36
mempengaruhi keadaan gizinya karena dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi diharapkan pengetahuan atau informasi tentang gizi yang dimiliki
menjadi lebih baik. Sering masalah gizi timbul karena ketidaktahuan atau kurang informasi tentang gizi yang memadai. Tingkat pendidikan juga
menentukan jenis pekerjaan dan besarnya pendapatan yang akan diperoleh sehingga dapat menentukan daya beli seseorang London 1995 dalam Savitri
2009 Pekerjaan orang tua pun turut menentukan kecukupan gizi dalam sebuah
keluarga. Berg 1996 berpendapat bahwa pekerjaan berhubungan dengan jumlah gaji atau pendapatan yang diterima. Semakin tinggi pendapatan
seseorang maka akan berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas makanan yang dibeli Apriadji, 1986. Menurut penelitian Puone dalam Guthrie 1995
diketahui bahwa ada hubungan antara penghasilan keluarga dengan tingkat konsumsi masyarakat.
Selanjutnya Sukarbi 1994 dalam Gabriel 2008 menyebutkan pekerjaan memiliki peranan penting dalam kehidupan sosial ekonomi dan memiliki
keterkaitan dengan faktor lain seperti kesehatan.
11. Peran Orang Tua
Menurut Worthington 2000 Pola kebiasaan makan anak berawal dari keluarga. Khomsan 2007 menyatakan selama masa anak-anak, orang tua
memiliki pengaruh yang sangat besar dalam sikap tentang makanan, pemilihan makanan dan pola makan. Tetapi jika sudah menganjak remaja mereka
37
menunjukkan kemandiriannya dan dapat memilih makanan sekehendak mereka. Oleh karena itu pengaruh keluarga terhadap perilaku makan mulai berkurang.
Khomsan pun menyatakan pada zaman modern seperti sekarang ini, orang tua memang telah menjadi manusia sibuk karena urusan di luar rumah tangga.
Oleh karena itu, peran orang tua saat ini sangat penting dalam mendorong
kebiasaan makan sehat bagi anak-anaknya. 12.
Teman Sebaya
Pengaruh teman sebaya sangat kuat pada masa remaja awal. Di masa ini, remaja sangat menyadari penampilan fisik dan perilaku sosial mereka dan selalu
berusaha menyesuaikan dengan kelompoknya. Kebutuhan anak nmenyamakan diri dengan kelompoknya dapat mempengaruhi intake gizi remaja Brown et al,
2005. Perubahan sosial yang dialami pada masa remaja adalah meningkatnya
pengaruh teman
sebaya dibandingkan
keluarga. Perubahan
tersebut mengakibatkan remaja mengalami berbagai macam perubahan gaya hidup,
perilaku, dan tidak terkecuali pengalaman dalam menentukan makanan yang dikonsumsi Soetjiningsih, 2004.
Hasil penelitian di Amerika menunjukkan bahwa selama akhir pekan, remaja memanfaatkan dua kali waktunya lebih banyak untuk bergaul dengan
teman-temannya daripada dengan keluarganya. Aktifitas yang banyak di luar rumah membuat remaja sering jarang makan di rumah dan teman sebaya sering
mempengaruhi dalam hal pemilihan makanan. Pemilihan makanan tidak lagi
38
didasarkan pada kandungan gizi tetapi sekedar bersosialisasi, untuk kesenangan dan supaya tidak kehilangan status Khomsan, 2003.
Remaja belum sepenuhnya matang, baik secara fisik, kognitif dan psikososial. Dalam masa pencarian identitas, remaja cepat sekali terpengaruh
lingkungan. Keluarga menjadi tidak begitu penting dibandingkan dengan lingkungan sosial dan teman-teman sebayanya Hanseil dan Mechanic,1990
dalam Dilapanga, 2008. Berdasarkan penelitian Pertiwi 2008, didapatkan hubungan yang
bermakna antara pengaruh teman sebaya dengan konsumsi suplemen.
13. Sosial Budaya