HACCP Hazard Analysis Critical Control Point

8. Pendinginan Proses pendinginan dilakukan selama 1 jam 9. Pengemasan Setelah proses pendinginan selesai kemudian dilakukan pengemasan dengan menggunakan plastik. 10. Tidak dikemas Setelah proses pendinginan selesai roti yang tidak dikemas dimasukkan ke dalam keranjang tempat roti sebelum akhirnya di pasarkan dijajakan.

2.7 HACCP Hazard Analysis Critical Control Point

HACCP Hazard Analysis Critical Control Point atau Analisis Bahaya dan Pengendalian Titik Kritis adalah suatu system yang mengidentifikasi, mengevaluasi dan mengendalikan bahaya yang nyata bagi keamanan pangan SNI,1998. HACCP Hazard Analysis Critical Control Point atau Analisis Bahaya dan Pengendalian Titik Kritis adalah suatu konsep pendekatan sistematis terhadap identifikasi dan penilaian bahaya dan resiko yang berkaitan dengan pengolahan, distribusi dan penggunaan produk makanan, termasuk pendefenisian cara pencegahan untuk pengendalian bahaya Nuraini, 2008 HACCP dan titik pengendalian kritis terdiri dari 7 elemen sebagai berikut: 1. Identifikasi bahaya dan penilaian tingkat bahaya dan resiko analisis bahaya 2. Penentuan titik pengendalian titik kritis CCP: Critical Control Point yang dibutuhkan untuk mengendalikan bahaya 3. Spesifikasi batas kritis yang dapat menunjukkan bahwa suatu proses dapat dikendalikan pada titik pengendalian kritis CCP tertentu Universitas Sumatera Utara 4. Penyusunan dan penetapan sistem pemantauan 5. Pelaksanaan tindakan perbaikan ketika batas kritis tidak tercapai 6. Verifikasi suatu sistem, dilakukan untuk menguji keefektifan suatu sistem 7. Penyimpanan data atau dokumen, dilakukan agar informasi yang diperoleh dari studi Analisis Bahaya dan Titik Pengendalian Kritis HACCP serta verifikasinya dapat dievaluasi kembali, diaudit atau untuk maksud-maksud lain. Analisis bahaya pada roti, yaitu terdiri dari: 1. Bahaya biologis yang dapat dihilangkan CCP1 dengan pemanggangan 180°C seperti E.coli, kutu tepung. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan terhadap bahan bakumentah. Pertanyaan 1 : Apakah mungkin bahan bakumentah mengandung bahaya pada tingkat yang tidak dapat diterima? Ya Pertanyaan 2 : Apakah pengolahan termasuk cara penggunaan oleh konsumen dapat menghilangkan atau mengurangi bahaya sampai pada tingkat yang dapat diterima? Ya Titik pengendalian kritis CCP2 Universitas Sumatera Utara Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pada setiap pengolahan Pertanyaan 3: Apakah pada saat pengayakan tepung dapat mencegah meningkatkan bahaya sampai pada tingkat yang tidak dapat diterima? Tidak Pertanyaan 4 : Apakah pada proses pencampuran tepung dapat mencegah meningkatkan bahaya sampai pada tingkat yang tidak dapat diterima? Tidak Pertanyaan 5 Apakah pada proses penggilingan tepung dapat mencegah meningkatkan bahaya sampai pada tingkat yang tidak dapat diterima? Tidak Universitas Sumatera Utara Pertanyaan 6 : Apakah pada proses pembentukan adonan dapat mencegah meningkatnya bahaya sampai pada tingkat yang tidak dapat diterima? Tidak Pertanyaan 7 : Apakah pada proses pemanggangan roti dapat mencegah meningkatnya bahaya sampai pada tingkat yang tidak dapat diterima? Ya Titik pengendalian kritis CCP 1 Universitas Sumatera Utara Diagram HACCP pada pembuatan Roti Roti Dicampur Penggilingan Tepung, mentega, garam, gula, ragi, pelembut Pembentukan adonan Dipanggang 180ºC CCP = Tindakan pengendalian bahaya E.coli Didinginkan Air Dikemas Penyajian Universitas Sumatera Utara Lembar ABTPK Analisis Bahaya dan Titik Pengendalian Kritis Titik pengendal ian Bahaya Cara pengendalian Parameter Titik Pengendalian Kritis Batas kritis Nilai Target Pemantauan Tindakan koreksi Roti E.coli Kutu tepung Pemanggangan Penganyakan tepung Tidak ada E.coli E.coli= Kutu tepung= Tidak ada nilai target Pemanggang an benar- benar matang Pemanggangan roti harus 180°C selama 15-20 menit Pengayakan tepung untuk menghindari kutu tepung Universitas Sumatera Utara

2.8 KERANGKA KONSEP

Dokumen yang terkait

Higiene Sanitasi Pengolahan dan Analisa Boraks pada Bubur Ayam yang Dijual di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2012

30 178 152

Higiene dan Sanitasi Pengelolaan Roti Kering Pada Dua Perusahaan di Kota Medan Tahun 2004

1 35 97

Hubungan Karakteristik Individu, Praktik Higiene, dan Sanitasi Lingkungan Rumah dengan Kejadian TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015

0 6 129

Hubungan Karakteristik Individu, Praktik Higiene, dan Sanitasi Lingkungan Rumah dengan Kejadian TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015

2 3 16

Hubungan Karakteristik Individu, Praktik Higiene, dan Sanitasi Lingkungan Rumah dengan Kejadian TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015

2 4 2

Hubungan Karakteristik Individu, Praktik Higiene, dan Sanitasi Lingkungan Rumah dengan Kejadian TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015

4 7 9

Hubungan Karakteristik Individu, Praktik Higiene, dan Sanitasi Lingkungan Rumah dengan Kejadian TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015

3 10 23

Hubungan Karakteristik Individu, Praktik Higiene, dan Sanitasi Lingkungan Rumah dengan Kejadian TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015

0 1 3

Hubungan Karakteristik Individu, Praktik Higiene, dan Sanitasi Lingkungan Rumah dengan Kejadian TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015

0 0 31

HYGIENE DAN SANITASI PENGOLAHAN ROTI PADA PABRIK ROTI PATEN BAKERY

0 0 5