2.4 Kerangka Berpikir
Keberhasilan suatu organisasi tidak akan lepas dari sumbangan sumber daya manusia, karena manusia memiliki kemampuan untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat
melalui sumbangan-sumbangan yang berupa tenaga maupun pikiran-pikirannya. Manusia sebagai anggota organisasi memegang peranan penting bagi usaha mencapai
tujuannya tersebut. Dalam hal ini dilihat seberapa jauh dukungan yang diberikan manusia tersebut kepada organisasi. Dukungan tersebut berupa komitmen yang tinggi
kepada organisasi atau perusahaan Komitmen karyawan merupakan salah satu kunci yang turut menentukan
berhasil tidaknya suatu organisasi untuk mencapai tujuannya. Karyawan yang mempunyai komitmen kepada organisasi mampu menunjukan sikap kerja yang penuh
perhatian terhadap tugasnya, mereka sangat memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan tugas-tugas serta sangat loyal terhadap organisasi. Dalam komitmen
terkandung keyakinan, pengikat, yang akan menimbulkan energi untuk melakukan yang terbaik. Secara nyata, komitmen berdampak kepada performansi kerja sumber
daya manusia, dan pada akhirnya juga sangat berpengaruh terhadap kinerja suatu organisasi.
Yayasan X adalah organisasi nirlaba atau organisasi non profit yaitu suatu organisasi yang bersasaran pokok untuk mendukung suatu isu atau perihal didalam
menarik perhatian publik untuk suatu tujuan yang tidak komersil, tanpa ada perhatian terhadap hal-hal yang bersifat mencari laba. Dalam kesehariannya, pelayanan terbaik
terhadap donator dan masyarakat menjadi hal mutlak yang harus dicapai, hal ini guna menjaga kepercayaan masyarakat terhadap Yayasan X. Oleh karena itu, untuk bisa
selalu mencapai target pekerjaan, organisasi memerlukan karyawan-karyawan yang lazim disebut karyawan yang mempunyai totalitas dan dedikasi yang tinggi terhadap
tujuan dan nilai-nilai organisasi. Yayasan X mempekerjakan 167 karyawan yang terdiri dari 105 karyawan laki-laki dan 62 karyawan perempuan.
Sayangnya, komitmen organisasi tidak mudah terbentuk dalam diri karyawan di Yayasan X, tingkat turnover yang terjadi pada satu tahun terakhir cukup tinggi. Adanya
perbedaan-perbedaan fasilitas yang diterima di yayasan X dengan organisasi lain dapat mengakibatkan tingkat komitmen yang rendah. Oleh sebab itu, sangat penting bagi
organisasi untuk selalu meningkatkan komitmen yang tinggi pada setiap karyawannya dengan cara mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan komitmen organisasi
diantaranya adalah memperhatikan aspek-aspek budaya organisasi. Budaya organisasi mempunyai pengaruh terhadap efektifitas organisasi, terutama pada organisasi yang
mempunyai budaya yang sesuai dengan strategi dan dapat meningkatkan komitmen karyawan terhadap organisasi. Organisasi yang memiliki budaya yang kuat dapat
mempunyai pengaruh yang bermakna bagi perilaku dan sikap karyawannya. Nilai inti organisasi itu akan dipegang secara insentif dan dianut secara meluas dalam suatu
budaya yang kuat. Suatu budaya kuat memperlihatkan kesepakatan yang tinggi dikalangan karyawan tentang apa yang harus dipertahankan oleh organisasi tersebut.
Budaya yang kuat semacam ini akan membina kohesifitas, kesetiaan dan komitmen organisasional. Kualitas ini selanjutnya akan mengurangi kecenderungan karyawan
untuk meninggalkan organisasi. Suatu organisasi untuk mencapai keberhasilan perlu meningkatkan faktor kinerja organisasi dengan membentuk dan mengembangkan suatu
budaya organisasi yang mendukung terciptanya komitmen karyawan.
Karyawan yayasan X yang memiliki keyakinan dasar yang melandasi visi, misi, tujuan dan nilai-nilai sosial yang dianut mereka mulai dari pimpinan hingga karyawan
level rendah, maka akan menciptakan suatu budaya organisasi yang sehat dan menimbulkan komitmen diantara para karyawannya. Karena salah satu cara
menumbuhkan komitmen para karyawan adalah dengan implementasi budaya organisasi. Karyawan akan menunjukkan kesediannya untuk mendedikasikan diri pada
nilai dan tujuan yayasan X. Selanjutnya, faktor lain yang berasal dari dalam diri karyawan itu sendiri
internal yang memiliki peranan penting dalam meningkatkan komitmen terhadap organisasi adalah kepuasan kerja. Setiap karyawan memiliki dorongan dan harapan
terhadap organisasi atau perusahaan tempat ia bekerja, seperti imbalan yang diterimanya dari organisasi telah dirasakan adil atau tidak, apakah jenis pekerjaan yang
dijalaninya di perusahaan telah sesuai dengan minatnya atau tidak, apakah hubungan dirinya dengan atasan atau rekan kerjanya terjalin baik atau tidak, dsb. Beberapa aspek
pekerjaan tersebut menjadi faktor yang akan memberikan andil terhadap munculnya komitmen organisasi. Adanya ketidakpuasan karyawan terhadap beberapa aspek
pekerjaan tersebut, dapat menimbulkan perilaku negatif karyawan terhadap organisasi dan dampak job involvement yang bisa dilihat dari menurunnya komitmen karyawan
terhadap organisasi dan pada akhirnya akan menurunkan prestasi kerjanya. Bentuk ketidakpuasan karyawan tersebut diwujudkan dengan ketidakpedulian mereka terhadap
pekerjaan, tidak merasa bertanggung jawab terhadap pekerjaannya, dan paling fatal adalah hilangnya loyalitas terhadap organisasi yang diwujudkan dengan keluarnya
karyawan dari keanggotaan organisasi.
Faktor lain yang diprediksi dapat mempengaruhi komitmen karyawan adalah karakteristik individu. Para karyawan yayasan X memiliki karakteristik individu yang
berbeda antara satu dengan yang lainnya. Karakteristik para karyawan ini memiliki peranan penting dalam menentukan komitmen organisasi. Karakteritik ini diantaranya
yaitu, tingkat pendidikan dan masa kerja. Dari pemaparan di atas, budaya organisasi, kepuasan kerja, karakteristik individu dan komitmen karyawan terhadap organisasi
diduga memiliki hubungan yang positif. Budaya organisasi, kepuasan kerja yang dirasakan oleh karyawan kemungkinan akan meningkatkan komitmen karyawan
terhadap organisasi. Sebaliknya, jika budaya organisasi yang negatif dan kepuasan kerja yang tidak dirasakan oleh karyawan kemungkinan akan menurunkan komitmen
karyawan terhadap organisasi. Sama halnya dengan karakteristik inidvidu yang berbeda turut menyumbangkan pengaruhnya terhadap komitmen karyawan. Berikut ini adalah
skema hubungan budaya organisasi, kepuasan kerja dengan komitmen organisasi.
Gambar 2.2 Pengaruh budaya organisasi dan kepuasan kerja terhadap komitmen organisasi
Budaya organisasi Ciri-ciri
- Inovasi dan pengambilan resiko
- Stabilitas dan keamanan
- Penghargaan kepada orang -
Orientasi hasil - Orientasi
tim dan
kolaborasi - Keagresifan
dan persaingan
Kepuasan kerja Aspek-aspek:
- Gaji
- Promosi
- Supervisi
- Tunjangan
- Penghargaan
- Prosedur Operasional
- Rekan Kerja
- Sifat Pekerjaan
- Komunikasi
Karakteristik individu -
Tingkat pendidikan -
Masa kerja
Komitmen organisasi
2.5 Hipotesis Penelitian