Pengertian Penggolongan Suplemen Suplemen Makanan Food Supplement

11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Suplemen Makanan Food Supplement

1. Pengertian

Karyadi 1997, mendefinisikan suplemen makanan sebagai makanan yang mengandung zat-zat gizi dan non gizi, bisa dalam bentuk kapsul, kapsul lunak, tablet bubuk atau cairam yang fungsinya sebagai pelengkap kekurangan zat gizi yang dibutuhkan untuk menjaga agar vitalitas tubuh tetap prima. Menurut Yulliarti 2008, suplemen makanan diartikan sebagai zat atau bahan makanan tambahan yang dikonsumsi. Zat atau bahan makanan tersebut dapat berupa vitamin, mineral, jamu atau tanaman obat, asam amino atau bagian-bagian dari zat atau bahan makanan. Suplemen makanan ini merupakan pendamping atau penambah program diet, nutrisi, atau kondisi tubuh tertentu, dan bukan merupakan pengganti makanan. BPOM 2004 mendefinisikan suplemen makanan sebagai produk yang dimaksudkan untuk melengkapi kebutuhan zat gizi makanan, mengandung satu atau lebih dari bahan berupa vitamin, mineral, asam amino atau bahan lain berasal dari tumbuhan atau bukan tumbuhan yang mempunyai nilai gizi dan efek fisiologis dalam jumlah terkonsentrasi. Suplemen makanan dapat berupa produk padat meliputi tablet, tablet hisap, tablet kunyah, serbuk, kapsul atau produk cair berupa tetes, sirup, larutan. 12

2. Penggolongan Suplemen

Suplemen makanan digolongkan sebagai bahan nitraceutikal. Suplemen makanan ini khasiatnya tidak perlu dibuktikan melalui uji klinis. Sampai saat ini pun jenis nitraceutikal boleh dijual secara bebas tapi tidak boleh diklaim memiliki khasiat untuk mengobati penyakit Vitahealth, 2004. Pada awalnya penggunaan suplemen masih terbatas untuk mengembalikan fungsi metabolik dimana seluruh proses tersebut dikendalikan oleh enzim sebagai katalis reaksi kimia tubuh yang membuat sel-sel bekerja secara optimal. Pada umumnya, enzim terdiri atas protein khusus yang dinamakan apoenzim, dan memerlukan suatu kofaktor tertentu yang biasanya adalah suatu vitamin dan mineral. Karena itu, pada konsep lama mikronutrient tersebut vitamin dan mineral disebut sebagai zat esensial yang dibutuhkan tubuh. Jika dari makanan saja tidak cukup, maka untuk memenuhi kekurangannya bisa ditambah dari suplemen makanan. Namun berikutnya, penggunaan suplemen tidak lagi terbatas pada vitamin dan mineral saja sekarang batasan suplemen nutrisi semakin melebar sampai mencakup zat-zat nutrisi dan penyembuh yang terdapat pada herbal dan bahan obat alami lainnya. Vitahealth, 2004 Worthington 2000, membagi suplemen menjadi tiga kategori utama, yaitu suplemen proteinasam amino, suplemen vitaminmineral, suplemen hormonal. Berdasarkan sumbernya, Wirakusumah 1995 menggolongkan suplemen menjadi tiga kategori yaitu suplemen vitamin dan mineral, suplemen asal tumbuhan atau jamu, dan suplemen khusus yang berasal dari bahan-bahan tertentu seperti beepollen, sirip ikan paus, dan cula badak. Sedangkan berdasarkan kandungannya Hendler 1984, membedakan suplemen makanan sebagai vitamin, mineral, asam amino, asam nukleat, 13 asam lemak, serta kelompok lainnya meliputi L-Carnitine, serat makanan, garlic, ginseng, asam pangamik, Superoxiside Dismitase, beepolleen, royal jelly, dll. Seperti yang telah disebutkan di atas, jenis suplemen makanan bermacam- macam, antara lain suplemen yang mengandung vitamin dan mineral, suplemen yang mengandung minyak alami, dan suplemen yang mengandung enzim dan lain-lain. Namun beberapa sumber menyatakan bahwa suplemen yang paling sering dikonsumsi oleh masyarakat umumnya dan khususnya atlet muda adalah suplemen vitamin dan mineral McDowall, 2007. Hal ini disebabkan karena vitamin dan mineral adalah bahan organik yang esensial bagi tubuh namun tidak dapat dibentuk sendiri oleh tubuh, sehingga harus disediakan lewat makanan, oleh karena itu banyak produsen makanan memanfaatkan hal ini dengan memproduksi berbagai macam suplemen vitamin dan mineral.

3. Orang yang membutuhkan suplemen makanan