Isnaini, 2006 : 276.
Di antara produk pertanian yang diperdagangkan di pasar dunia, sekitar 80 di antaranya adalah komoditas pangan. Memang sangat strategis buat Negara Maju
menguasai pangan, tidak saja di lihat dari kepentingan ekonomi tetapi juga
Universitas Sumatera Utara
kepentingan politik. Di sub-sektor itulah, banyak penduduk miskin Negara berkembang menggantungkan hidupnya. Kehancuran sub-sektor pangan sama artinya
dengan kehancuran ekonomi rakyat, tidak hanya di Indonesia tetapi juga Negara berkembang lainnya yang agraris.
Di daerah pedesaan yang merupakan kontributor dari ¾ kemiskinan di Indonesia, sektor pertanian bukan hanya mempunyai kontribusi sebesar 67 dari
poverty incidence pengaruh kemiskinan, tetapi juga mempunyai tingkat kemiskinan yang paling tinggi di lihat dari semua ukuran kemiskinan yang ada. Gambaran di atas
memberikan implikasi kebijakan yang sangat luas. Pertama, walaupun tingkat kemiskinan di daerah pedesaan telah mengalami penurunan yang cukup signifikan,
tetapi kemiskinan di daerah pedesaan dan sektor pertanian masih memerlukan perhatian dan prioritas utama. Kedua, alokasi anggaran untuk mengatasi kemiskinan
tetap harus mendapatkan prioritas untuk mengingat besarnya kedalaman tingkat kemiskinan di daerah pedesaan dan pertanian. Ketiga, tingginya intensitas
kemiskinan akan membuat program anti kemiskinan di sektor pertanian harus didesain lebih hati-hati mengingat heterogenitas dalam faktor-faktor yang
menyebabkan kemiskinan tersebut Achmad Suryana, 2001 : 174.
2.4 Petani Organik dan Petani Anorganik Konvensional
Petani organik adalah petani yang melakukan pengolahan lahan dengan didasarkan pada proses sumber daya alam menurut siklus kehidupan, dengan sistem
yang membudaya untuk memproduksi tanaman dengan kondisi pertumbuhan yang baik dan sehat. Pertanian organik meliputi kegiatan seperti bertani dengan
Universitas Sumatera Utara
menggunakan kompos, kotoran ternak dan bahan organik lainnya sehingga dapat membangun siklus kehidupan secara alamiah.
Menurut Kamus Wikipedia Usaha tani organik organic farming adalah : bentuk usaha tani yang menghindari atau secara besar-besaran menyingkirkan
penggunaan pupuk dan pestisida sintetik, zat pengatur tumbuh tanaman dan perangsang.
IFOAM International Federation of Organic Agriculture 1989 mendefenisikan pertanian organik sebagai :
1. memproduksi pangan dalam jumlah yang mencukupi, 2. mengupayakan sistem budidaya yang alami,
3. mempertahankan siklus biologis tanaman, 4. mengupayakan penggunaan sumberdaya yang dapat diperbaharui, dan
5. memungkinkan produsen memperoleh pengembalian yang cukup dalam jangka panjang.
Dengan demikian sistem pertanian organik menerapkan teknik-teknik seperti penggunaan kompos, rotasi tanaman, menghindari penggunaan pupuk dan bahan
kimia lainnya yang terurai, menghindari penggunaan zat perangsang tumbuh dan antibiotik serta penggunaan tenaga kerja ekstra sebagai kontribusi positif bagi
pertanian dan masyarakat pedesaan. Pertanian organik adalah sistem manajemen produksi holistik yang
meningkatkan dan mengembangkan kesehatan agroekosistem, termasuk keragaman hayati, siklus biologi dan aktivitas biologi tanah Sebastian E S, 2008 : 61.
Universitas Sumatera Utara
Pupuk Organik disebut juga Pupuk alami yaitu merupakan bahan-bahan yang dapat meningkatkan kesuburan tanah serta bahan-bahannya diambil dari bahan alami
seperti kotoran hewan, sampah yang membusukdibusukkan serta bahan alami lain yang ramah lingkungan yang sering juga dikatakan pupuk organik.
Produk pertanian organik ditetapkan dengan Standar Nasional Indonesia SNI, Pertanian Organik yang disahkan oleh Badan Standarisasi Nasional melalui BSN SNI
01-6729-2002 Sebastian E S, 2008 : 61. Pertanian oganik sudah sejak lama kita kenal, sejak ilmu bercocok tanam
dikenal manusia. Pada saat itu semuanya dilakukan secara tradisional dan menggunakan bahan-bahan alamiah. Sejalan dengan perkembangan ilmu pertanian
dan ledakan populasi manusia maka kebutuhan pangan juga meningkat. Saat itu revolusi hijau di Indonesia memberikan hasil yang signifikan terhadap pemenuhan
kebutuhan pangan. Dimana penggunaan pupuk kimia sintetis, penanaman varietas unggul berproduksi tinggi
high yield variety , penggunaan pestisida, intensifikasi
lahan dan lainnya mengalami peningkatan. Namun belakangan ditemukan berbagai permasalahan akibat kesalahan manajemen di lahan pertanian. Pencemaran pupuk
kimia, pestisida dan lainnya akibat kelebihan pemakaian bahan-bahan tersebut, ini berdampak terhadap penurunan kualitas lingkungan dan kesehatan manusia akibat
selalu tercemar bahan-bahan sintetis tersebut. Pemahaman akan bahaya bahan kimia sintetis dalam jangka waktu lama mulai
disadari sehingga dicari alternatif bercocok tanam yang dapat menghasilkan produk yang bebas dari cemaran bahan kimia sintetis serta menjaga lingkungan yang lebih
sehat. Sejak itulah mulai dilirik kembali cara pertanian alamiah back to nature
.
Universitas Sumatera Utara
Namun pertanian organik modern sangat berbeda dengan pertanian alamiah di jaman dulu. Dalam pertanian organik modern dibutuhkan teknologi bercocok tanam,
penyediaan pupuk organik, pengendalian hama dan penyakit menggunakan agen hayati atau mikroba serta manajemen yang baik untuk kesuksesan pertanian organik
tersebut. Pertanian organik di definisikan sebagai sistem produksi pertanian yang holistik dan terpadu, dengan cara mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas agro-
ekosistem secara alami, sehingga menghasilkan pangan dan serat yang cukup, berkualitas, dan berkelanjutan.
IFOAM, menjelaskan pertanian organik adalah sistem pertanian yang holistik yang mendukung dan mempercepat siklus biologi dan aktivitas biologi tanah.
Sertifikasi produk organik yang dihasilkan, penyimpanan, pengolahan, pasca panen dan pemasaran harus sesuai standar yang ditetapkan oleh badan standardisasi.
Penggunaan GMOs Genetically Modified Organisme
tidak diperbolehkan dalam setiap
tahapan pertanian organik mulai produksi hingga pasca panen. Sebagian orang
menilai bahwa pertanian konvensional tidak beda dengan pertanian berkelanjutan. Perbedaannya hanya terletak pada penggunaan unsur-unsurnya. Pertanian
berkelanjutan lebih menekankan penggunaan unsur-unsur alam, dan mesti bekerjasama dengan alam untuk jangka waktu yang panjang, unsur-unsur yang
digunakan untuk usaha pertanian tidak boleh merusak alam. Namun ada juga yang berpendapat bahwa pertanian berkelanjutan harus melawan pertanian konvensional,
dengan cara menghentikan total penggunaan bahan kimia pertanian http:www.kadin-Indonesia.or.idenmimagesdokumenKADIN-98-2918-
10062008.pdf WIB.
diakses 18Oktober2009Pukul 11.00
Universitas Sumatera Utara
Menurut Jaker PO Jaringan Kerja Pertanian Organik dan IFOAM, ada 4 prinsip dasar dalam membangun gerakan pertanian berkelanjutan:
1. Prinsip ekologi. Prinsip ini mengembangkan upaya bahwa pola hubungan antara organisme
dengan alam adalah satu kesatuan. Upaya-upaya pemanfaatan air, tanah, udara, iklim serta sumber-sumber keanekaragaman hayati di alam harus seoptimal mungkin tidak
mengeksploitasi. Upaya-upaya pelestarian harus sejalan dengan upaya pemanfaatan. 2. Prinsip teknis produksi dan pengolahan.
Prinsip teknis ini merupakan dasar untuk mengupayakan suatu produk organik. Yang termasuk dalam prinsip ini mulai dari transisi lahan model pertanian
konvensional ke pertanian berkelanjutan, cara pengelolaannya, pemupukan, pengelolaan hama dan penyakit hingga penggunaan teknologi yang digunakan sejauh
mungkin mempertimbangkan kondisi fisik setempat. 3. Prinsip sosial ekonomis.
Prinsip ini menekankan pada penerimaan model pertanian secara sosial dan secara ekonomis menguntungkan petani. Selain itu juga mendorong berkembangnya
kearifan lokal, kesetaraan antara perempuan dan laki-laki, dan mendorong kemandirian petani.
4. Prinsip politik. Prinsip ini mengutamakan adanya kebijakan yang tidak bertentangan dengan
upaya pengembangan pertanian berkelanjutan. Kebijakan ini baik dalam upaya produksi, kebijakan harga, maupun adanya pemasaran yang adil
http:www.edmart.staff.ugm.ac.id?satoewarna=indexwinoto=baseaction=listme
Universitas Sumatera Utara
nuskins=2ekologi+pertanianid=332tkt=4
Sumber bahan organik tanah adalah jaringan tanaman baik yang berupa serasah atau sisa tanaman yang berupa batang, akar atau daun yang kemudian di rombak oleh
mikroorganisme tanah, atau sisa hewan yang berupa kotoran maupun bangkai hewan. Secara kimiawi bahan organik tersusun atas karbohidrat, protein, lignin dan sejumlah
senyawa kecil seperti lemak, lilin dan sebagainya M. Isnaini 2006 : 67. diakses 10Oktober2009Pukul 11.00
WIB.
Kelemahan pertanian organik adalah : 1. Hasil produksi pertanian organik lebih sedikit bila dibandingkan dengan
pertanian anorganik yang memakai bahan kimia terutama pada awal menerapkan pertanian organik. Karena hal ini juga maka pertanian organik
masih dianggap mahal. Dalam jangka panjang, pupuk organik sangat baik untuk tanaman, karena sifat pupuk organik yang memberi pengaruh lama.
Setelah penggunaan pupuk organik secara terus-menerus dalam waktu lama, maka diharapkan hasil pertanian secara standar juga akan didapatkan.
Misalnya, di beberapa tempat di India, hasil standar baru akan didapatkan setelah penggunaan pupuk organik setelah 22 tahun.
2. Pengendalian jasad pengganggu secara hayati dengan cara mekanik, penggunaan musuh alami atau pestisida alami dianggap kurang efektif
dibandingkan dengan penggunaan pestisida kimia. 3. Terbatasnya informasi tentang pertanian organik. Belum ada penyuluhan-
penyuluhan secara menyeluruh tentang budidaya pertanian organik dan pengendalian organisme pengganggu secara lebih jelas dan mengena.
Universitas Sumatera Utara
Di samping kelemahan, pertanian organik juga memiliki kelebihan, yaitu : 1. Meningkatkan aktivitas yang menguntungkan bagi tanaman.
2. Meningkatkan cita rasa dan kandungan gizi. 3. Meningkatkan ketahanan dari serangan organisme pengganggu.
4. Memperpanjang umur simpan dan memperbaiki struktur. 5. Membantu mengurangi erosi.
Pertanian organik menerapkan cara pandang pada sistem pertanian yang mendorong terbentuknya tanah dan tanaman sehat dengan memanfaatkan daur ulang
hara pada bahan-bahan organik seperti limbah organik, kotoran ternak, dll, rotasi tanaman, pengolahan tanah dengan sisa-sisa mulsa yang tepat serta menghindari
penggunaan pupuk dan pestisida kimiasintentik. Tujuan utama yang ingin dicapai adalah :
1 menghasilkan kualitas bahan pangan yang baik dalam jumlah yang cukup, 2 melaksanakan interaksi yang bersifat sinergi dengan sistem dan daur alamiah yang
mendukung semua kehidupan yang ada, 3 mendorong dan meningkatkan daur ulang dalam sistem usaha tani dengan
mengaktifkan jasad renik, flora dan fauna tanah, tanaman dan hewan, 4 memelihara kesuburan tanah secara berkelanjutan,
5 menggunakan sebanyak mungkin sumber-sumber terbaru yang berasal dari sistem usahatani,
6 memanfaatkan bahan-bahan yang mudah di daur ulang baik didalam maupun diluar usaha tani http:www.osdir.comml200906memberdayakan-kualitas-
produk-tanihtml WIB.
diakses 23September2009Pukul 16.00
Universitas Sumatera Utara
Manfaat pemberian pupuk organik ke dalam tanah dapat memperbaiki sifat-sifat tanah memperbaiki struktur tanah, porositas, permeabilitas, meningkatkan
kemampuan untuk menahan air, dll, sifat kimia meningkatkan kemampuan tanah untuk menyerap kation sebagai sumber hara makro dan mikro, dan pada tanah masam
dapat menaikan pH dan sifat biologi tanah meningkatkan aktivitas mikroba. Pupuk organik memegang peran penting dalam meningkatkan produktivitas tanah dan
pertumbuhan tanaman. Oleh karena itu, pupuk organik menggunakan sumber bahan baku dari bahan organik yang dapat diperoleh dari kotoran ternak sapi, babi atau
kambing, dll. Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan tujuan jangka pendek pertanian organik adalah :
1. Adanya perubahan pola pikir masyarakat setempat bahwa pertanian organik dapat dilakukan dimana saja.
2. Mengembangkan dan meningkatkan minat petani pada kegiatan budidaya pertanian organik baik sebagai mata pencaharian utama maupun hanya
sampingan. 3. Peningkatan peluang pasar karena ketersediaan lahan pertanian yang sangat
sempit. 4. Mempertahankan dan melestarikan produktivitas lahan pertanian sehingga lahan
mampu berproduksi secara berkelanjutan. 5. Mengembalikan fauna yang hidup di dalam tanah guna membantu memulihkan
tanah juga menghidupkan ekosistem yang terputus. Tujuan jangka panjang, yaitu :
1. Melindungi dan melestarikan keanekaragaman hayati yang hampir musnah.
Universitas Sumatera Utara
2. Memasyarakatkan kembali budidaya organik yang sangat bermanfaat dalam mempertahankan dan meningkatkan produktivitas lahan sehingga menunjang
kegiatan budidaya pertanian yang berkelanjutan. 3. Membatasi terjadinya pencemaran lingkungan hidup akibat residu pestisida dan
pupuk serta bahan kimia lainnya. 4. Mengurangi ketergantungan petani terhadap masukan dari luar yang cukup mahal
harganya dan menyebabkan pencemaran lingkungan disekitarnya. 5. Mengembangkan dan mendorong kembali dan munculnya teknologi pertanian
organik yang telah dimiliki petani secara turun temurun, 6. Membantu meningkatkan kesehatan masyarakat dengan cara menyediakan
produk-produk pertanian yang bebas residu pestisida. Keuntungan makanan organik jangka panjang bagi tubuh manusia adalah
membuat kerja organ lebih ringan, daya tahan tubuh jadi meningkat, lebih bugar dan tidak mudah terserang penyakit. Dampak positif lainnya adalah mengurangi resiko
gejala alergi, asma, dermatitis dan sebagainya. Sedangkan keuntungan jangka panjang pertanian organik adalah tanah lebih gembur dan mudah di olah, gulma dan
tanaman lainnya lebih sedikit dan lebih mudah dibersihkan. Berbeda dengan petani organik, petani anorganik cenderung menggunakan
pupuk kimia dan memaksa tanaman tumbuh, tetapi hasil dari sistem ini adalah menambah kerentanan tanaman terhadap hama dan penyakit yang mengakibatkan
menaiknya kebutuhan tambahan bahan kimia berbahaya lainnya. Sistem ini juga melawan proses alamiahnya alam secara turun temurun, sehingga masalah serupa
akan terjadi terus menerus
Universitas Sumatera Utara
Dampak akibat pemakaian pestisida sangat mencemaskan diantaranya: 1.
Rusaknya struktur tanah pertanian karena berbagai jenis mikro organisme yang berperan menggemburkan tanah, mati oleh pupuk dan pestisida kimia.
2. Pemakaian pestisida yang sangat tinggi ini mengakibatkan terjadi
pembunuhan masal terhadap fauna yang hidup didalam tanah. 3.
Rusaknya ekosistem alam rantai makanan karena sebahagian dari mahkluk di alam ini hampir punah populasinya, sehingga binatang yang lain
populasinya meningkat tanpa ada yang mengganggu dan menjadi hama perusak bagi tanaman.
4. Tercemarnya lingkungan yang mengganggu kesehatan manusia melalui udara,
air dan lain-lain, dimana banyak sekali kita lihat penyakit yang aneh, dan muncul dimasyarakat Sebastian E S, 2008 : 23.
Pengalaman-pengalaman terdahulu menunjukkan bahwa upaya-upaya dalam meningkatkan produksi secara maksimal dan masal sering berpatokan pada
pemanfaatan input-input pertanian yang bersifat kimiawi seperti pupuk anorganik dan pestisida kimiawi yang sangat intensif. Langkah-langkah tersebut sangat diilhami
oleh keberhasilan teknologi revolusi hijau yang mampu meningkatkan produksi khususnya padi secara dramatis dengan menggunakan bibit padi unggul sejak
REPELITA I hingga kini. Pemanfaatan bibit-bibit unggul tersebut ternyata membutuhkan input-input pertanian yang sangat tinggi dan mahal. Demikian pula
serangan hama dan penyakit tanaman sepertinya berpacu dengan setiap pemanfaatan bibit jenis baru. Akhir-akhir ini telah diyakini bahwa penerapan pertanian ini ternyata
memunculkan banyak permasalahan yang terkait dengan peningkatan produksi
Universitas Sumatera Utara
pangan dalam jangka panjang antara lain http:www.osdir.comml200906memberdayakan
-kualitas-produk-tanihtml WIB:
diakses 23September2009Pukul 16.00 1. Peningkatan pencemaran pada lahan-lahan pertanian akibat penggunaan bahan
kimiawi yang sangat intensif. 2. Berkurangnya kandungan C-organik tanah hingga pada level yang membahayakan,
aspek biologi tanah tertentu yang tidak tahan pada kondisi tersebut akibat dari penerapan pupuk an-organik sangat cepat reaksinya sehingga penggunaan bahan
organik semakin berkurang. 3. Sistem pertanian green revolution
sangat boros terhadap energi akibat dari varietas-varietas unggul khususnya padi akan mampu berproduksi tinggi apabila
diberikan input pertanian yang tinggi. Input unsur makro saja yang berlebihan mengakibatkan keseimbangan unsur hara dalam tanah terganggu.
4. Penerapan teknologi revolusi hijau akhirnya merembet pada lahan-lahan kering dengan komoditas bukan padi dan selalu menggunakan istilah pupuk berimbang
yang sering didasari oleh dosis pupuk anjuran nasional bukan dosis lokal. Kondisi tanah di masing-masing daerah adalah berbeda sehingga kebutuhan pupuk
seharusnya juga tidak sama. Secara umum terdapat perbedaan yang mencolok, baik secara anatomi maupun
ekonomi antara budidaya tanaman secara organik dan tanaman anorganik konvensional. Perbedaannya tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Universitas Sumatera Utara
Perbandingan tanaman organik dan anorganik konvensional. I. Anatomi
Perbandingan anatomi konsep pertanian organik dan konvensional
Tabel 3 Uraian
Tanaman Organik Tanaman Anorganik
Perlakuan Pra produksi sampai
Pasca produksi Dilakukan secara tradisional
tanpa menggunakan alat-alat mekanisasi yang dapat merusak
kesuburan tanah. Menggunakan alat-alat semi
sampai full mekanis dalam setiap tahap pekerjaan
Bibit Berasal dari varietas bibit-bibit
lokal Berasal dari bibit unggu l,
hibrida, dan transgenik transformasi gen.
Pola tanam Ditanam secara tumpangsari,
pergiliran tanaman, dsb mix cropping
Monokultur satu jenis tanaman pada satu hampar
lahan.
Pengairan Sederhana, dan berkelanjutan.
Mekanis, sehingga mempercepat pengurasan air
tersedia pada lahan. Bentuk fisik
tanaman Kokoh, tidak mengandung
banyak air. Lemah, mengandung banyak
air, sehingga mudah diserang Hama dan Penyakit.
Umur tanaman Panjang
Pendek
Universitas Sumatera Utara
Pertumbuhan Agak lambat, karena tumbuh
secara alami. Cepat, tumbuh
Resistensi hama penyakit
Tahan hama dan penyakit. Mudah diserang hama dan
penyakit.
Pemupukan Menggunakan bahan-bahan
kimia organis asli dan mudah terurai secara alami.
Kimia non-organis sintetis, sehingga sulit terurai dan
menimbulkan timbunan senyawa baru yang merusak
keseimbangan biokhemis tanah.
Perlintan Menggunakan pendekatan
alternatif dan keseimbangan ekologis.
Menggunakan pestisida kimia sintetis beracun.
Seimbang, sedikit dalam masa produksi yang panjang.
Tidak menentu banyak dalam masa produksi yang
singkat. Hasilkualitas
produksi Beraneka ragam, berkualitas
tinggi, bebas residu kimia beracun, mengandung gizi yang
seimbang, tahan disimpan lama, dsb
Sejenis, kurang berkualitas, mengandung residu kimia
berbahaya, kandungan gizi tidak berimbang, dan tidak
tahan untuk disimpan lama. Rasa
Enak aromatik Tawar, kurang enak,
Universitas Sumatera Utara
II. Ekonomi dan sosial, serta kesehatan Tabel 4
Uraian Tanaman Organik
Tanaman Anorganik
Pilihan konsumen
Disukai konsumen. Kurang disukai, karena
kurang enak. Harga
Lebih adil , karena pola pasar dari produsen langsung ke
konsumen. Relatif, tergantung pedagang
dan distribusi yang bertingkat-tingkat.
Resiko kegagalan usaha
tani Sedikit, karena ada Tumpang
sari, rotasi, Lebih besar dengan
peningkatan input serta wabah hamapenyakit
Kerusakan ekosistim lahan
Tidak ada, dan berkelanjutan. Lebih cepat, resistensi hama
pada pestisida, polusi, daur ulang biokemis tanah tidak
seimbang. Resiko sosial
Terbebas dari ketergantungan. Menciptakan ketergantungan
pada petani dan lahan. Resiko budaya
Kreatif dan menjunjung tinggi nilai-nilai tradisi dan kekuatan
alam. Effisien, malas, dan
menimbulkan sifat tamak dan serakah.
Resiko Tidak ada
Pasti , keracunan secara akut
Universitas Sumatera Utara
kesehatan atau kronis.
Catatan : Data-data perbandingan antara pertanian organik dan konvensional
berdasarkan pada pengalaman dari petani-petani organik yang menjadi rekanan PAN Indonesia 2003.
2.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertanian