Sosial Budaya Status Sosial Ekonomi Media Massa

38 didasarkan pada kandungan gizi tetapi sekedar bersosialisasi, untuk kesenangan dan supaya tidak kehilangan status Khomsan, 2003. Remaja belum sepenuhnya matang, baik secara fisik, kognitif dan psikososial. Dalam masa pencarian identitas, remaja cepat sekali terpengaruh lingkungan. Keluarga menjadi tidak begitu penting dibandingkan dengan lingkungan sosial dan teman-teman sebayanya Hanseil dan Mechanic,1990 dalam Dilapanga, 2008. Berdasarkan penelitian Pertiwi 2008, didapatkan hubungan yang bermakna antara pengaruh teman sebaya dengan konsumsi suplemen.

13. Sosial Budaya

Kebiasaan makan suatu masyarakat sangat dipengaruhi oleh faktor dan budaya masyarakat tersebut. Makanan diartikan juga dalam hubungannya dengan kebudayaan karena sebagai bahan makanan yang akan dikonsumsi memerlukan pengesahan dari kebudayaan untuk dapat diterima. Banyak manusia yang meskipun lapar tidak menggunakan semua bahan makanan yang bergizi sebagai makanan karena alasan agama, tabu, dan kepercayaan. Makanan yang disediakan untuk seseorang sangat tergantung kepada statusnya. Kresno, 2007.

14. Status Sosial Ekonomi

Status sosial ekonomi juga terlihat mempunyai hubungan dengan pola makan. Konsumsi buah, jus buah, suplemen, soft drinks, gula dan makanan yang manis meningkat seiring dengan peningkatan sosial ekonomi remaja. Brown et al, 2005 dalam Dilapanga, 2008. 39 Salah satu faktor yang dapat digunakan dalam mengukur status sosial ekonomi adalah uang saku. Menurut Azizah dalam Dilapanga 2009, semakin besar uang saku yang diterima oleh anak maka semakin besar pendapatan keluarga. Uang saku merupakan salah satu pengalokasian dari pendapatan yang diperoleh dalam keluarga yang diberikan kepada anak untuk keperluan harian, mingguan atau bulan Koenjaraningrat dalam Dilapanga 2009.

15. Media Massa

Promosi adalah salah satu variabel di dalam pemasaran. Promosi yang dimaksud dalam hal ini adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang kepada tindakan yang akan manciptakan pertukaran dalam pemasaran. Meningkatnya konsumsi suplemen makanan di masyarakat tidak lepas dari maraknya promosi iklan yang ditawarkan oleh produsen yang saling berlomba- lomba menawarkan produk dengan berbagai macam dari menambah kecantikan, menambah vitalitas, sampai menyembuhkan penyakit Syahni, 2002. Media massa terutama iklan-iklan perdagangan dan promosi penjualan sangat mempengaruhi pada pemilihan susunan makanan. Keunggulan pemakaian media massa adalah dapat menjangkau setiap orang dalam bentuk yang sama dan dapat menimbulkan pengalaman yang sama Berg, 1996 Suhardjo 1986 juga mengatakan bahwa media massa sebagai salah satu sarana komunikasi berpengaruh besar membentuk opini dan kepercayaan seseorang. Ewles dalam Afianti 2008 menyebutkan televisi, radio, majalah, 40 koran dan buku dapat dijadikan saluran komunikasi bagi sejumlah orang. Lastariwati dan Ratnaningsih 2006 dalam Yunaeni 2009 menyebutkan remaja yang masih dalam proses mencari jati diri, sering kali menjadi sasaran empuk bagi produsen yang menawarkan produknya. Hal ini dikarenakan remaja paling cepat dan efektif dalam penyerapan gaya hidup konsumtif, baik dalam kebutuhan primer maupun kebutuhan sekunder. Berdasarkan penelitian Putri 2004, menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara keterpaparan media dengan konsumsi suplemen. Karena sebagian besar responden yaitu sebanyak 84 memperoleh informasi mengenai suplemen berasal dari media masa seperti televisi, surat kabarmajalah.

16. Fast Food