Konsep Diri Preference Pemilihan dan Arti Makanan Perkembangan Psikososial Status Kesehatan

33 media sering menggambarkan bahwa standar kecantikan perempuan adalah tubuh yang kurus dan kulit yang putih. Purwaningrum 2008, remaja yang mempunyai perilaku makan negatif dikaitkan dengan citra tubuh yang dimiliki. Individu merasa tidak puas dengan penampilannya sendiri. Remaja cenderung menginginkan penampilan yang ideal seperti bintang film, penyanyi dan model. Suatu studi di AS mengenai body image pada remaja putri menunjukkan bahwa 70 subjek mengungkapkan keinginan untuk mengurangi berat badannya karena merasa kurang langsing. Padahal hanya 15 di antara mereka yang menderita overweight.

6. Konsep Diri

Yayasan Peduli Proriasis Indonesia 2006 dalam Handayani 2009 menyatakan bahwa konsep diri akan mempengaruhi penilaian terhadap diri sendiri. Bila seseorang menilai diri sendiri positif, maka seseorang akan memasuki dunia dengan harga diri yang positif dan penuh percaya diri. Bila terjadi distorsi atau perubahan dalam citra tubuh seseorang, maka konsep dirinya akan berubah dan akan mempengaruhi perilaku konsumsi individu tersebut. Penelitian Handayani 2009 ditemukan bahwa konsep diri berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku konsumsi individu, yaitu dengan semakin baik konsep diri seseorang, maka akan semakin baik perilaku konsumsi orang tersebut. 34

7. Preference Pemilihan dan Arti Makanan

Kesukaan terhadap makanan dianggap sebagai faktor penentu dalam mengonsumsi makanan. Suhardjo 1986 mengatakan suka atau tidak sukanya seseorang terhadap makanan tergantung dari rasa karena rasa merupakan suatu faktor penting dalam pemilihan pangan yang meliputi bau, tekstur dan suhu. Anak-anak dapat menilai rasa tersebut berdasarkan pengalamannya dan cenderung akan mempengaruhi pemilihan makan saat dewasa. Namun pada penelitian lain kesukaan dapat dipengaruhi oleh teman sebaya Kesukaan terhadap makanan mempunyai pengaruh terhadap pemilihan makanan.

8. Perkembangan Psikososial

Menurut Chaplin 2004 perkembangan psikososial merupakan berbagai kejadian yang berkaitan dengan relasi sosial atau hubungan kemasyarakatan dan mencakup faktor-faktor psikologis dari seseorang. Keadaan psikososial individu akan berpengaruh terhadap perilaku individu tersebut, salah satunya adalah perilaku konsumsi. Seseorang dengan kondisi psikososial yang baik akan cenderung lebih teratur dalam mengkonsumsi dan memilih makanan.

9. Status Kesehatan

Menurut White et.al 2004 kondisi tubuh yang kurang baik, atau sedang dalam kondisi sakit atau memiliki keluhan akan kesehatan mendorong mereka untuk menggunakan suplemen. Sehat menurut WHO 1990 dalam Alamtsier 2004 yaitu keadaan sejahtera secara fisik, mental dan social, tidak hanya terbebas dari penyakit atau kecacata. 35 Sedangkan berdasarkan Undang-Undang Kesehatan no. 23 tahun 1992, kesehatan adalah keadaan sejahtera badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setap orang dapat hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Di dalam klinik suplemen vitamin E dipergunakan pada pengobatan berbagai penyakit, meskipun mekanisme penyembuhannya tidak diketahui. Vitamin ini tidak menyembuhkan penyakit tersebut, tetapi memberikan keringanan atau hambatan terhadap menjadi semakin gawatnya gejala-gejala Sediaoetama, 1987. Penelitian yang dilakukan oleh Pertiwi 2008 ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara riwayat penyakit perilaku konsumsi suplemen.

10. Jumlah dan Karakteristik Keluarga