BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERPRETASI DATA DAN
PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan dilaksanakan sebelum melakukan tindakan
pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti yang terdiri dari observasi sekolah, pengamatan pembelajaran di kelas, dan wawancara terhadap guru bidang studi
matematika. Kegiatan ini dilakukan pada bulan Agustus 2010. Penelitian pendahuluan ini dilaksanakan untuk mengetahui proses pembelajaran yaitu
tingkat pengajaran yang dilakukan oleh guru bidang studi dan untuk mengetahui kemandirian siswa dalam belajar matematika. Berdasarkan hasil
observasi, kemandirian siswa dalam belajar matematika di sekolah tersebut terutama di kelas VIII-9 masih tergolong rendah. Berikut ini adalah hasil
observasi terhadap kemandirian siswa dari satu kali pengamatan, a. Saat bel berbunyi dan guru telah masuk ke kelas, ada 10 siswa yang
terlambat masuk ke kelas. b. Sikap siswa ketika pelajaran dimulai, masih banyak yang berbicara dan
tas masih berada di punggung yaitu sebanyak 15 orang. c. Ketika guru memberikan latihan soal, hanya 8 orang yang mengerjakan
soal tersebut secara individu dan selebihnya siswa mengerjakan dengan meminta bantuan teman.
d. Saat pembahasan soal, beberapa orang siswa diminta maju ke depan kelas untuk mengerjakan soal yang telah di tugaskan, namun terdapat beberapa
siswa yang tidak mau disuruh maju. Hanya 3 orang yang bersedia maju ke depan kelas dan banyak siswa yang tidak menyerahkan PR.
e. Ketika guru memberikan kesempatan untuk bertanya, siswa hanya diam menerima dengan pasif pelajaran tersebut.
Rata-rata hasil observasi kemandirian siswa dalam belajar matematika pada saat penelitian pendahuluan dapat dilihat pada tabel di bawah ini,
Tabel 4.1 Hasil Observasi Kemandirian Siswa pada Penelitian Pendahulua
Berdasarkan Lembar Observasi
Data lengkap dari tabel 4.1 di atas, dapat dilihat pada lampiran 7. Dari tabel 4.1 di atas, hasil observasi dari penelitian pendahuluan menunjukkan
bahwa prosentase rata-rata dari aktivitas kemandirian siswa adalah sebesar 20.7. Contohnya, untuk aktivitas kesiapan siswa dalam menerima pelajaran,
siswa masih banyak yang belum siap belajar. Tercatat bahwa banyak siswa yang siap belajar ketika masuk kelas baru 15 orang dengan prosentase 42.8,
begitu pula saat proses belajar mengajar berlangsung, pada saat guru memberikan latihan, hanya 8 orang yang mengerjakan latihan tanpa bertanya
kepada orang lain. Dan saat guru meminta siswa untuk mengerjakan latihan tersebut di papan tulis, hanya 3 orang siswa yang berani maju dengan
prosentase sebesar 8.6. Pada saat guru menyuruh siswa untuk bertanya tentang hal yang belum
dimengerti, tidak ada satupun siswa yang berani bertanya. Begitupun dengan hal menanggapi pertanyaan yang diberikan guru, semua siswa hanya diam dan
tidak ada yang berani bertanya. Ketika guru menyuruh siswa untuk No
Aktivitas Kemandirian Jml Siswa
Rata-rata
1 Hadir tepat waktu dalam proses belajar mengajar
25 orang 71.4
2 Siap belajar saat guru telah masuk kelas
15 orang 42.8
3 Mengerjakan latihan di papan tulis
3 orang 8.6
4 Bertanya kepada guru tentang hal yang tidak
dimengerti -
- 5
Menanggapi pertanyaan dari guru -
- 6
Menyelesaikan sendiri latihan dari guru tanpa bantuan orang lain
8 orang 22.8
7 Menyerahkan PR tepat waktu
15 orang 42.8
Prosentase rata-rata
20.7
menyerahkan PR yang diberikan minggu lalu, hanya 15 orang yang menyerahkan PR tersebut pada hari itu juga dengan prosentase 42.8.
2. Siklus I a. Perencanaan Tindakan
Pembelajaran pada siklus I terdiri dari 4 pertemuan, kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan pada siklus I ini adalah peneliti membuat
RPP, menyiapkan LKS, membuat kisi-kisi soal dan soal akhir siklus. RPP yang dibuat didiskusikan dengan guru kolaborator untuk menyempurnakan
proses pembelajaran. Materi yang dibahas pada siklus I adalah teorema Pythagoras diantaranya : Menemukan dalil Pythagoras, Menggunakan
teorema Pythagoras, Menentukan panjang sisi segitiga jika dua sisi lain diketahui,
Menentukan jenis
suatu segitiga
dengan kebalikan
dalil phytagoras, Menghitung perbandingan sisi segitiga siku-siku istimewa.
b. Pelaksanaan dan Observasi 1 Pertemuan pertama : Kamis, 11 November 2010
Pertemuan pertama ini dihadiri oleh 30 orang siswa dan 5 siswa lainnya terlambat masuk kelas. Pada pertemuan pertama ini siswa masih sulit
dikondisikan. Pada pertemuan pertama ini guru memulai belajar dengan menjelaskan tujuan pembelajaran dan pendekatan yang akan digunakan
selama pembelajaran berlangsung. Peneliti juga memberikan apersepsi untuk meningkatkan kembali pengetahuan mereka yang berhubungan dengan
materi yang akan di bahas, dan pertemuan pertemuan pertama membahas tentang menentukan rumus Pythagoras. Sebelum dibagikan LKS Lembar
Kerja Siswa, siswa mendapatkan materi tentang teorema Pythagoras dan penjelasan mengenai cara-cara dalam mengerjakan LKS yang harus
dikerjakan dengan berbagai macam cara. Setelah siswa di bagikan LKS untuk dikerjakan secara individu.
Siswa diarahkan untuk belajar mandiri dengan mencoba memahami sendiri teorema Pythagoras yang dibimbing melalui LKS. Selama mengerjakan LKS
siswa mencari sumber-sumber lain dalam mengerjakan soal dan siswa juga dilatih untuk mengemukakan pemahaman yang dimiliki untuk dijelaskan
kepada siswa lain melalui presentasi di depan kelas. Siswa diajak ke perpustakaan yang bersebelahan dengan kelas VIII-9 untuk mencari buku-
buku referensi lain sebagai tambahan dalam mengerjakan LKS. Sebelum mengerjakan LKS secara individu, ada seorang siswa yang
bertanya karena merasa belum paham atas tugas yang diberikan, dan ia berkata : “Bu, saya tidak mengerti maksud dari LKS ini, kita harus
mengerjakan apa, dan bagaimana cara mengerjakannya ?”. pada saat mengerjakan LKS, hanya sebanyak 8 siswa yang mengerjakan nya secara
individu yaitu siswa yang duduk di barisan paling depan, sedangkan 27 siswa lainnya mengerjakan LKS dengan bertanya kepada teman.
Saat mengerjakan LKS, siswa diajak ke perpustakaan untuk menambah referensi mereka dalam menyelesaikan LKS tersebut. Setelah
beberapa lama berada di perpustakaan, siswa di ajak kembali ke kelas untuk melanjutkan pembelajaran yaitu presentasi. Salah satu siswa disuruh maju ke
depan kelas untuk mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas, dan masih banyak siswa yang malu-malu untuk maju ke depan kelas, hanya
3orang yang berani maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil kerjanya itu.
Setelah presentasi selesai, guru meminta siswa untuk memberikan kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari. Pembelajaran diakhiri
dengan pemberian tugas untuk membawa buku tambahan lain selain buku pegangan matematika milik mereka untuk mempermudah mengerjakan LKS
pada pertemuan berikutnya dan siswa tidak harus ke perpustakaan untuk mencari buku-buku referensi.
Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh guru kolaborator, terdapat kekurangan pada pengajaran yang dilakukan yaitu kurangnya
peneliti dalam memotivasi siswa pada saat membuka pelajaran dan saat menyampaikan pelajaran, suara guru masih terlalu pelan
2 Pertemuan kedua : Jumat, 12 November 2010 Pada pertemuan kedua ini suasana kelas lebih ramai oleh siswa yang
sudah berada di kelas dari pertemuan sebelumnya dan tidak ada siswa yang datang terlambat. Pelajaran matematika di kelas VIII-9 dimulai pukul 07.05
WIB. Pada pertemuan ini, siswa yang tidak hadir berjumlah 3 orang tanpa keterangan.
Pertemuan kedua ini membahas tentang penggunaan teorema Pythagoras. Sebelum LKS dibagikan dan dikerjakan siswa, guru memberikan
materi tentang Pythagoras. Pada saat pengerjaan LKS, suasana di kelas VIII- 9 agak sedikit ramai, akan tetapi lebih kondusif untuk belajar dibandingkan
dengan pertemuan pertama. Sudah sebanyak 20 siswa yang mengerjakan LKS secara individu walaupun masih ada beberapa siswa yang bertanya
kepada temannya saat mengerjakan LKS, begitupun saat mencari referensi lain di buku yang telah ditugaskan untuk di bawa ke kelas untuk
mempermudah mengerjakan LKS, siswa lebih bersemangat. Akan tetapi masih ada 5 siswa yang tidak membawa buku selain buku pegangan yang
mereka miliki, yang akhirnya hanya mengerjakan LKS dengan bantuan buku yang mereka punya.
Setelah selama 15 menit di beri waktu mengerjakan LKS, tibalah waktunya untuk presentasi. Pada pertemuan kedua ini sudah ada 7 siswa yang
berani mengajukan diri untuk maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil kerjanya. Salah satu siswi maju ke depan kelas untuk presentasi tentang
hasil kerjanya, sebelum presentasi siswi tersebut menyalin hasil kerjanya di papan tulis lalu ia menjelaskan hasil kerjanya itu. Setelah selesai
menjelaskan, salah seorang siswa bertanya kepad siswi yang presentasi tersebut, “kenapa kamu pakai cara seperti itu? Kan kita belum pernah
diajarkan cara seperti itu?”. Siswi tersebut menjawab. “memang kita belum pernah diajarkan menjawab soal seperti ini dengan cara seperti yang saya
tulis, tetapi saya banyak membawa buku selain buku pegangan kita di sekolah dan saya menemukan cara seperti ini di salah satu buku yang saya
bawa itu.”
Setelah selesai presentasi, guru mempersilahkan siswa yang lain yang ingin mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas dengan cara yang
berbeda dengan siswi yang telah presentasi sebelumnya. Ternyata tidak ada siswa lain yang berani maju lagi ke depan kelas untuk presentasi tentang hasil
kerjanya. Ketika ditanya mengapa mereka tidak berani maju ke depan kelas, mereka menjawab bahwa mereka masih malu untuk maju ke depan kelas dan
berbicara di depan banyak orang membuat mereka grogi. Kegiatan terakhir pada pertemuan hari itu adalah kesimpulan. Guru
mengajak siswa untuk menyimpulkan pelajaran yang telah dipelajari hari ini dan guru juga meminta salah satu siswa untuk memberikan kesimpulan yang
berbeda dari kesimpulan yang diberikan guru, dan ternyata banyak siswa yang bisa menyimpulkan pelajaran hari itu.
Gambar 4.1 Siswa mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas secara individu
Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh guru kolaborator pada pertemuan kedua ini, terdapat kekurangan pada pengajaran yang dilakukan
yaitu peneliti tidak menjelaskan cara-cara mengerjakan LKS sehingga masih banyak siswa yang merasa belum mengerti akan tugas tersebut.
3 Pertemuan ketiga : kamis, 18 November 2010 Pertemuan ketiga ini berlangsung selama 90 menit. Materi yang
dibahas adalah menentukan panjang sisi segitiga jika dua sisi lain diketahui. Siswa yang hadir tepat waktu pada pertemuan ini berjumlah 19 orang dan 16
orang siswa terlambat masuk kelas. Sebelum memulai kegiatan belajar
mengajar, semua siswa berdoa dan memberi salam kepada guru. Selesai berdoa, siswa membuka buku pelajaran dan mulai belajar,
gurupun langsung memberikan materi dan membagikan LKS kepada siswa dan menjelaskan cara-cara mengerjakan LKS dan bertanya, apakah ada siswa
yang tidak membawa buku tambahan lain selain buku pegangan mereka di sekolah. Ternyata hanya satu siswa yang tidak membawa buku tambahan lain
selain buku pegangan mereka. Selama beberapa menit, siswa mengerjakan LKS yang telah di bagikan
dan semua siswa tampak tenang mengerjakan LKSnya masing-masing,. Selesai mengerjakan LKS, siswa diminta untuk mempresentasikan hasil
kerjanya di depan kelas seperti pertemuan-pertemuan sebelumnya, pada pertemuan ketiga ini sudah banyak siswa yang berani mengacungkan tangan
untuk maju ke depan kelas mempresentasikan hasil kerjanya yaitu sebanyak 10 orang. Setelah selesai presentasi, siswa menyimpulkan materi di beri PR.
Gambar 4.2 Seorang siswa sedang bertanya kepada temannya yang sedang presentasi
4 Pertemuan keempat : Jumat, 19 November 2010 Pada pertemuan keempat ini, pembelajaran hanya berlangsung
selama 60 menit, dan 30 menit sisanya akan dipakai untuk tes akhir siklus I untuk
mengevaluasi pengetahuan
dan pemahaman
siswa terhadap
pembelajaran yang telah diberikan oleh peneliti dari pertemuan pertama sampai pertemuan keempat ini.
Pada saat 60 menit pertama, pembelajaran berlangsung seperti biasa. Akan tetapi sebelum memulai pelajaran guru meminta siswa untuk
mengumpulkan PR yang diberikan pada pertemuan ketiga. Ternyata masih ada siswa yang tidak menyerahkan PR dengan alasan tidak mengerti dengan
tugas yang diberikan pada pertemuan ketiga tersebut. Selesai mengumpulkan PR siswa diberi materi. Materi yang dibahas
pada pertemuan keempat ini adalah menentukan jenis suatu segitiga dengan kebalikan dalil Pythagoras dan selesai mendapat materi, siswa ditugaskan
untuk mengerjakan latihan berupa LKS yang diberikan peneliti dan selanjutnya siswa presentasi kelompok.
Kegiatan terakhir dari pertemuan keempat ini adalah menyimpulkan materi
pelajaran. Salah
satu siswa
mengacungkan tangan
untuk menyimpulkan materi. Selesai menyimpulkan pelajaran hari itu, siswa
diminta untuk mengerjakan tes akhir siklus I. Soal-soal yang dibuat pada siklus I oleh peneliti adalah soal
berbentuk essay dan soal yang pernah dibahas pada pertemuan pertama sampai pertemuan keempat. Tes harus dikerjakan secara individu dan
dilarang melihat buku ataupun catatan matematika. Saat tes berlangsung masih ada beberapa siswa yang bertanya kepada teman sebelahnya dan masih
banyak siswa yang tampak bingung saat mengerjakan soal tes akhir siklus I tersebut.
Hasil pengamatan kemandirian siswa melalui lembar observasi yang telah dipersiapkan oleh peneliti dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini,
Tabel 4.2 Hasil Observasi Kemandirian Siswa Siklus I
Dari tabel 4.2 di atas, terlihat bahwa sebagian besar dari aktivitas kemandirian siswa dari pertemuan pertama sampai pertemuan keempat
prosentase rata-ratanya selalu mengalami kenaikan. Akan tetapi masih ada No Aktivitas Kemandirian
Pertemuan Ke-
Rata-rata I
II III
IV Jml
Sswa Jml
Sswa Jml
Sswa Jml
Sswa 1
Membuat catatan sendiri 30
85.7 32
91.4 35
100 35
100 94.3
2 Mengacungkan tangan
untuk mengerjakan latihan di papan tulis
3 8.6
20 10
28.6 15
42.9 25.02
3 Berani mengacungkan
tangan untuk Menjawab pertanyaan yang
dilontarkan oleh guru saat belajar
1 2.86
8.6 12
34.3 17
48.6 23.6
4 Menyelesaikan latihan
sampai selesai atau dengan tuntas
17 48.6
20 57.6
21 60
18 51.4
54.25
5 Hadir tepat waktu
31 88.6
32 91.4
19 54.3
25 71.4
76.4 6
Membawa buku referensi lain
31 88.6
30 85.7
29 82.8
32 91.4
87.1 7
Bertanya tentang hal yang tidak dimengerti kepada
guru dengan mendatangi guru atau dengan
mengacungkan tangan 2
5.7 7
20 11
31.4 15
42.9 25
8 Menyelesaikan
latihan sendiri
tanpa melihat
pekerjaan orang lain 8
22.8 20
57.6 35
100 35
100 70.1
Prosentase rata-rata Siklus I
57.79
aktivitas kemandirian yang dari setiap siklusnya prosentase rata-ratanya mengalami naik turun, contohnya adalah untuk aktivitas menyelesaikan tugas
sampai selesai. Aktivitas tersebut dari pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga prosentasenya meningkat. Akan tetapi dari pertemuan ketiga ke
pertemuan keempat prosentasenya menurun hal ini dikarenakan mereka mempunyai tugas lain selain dari tugas matematika. Saat guru matematika
memberikan tugas untuk diselesaikan hari itu juga, mereka mengerjakannya sambil mengerjakan tugas yang diberikan guru pelajaran lain sehingga tugas
matematika yang sedang mereka kerjakan tidak selesai. Begitupun dengan aktivitas lain yang dari setiap siklusnya mengalami penurunan.
c. Refleksi Berdasarkan data hasil angket, observasi, dan wawancara diperoleh data
tentang kemandirian siswa dalam belajar matematika pada siklus I untuk setiap dimensi adalah sebagai berikut :
1 Inisiatif Inisiatif siswa masih kurang, terlihat dari hasil wawancara peneliti
terhadap siswa. Hasil wawancara tersebut adalah sebagai berikut : a
Siswa belum mempunyai target di dalam belajar, misalnya dalam hal keinginan mereka untuk mendapatkan rangking tinggi di kelas. Hal itu
karena ketidakyakinan mereka akan kemampuan yang dimiliki. b
Pada saat disuruh memilih antara belajar matematika dengan menonton acara TV favorit, mereka lebih memilih untuk menonton acara tersebut.
c Jika mendapatkan tugas matematika yang sulit dari guru, mereka lebih
memilih untuk tidak mengerjakan tugas tersebut. 2 Percaya Diri
Dari hasil observasi guru terhadap siswa, ada dua aktivitas kemandirian yang prosentasenya masih di bawah rata-rata yang telah di tetapkan yaitu
untuk aktivitas mengacungkan tangan mengerjakan latihan di papan tulis, dan aktivitas mengacungkan tangan untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan
guru. Sedangkan untuk aktivitas menyelesaikan latihan sendiri tanpa melihat pekerjaan orang lain, prosentasenya telah mencapai kriteria yang ditetapkan.
3 Tanggung jawab Aktivitas kemandirian dari dimensi tanggung jawab yang dapat diamati
adalah aktivitas menyelesaikan tugas sampai selesai, hadir tepat waktu, dan menyerahkan
PR tepat
waktu. Dua
dari ketiga
aktivitas tersebut
prosentasenya masih di bawah kriteria yang ditentukan yaitu aktivitas menyelesaikan tugas sampai selesai dan menyerahkan PR tepat waktu. Siswa
juga mengaku malas mengerjakan soal sampai selesai apabila soal yang mereka kerjakan sangat sukar dan siswa juga jarang diberikan PR oleh guru
mata pelajaran matematika sehingga ketika diberi PR oleh peneliti, mereka tidak terbiasa mengerjakan PR bahkan terkadang lupa kalau telah diberikan
PR. Sedangkan untuk aktivitas hadir tepat waktu, prosentasenya telah mencapai kriteria yang ditentukan.
Kemandirian siswa pada siklus I ini masih tergolong sedang, terlihat dari hasil perhitungan angket kemandirian siswa pada tabel di bawah ini,
Tabel 4.3 Distribusi Angket Kemandirian Siswa Pada Siklus I
Rentang Skor Item
Freku ensi
Frekuensi relatif
61 – 67 3
8.6 68 – 74
7 20
75 – 81 12
34.3 82 – 88
9 25.7
89 – 95 3
8.6 96 – 102
1 2.8
Jumlah 35
100
Hasil kategorisasai kemandirian siswa pada siklus I tersebut dijelaskan pada tabel 4.4 di bawah ini,
Tabel 4.4 Rangkuman Skor Kemandirian Siswa Pada Siklus I
Statistika Deskriptif Perolehan Skor
N 35
Xmin 61
Xmax 101
ܺ
ഥ
79 SD
8.34
Berdasarkan skor kemandirian siswa yang diperoleh di atas, maka percaya diri siswa dikategorikan menjadi tiga kategori, yaitu sebagai berikut:
X ܺ
ഥ
– SD : kemandirian rendah X 60
ܺ
ഥ
– SD ≤ X ≤ ܺ
ഥ
+ SD : kemandirian sedang 60 ≤ X ≤ 90
X ܺ
ഥ
+ SD : kemandirian tinggi X 90
Dari tabel 4.3 dan 4.4 di atas, diketahui bahwa siswa yang memiliki kemandirian dalam belajar matematika sedang adalah sebesar 94.3, dan
siswa yang memiliki kemandirian dalam belajar matematika tinggi adalah sebesar 5.7. Sedangkan skor rata-rata kemandirian siswa tersebut pada
siklus I adalah sebesar 79 dan tergolong sedang. Dikarenakan masih ada beberapa kekurangan yang perlu perbaikan,
maka dilakukan tahap refleksi. Pelaksanaan tahap ini dilakukan oleh peneliti dan guru kolaborator setelah melakukan analisis pada siklus I. Berdasarkan
hasil analisis pada observasi, wawancara, dan angket ditemukan beberapa kekurangan yang ada pada siklus I. Hasil refleksi tersebut dijelaskan pada
tabel berikut :
Tabel 4.5 Refleksi kegiatan pembelajaran pada Sikus I
No Kekurangan Kendala
Perencanaan Perbaikan Pada Siklus II
1
Siswa belum berani menyelesaikan latihan di papan tulis
Siswa yang berani maju menyelesaikan latihan di papan tulis mendapat
nilai tambahan dari guru
2
Banyak siswa yang tidak berani mengacungkan tangan untuk
mengerjakan latihan di papan tulis Memberikan pertanyaan yang telah
dijelaskan sebelumnya
3
Siswa mengerjakan latihan tidak sampai selesai atau tidak tuntas
Siswa yang tidak tuntas menyelesaikan latihan, tidak diberi nilai
4
Masih ada beberapa siswa yang tidak menyerahkan PR tepat waktu
Siswa yang terlambat menyerahkan PR, di beri PR tambahan
5
Banyak siswa
yang belum
berani bertanya tentang hal yang tidak mereka
mengerti Siswa yang berani bertanya akan
mendapatkan poin tambahan dari guru
Dengan adanya kekurangan yang terdapat pada siklus I, maka pada perencanaan siklus II diperlukan perbaikan-perbaikan yang telah disusun
berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. Selain diadakannya perbaikan perbaikan di siklus II, pembelajaran di siklus II juga akan dibedakan dari
siklus I. Pada siklus II siswa akan belajar secara berkelompok. Berdasarkan hasil refleksi siklus I, pada siklus II proses
pembelajaran harus lebih diarahkan dengan baik. Perbaikan-perbaikan yang ada pada siklus I akan diterapkan pada siklus II dengan merubah
pembelajaran pada siklus II yaitu : a
Mengajak siswa berani maju kedepan kelas untuk presentasi dengan cara meyakinkan siswa dengan pekerjaan mereka sendiri dan tidak takut salah
dengan pekerjaan tersebut dan bagi siswa yang berani maju untuk presentasi di depan kelas akan mendapatkan nilai tambahan dari guru.
b Guru
akan memberikan
pertanyaan-pertanyaan yang
gampang dimengerti oleh siswa dan jawaban tersebut boleh di cari di buku yang di
bawa oleh siswa. c
Jika ada siswa yang tidak tuntas dalam mengerjakan latihan, guru tidak akan memberikan nilai terhadap pekerjaan siswa tersebut.
d Siswa yang tidak menyerahkan PR tepat waktu akan mendapatkan PR
tambahan dan PR tersebut harus dikerjakan di sekolah sampai selesai. e
Setiap siswa diwajibkan untuk bertanya tentang pelajaran yang tidak mereka mengerti, dan siswa yang berani bertanya akan mendapatkan
poin nilai tambah. 3. Siklus II
a. Perencanaan Tindakan Tahap perencanaan siklus II dimulai dengan menyiapkan RPP, lembar
observasi, wawancara, dan angket kemandirian siswa dalam belajar matematika. Materi yang dibahas pada siklus II ini adalah materi yang sama
pada siklus I yaitu teorema Pythagoras dengan pokok bahasan menghitung panjang diagonal bidang suatu bangun ruang kubus dan balok, menghitung
panjang diagonal ruang kubus dan balok dan menyelesaikan persoalan sehari- hari dengan dalill Pythagoras. Pada siklus II ini, RPP akan dibuat dengan 3
pertemuan dan 1 pertemuan untuk tes akhir siklus II. b. Pelaksanaan dan Observasi
Pembelajaran pada siklus II ini berlangsung sebanyak empat pertemuan. Perbaikan-perbaikan pada siklus I ini akan mulai diterapkan pada
pembelajaran di siklusII. Proses pelaksanaan tersebut dijelaskan secara lebih rinci sebagai berikut :
Materi yang diberikan sesuai dengan RPP yang telah dibuat untuk siklus II. Pendekatan yang digunakan pada siklus II ini masih menggunakan
pendekatan open ended, akantetapi berbeda dengan siklus I, pada siklus II ini belajar dilakukan dengan sistem berkelompok. Sebelum peneliti membagikan
LKS, siswa sudah harus berada di kelompoknya masing-masing.
1 Pertemuan kelima : Kamis, 25 November 2010 Pertemuan ini berlangsung selama 2 jam pelajaran 90 menit. Siswa
yang tidak hadir pada pertemuan ini 4 orang dikarenakan 2 orang sakit dan 2 orang
tanpa keterangan. Materi yang dibahas pada pertemuan ini tetap teorema Pythagoras dengan subpokok bahasan menentukan panjang diagonal
bidang pada bangun ruang kubus dan balok. Sebelum
pembelajaran dilaksanakan,
terlebih dahulu
guru mengumumkan kepada seluruh siswa tentang tes akhir siklus I. setelah
mengetahui hasil yang mereka dapat, beberapa siswa bertanya :”Bu, nilai kita akan diperbaiki di pembelajaran berikutnya kan, Bu?”. Dengan siswa
berkata seperti itu, guru akan lebih memperhatikan proses pembelajaran.
Gambar 4.3 Siswa terlihat lebih bersemangat saat mengerjakan LKS secara berkelompok
2 Pertemuan keenam : Jumat, 26 November 2010 Jumlah siswa yang hadir saat pertemuan keenam ini adalah sebanyak
33 orang. Hanya dua orang yang tidak hadir tanpa keterangan. Materi yang dibahas pada pertemuan kali ini adalah menentukan panjang diagonal ruang
suatu bangun ruang kubus dan balok. Setelah semua siswa berada dalam kelompoknya masing-masing, guru mulai membagikan LKS kepada setiap
kelompok dan menjelaskan cara-cara mengerjakan LKS yaitu dengan berbagai cara yang mungkin, dan siswapun mulai mengerjakan LKS dengan
penuh semangat. Setelah selesai mengerjakan LKS, salah satu kelompok maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil kerjanya. Setelah selesai
presentasi, ada salah satu siswa yang bertanya kepada kelompok yang sedang presentasi dan siswa tersebut juga mengemukakan pendapatnya tentang
ketidaksetujuannya kepada kelompok yang sedang presentasi mengenai cara penyelesaian soal yang ada di LKS. Hal ini menunjukkan pada siklus II ini
siswa telah berani untuk mengemukakan pendapatnya di depan kelas dengan cara bertanya kepada kelompok lain saat pembelajaran berlangsung.
Gambar 4.4 Siswa sedang bertanya kepada kelompok yang sedang presentasi
3 Pertemuan ketujuh : Kamis, 2 Desember 2010 Pada pertemuan ketujuh ini, sebelum pembelajaran berlangsung
semua siswasudah berada di kelas dan siap menerima pelajaran matematika pada hari itu. Pada pertemuan kali ini materi yang dibahas adalah
menyelesaikan persoalan
sehari-hari dengan
menggunakan teorema
Pythagoras. Sebelum
guru membagikan
LKS, siswa
sudah berada
pada kelompoknya masing-masing. Mengerjakan LKS pada pertemuan ketujuh ini
dilakukan siswa dengan waktu sedikit lebih cepat dibandingkan dengan pertemuan
sebelumnya dikarenakan
mereka telah
terbiasa dengan
mengerjakan LKS disetiap pertemuan dan mereka juga mengerjakan LKS tersebut secara bersama-sama.
Siswa yang belum paham dengan materi yang sedang dipelajari dapat berdiskusi dengan teman yang telah mengerti. Setiap siswa dalam kelompok
tersebut mempunyai tugas masing-masing, ada yang bertugas sebagai pencatat, dan pemimpin diskusi.
Gambar 4.5 Siswa saat berdiskusi : Salah satu siswa sedang menjelaskan materi kepada
siswa yang belum mengerti
Gambar 4.6 Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok
4 Pertemuan kedelapan : Jumat, 3 Desember 2010 Pada pertemuan kedelapan pembelajaran tidak dilakukan seperti
biasa. Hal ini dikarenakan materi yang dibahas telah habis dan peneliti akan memberikan tes akhir siklus II kepada siswa. Saat pembagian soal, semua
siswa tampak tenang dibandingkan saat pembagian soal pada siklus I. Siswa diberi waktu untuk mengerjakan tes selama satu jam pelajaran atau
selama 90 menit dan siswa juga dilarang bertanya kepada teman sebangku ataupun teman yang lain dan siswa tidak boleh membuka buku catatan saat
mengerjakan tes. Saat pengerjaan soal berlangsung, semua siswa tampak tenang dan
mengerjakan soal dengan teliti, tidak ada lagi siswa yang bekerjasama dalam mengerjakan soal seperti yang terjadi pada saat pengerjaan soal pada siklus I.
Setelah selesai mengerjakan tes akhir siklus II, siswa diminta untuk mengisi angket kemandirian oleh peneliti. Sebelum pengisian angket peneliti
menjelaskan lagi cara-cara mengerjakan angket yaitu dengan memilih salah satu jawaban yang sesuai dengan keadaan siswa dan mereka juga dilarang
bekerjasama dalam mengisi angket tersebut. Saat pengisian angket, semua siswa mengerjakan sendiri-sendiri karena angket tersebut pengisiannya
berdasarkan keadaan dari siswa itu sendiri sehingga mereka tidak perlu bertanya kepada teman dalam mengisi angket tersebut. Selesai mengisi angket
siswa dipersilahkan keluar kelas karena waktu pelajaran matematika telah habis, akan tetapi beberapa orang siswa diminta untuk diwawancarai tentang
kemandirian mereka. mereka diwawancarai sesuai lembar wawancara yang telah disiapkan peneliti.
Hasil observasi kemandirian siswa dalam belajar matematika pada siklus II dari pertemuan pertama sampai pertemuan keempat dapat dilihat pada
tabel 4.7 di bawah ini,
Tabel 4.7 Hasil Observasi Kemandirian Siswa Pada Siklus II
No Aktivitas Kemandirian
Pertemuan Ke-
Rata-rata I
II III
Jml Sswa
Jml Sswa
Jml Sswa
1 Membuat
catatan sendiri
35 100
30 85.7
35 100
95.3 2
Mengacungkan tangan untuk
mengerjakan latihan di papan tulis
5 14.3
10 28.6
25 71.4 38.1
3 Berani mengacungkan
tangan untuk menjawab pertanyaan
yang dilontarkan guru saat belajar
10 28.6
12 34.3
30 85.7 49.5
4 Menyelesaikan latihan
sampai selesai atau sampai tuntas
30 85.7
32 91.4
35 100
92.4
5 Hadir tepat waktu
31 88.6
33 94.3
35 100
94.3 6
Membawa buku
referensi lain 33
94.3 34
97.1 32
91.4 94.3 7
Bertanya tentang hal yang tidak dimengerti
kepada guru dengan mendatangi guru atau
dengan mengacungkan tangan
12 34.3
13 37.1
34 97.1 56.2
8 Menyelesaikan latihan
sendiri tanpa melihat pekerjaan orang lain
30 85.7
32 91.4
35 100
92.37
9 Menyerahkan PR tepat
waktu -
- 25
71.4 -
- 71.4
Rata-rata Siklus II
75.98
Dari tabel 4.7 di atas, terlihat bahwa aktivitas kemandirian siswa dalam belajar matematika yang memiliki prosentase terendah adalah pada
aktivitas menyelesaikan latihan di papan tulis. Hal tersebut dikarenakan siswayang berada di dalam kelompok pada siklus II ini masih terlihat belum
berani menyelesaikan latihan tersebut di papan tulis untuk dipresentasikan kepada teman-temannya karena mereka selalu mengandalkan teman atau
ketua kelompok untuk maju ke depan kelas dan ketua kelompokpun terkadang masih terlihat tidak berani untuk mewakili kelompoknya.
Sedangkan untuk aktivitas kemandirian yang lain sudah hampir 90 mengalami kenaikan prosentase untuk setiap pertemuannya. Akan tetapi
masih ada dua aktivitas yang prosentasenya masih mengalami penurunan setiap pertemuan seperti aktivitas membuat catatn sendiri dan membawa
buku referensi lain. Berdasarkan hasil wawancara guru pada saat pelajaran berlangsung, untuk aktivitas membawa buku referensi, pada saat itu ada
beberapa orang siswa yang lupa membawa buku tersebut sehingga pada pertemuan kedua dan pertemuan ketiga tersebut prosentase kemandirian
siswa mengalami penurunan. Rata-rata prosentase untuk akhir siklus II dari hasil observasi
kemandirian siswa dalam belajar matematika adalah sebesar 75.98. Rata- rata tersebut telah mencapai kriteria keberhasilan yang ditentukan yaitu
sebesar 70, dan penelitian berhenti pada siklus II. 4. Tahap Refleksi
Berdasarkan hasil angket, observasi, dan wawancara diperoleh data bahwa kemandirian siswa dalam belajar matematika pada siklus II telah
meningkat dan lebih baik dibandingkan dengan siklus I. terbukti dengan hasil wawancara peneliti terhadap siswa yang dilakukan pada akhir siklus II. Hasil
wawancara tersebut adalah sebagai berikut : 1 Siswa telah mempunyai target dalam belajar misalnya dalam hal
keinginan untuk mendapatkan rangking tinggi di kelas. Mereka telah merasa yakin akan kemampuan mereka.
2 Pada saat disuruh memilih antara belajar matematika dengan menonton acara TV favorit mereka, mereka lebih memilih untuk belajar karena
menurut mereka belajar lebih penting daripada menonton TV. 3 Jika mendapatkan tugas matematika yang sulit dari guru, mereka berani
bertanya kepada guru ataupun mencari buku-buku di perpustakaan yang sesuai dengan tugas mereka.
Meningkatnya kemandirian siswa juga dapat terlihat dari hasil perhitungan angket. Hasil skor angket untuk dapat dilihat pada tabel 4.7 di
bawah ini, Tabel 4.8
Distribusi Angket Kemandirian Siswa Pada Siklus II
Rentang Skor Item Frekuensi
Frekuensi relatif 69 – 76
6 17.2
77 – 84 9
25.7 85 – 92
8 22.9
93 – 100 8
22.9 101 – 108
3 8.6
109 – 116 1
2.8 Jumlah
35 100
Hasil kategorisasai kemandirian siswa pada siklus II tersebut dijelaskan pada tabel 4.9 di bawah ini,
Tabel 4.9 Rangkuman Skor Kemandirian Siswa Pada Siklus II
Statistika Deskriptif Perolehan Skor
N 35
Xmin 69
Xmax 112
ܺ
ഥ
87.6
SD 10.8
Dari kemandirian sisw
kemandirian seda kemandirian
ting pada siklus II
dihentikan pada si Pela
ended yang tela pengamatan, dan
penerapan pende mengajar adalah
dan lebih aktif
menjadi lebih m penggunaan pend
materi. Siswa te
matematika. Indi dimensi inisiatif
Meskipun demiki rata-rata. Pening
awal penelitian sa ari tabel 4.8 dan 4.9 di atas, diketahui bahw
siswa pada siklus II adalah sebesar 87.6. Siswa sedang adalah sebesar 14.3 dan siswa
tinggi adalah sebesar 85.7. Skor untuk kem II ini telah mencapai kriteria ketuntasan m
da siklus ini. elaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan pe
elah dilakukan pada siklus II ini,dapat tergam dan wawancara bahwa siswa dapat lebih m
ndekatan open ended dan hasil pengamatan terha ah baik. Berdasarkan hasil wawancara., mereka
ktif belajar dengan penerapan pendekatan ope mengerti dengan materi yang dipelajari
pendekatan ini, siswa ikut terlibat aktif dala
telah mengalami peningkatan kemandirian dikator yang mengalami peningkatan lebih ba
atif untuk indikator mengerjakan sesuatu ikian, setiap indikator juga telah mengalami pe
ningkatan kemandirian siswa berdasarkan hasi sampai akhir siklus II dapat dilihat dari diagra
Bagan 4.1 Rata – rata Kemandirian Siswa
1 2
3 20.70
57.80 75.90
hwa skor rata-rata swa yang memiliki
a yang memiliki kemandirian siswa
maka penelitian
n pendekatan open gambar dari hasil
mandiri dengan erhadap guru yang
eka merasa senang open ended. Siswa
ri karena dengan dalam mempelajari
an dalam belajar baik adalah pada
u tanpa disuruh. i peningkatan skor
asil observasi dari gram di bawah ini,
Pra Penelitian Siklus I
Siklus II
Berdasar penelitian sampa
prosentase kemandi siklus I menjadi 57.8
Peningka dilihat dari diagra
Peningkatan Ke
Dari diag hasil observasi m
kemandirian sisw mencapai kriteri
prosentase kemandi mencapai kriteria
Sedangk siklus II dapat dil
sarkan Diagram1, prosentase kemandirian si pai siklus II mengalami peningkatan. Pada a
andirian siswa sebesar 20.7 dan mengalami di 57.8 dan meningkat lagi di siklus II menjadi
ngkatan kemandirian siswa berdasarkan hasil gram di bawah ini,
Bagan 4.2 Kemandirian Siswa Berdasarkan Hasil Observa
diagram di atas, terlihat bahwa kemandirian sisw si mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus
siswa pada siklus I adalah sebesar 57.79 da eria ketuntasan yang ditetapkan. Sedangkan
andirian meningkat sebesar 18.19 menjadi 75.98 ria ketuntasan yang ditetapkan.
ngkan peningkatan hasil perhitungan angket dari dilihat pada bagan di bawah ini,
Siklus I Siklus II
57.79 75.98
siswa dari awal da awal penelitian,
mi peningkatan di njadi 75.9.
sil observasi dapat
rvasi
siswa berdasarkan klus II, prosentase
dan masih belum n untuk siklus II
di 75.98 dan telah
dari siklus I sampai
Observasi
Peningkatan Kem Dari diag
hasil perhitungan II, skor kemandir
mencapai kriteria kemandirian meni
ketuntasan yang di Dari diagr
telah meningkat ataupun berdasar
B. Pemeriksaan