BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Aliyah Negeri 1 Cibinong Bogor. Adapun waktu penelitian ini dilaksanakan selama dua siklus
atau dua kali pertemuan, yaitu dari bulan Mei dan bulai Juni 2011.
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas classroom action research, yaitu
“Sebuah pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan
dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. ”
1
Sedangkan menurut H.E. Mulyasa mengartikan PTK sebagai
“penelitian tindakan action research yang dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas proses dan hasil
belajar sekelompok peserta didik. ”
2
Adapun menurut Rochiati Wiraatmadja menjelaskan Penelitian Tindakan Kelas sebagai berikut:
“Penelitian yang dilakukan bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka, dan belajar dari
pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran mereka dan melihat pengaruh nyata
dari upaya itu.
”
3
1
Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara, 2007, Cet. IV, h. 3.
2
H.E Mulyasa, Praktik Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010, Cet. III, h. 10.
3
Rochiati Wiraatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005, h. 13.
Metode ini dipilih peneliti karena berdasarkan pendapat para ahli yang menyatakan bahwa PTK sangat bermanfaat bagi guru dalam meningkatkan
mutu proses dan hasil belajar di kelas. Selain itu, pada PTK sifatnya bukan mengetes sebuah perlakuan, tetapi sudah mempunyai keyakinan akan
ampuhnya sebuah perlakuan. Penelitian tindakan kelas merupakan cara untuk melakukan perubahan ke arah perbaikan dalam pembelajaran.
Melalui metode ini, peneliti menerapkan penelitian tindakan kelas sebagai sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas terhadap proses
belajar mengajar penulisan naskah drama menggunakan media cerpen dengan beberapa siklus. Masing-masing siklus terdiri dari empat tah
apan yaitu “1 perencanaan, 2 pelaksanaan, 3 pengamatan, dan 4 refleksi.
”
4
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan partisipan ialah “Bahwa
orang yang akan melakukan tindakan haruslah terlibat dalam proses penelitian dari awal.”
5
Penelitian ini dilakukan secara partisipan karena peneliti berperan sebagai pengkaji permasalahan, pendiagnosis masalah,
perencana tindakan, pengamat, dan pelaksana tindakan. Dalam penelitian partisipan ini, “Peneliti mengamati apa yang dikerjakan siswa, mendengarkan
apa yang mereka ucapkan, dan berpatisipasi dalam aktivitas mereka. ”
6
Kondisi ini dimaksudkan agar mempermudah peneliti saat pengumpulan data sehingga penelitian dapat berjalan sesuai dengan rencana dan sesuai dengan
hasil yang diharapkan.
4
Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara, 2007, Cet. IV, h. 16.
5
Syamsuddin dan Vismaia S. Damaianti, Metode Penelitian Pendidikan Bahasa, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006, h. 208.
6
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2006, h. 311.
Penelitian ini dilakukan secara kolaborasi dengan guru bidang studi bahasa Indonesia di sekolah. Kondisi ini dimaksudkan agar penelitian dapat
berjalan sesuai dengan rencana dan sesuai dengan hasil yang diharapkan. Adapun penelitian ini diawali dengan melakukan penelitian pendahuluan pra
penelitian dan akan terhenti apabila kriteria keberhasilan telah tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan siklus adalah
satu putaran kegiatan beruntun yang kembali ke langkah semula, di mana tiap-tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu:
1. Perencanaan Planning
Dalam tahap ini, peneliti menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP dan instrumen penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan
adalah lembar tugas siswa, lembar observasi untuk siswa, lembar jurnal, wawancara dan lembar wawancara untuk guru dan siswa.
2. Tindakan Acting
Tahap ini adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan yang telah dibuat, yaitu melaksanakan tindakan
kelas. 3.
Pengamatan Observing Dalam tahap ini peneliti melakukan pengamatan bersamaan dengan
pelaksanaan tindakan untuk memperoleh data yang akurat untuk perbaikan pada siklus berikutnya. Observasi dimaksudkan sebagai kegiatan
mengamati, menggali, dan mengodumentasikan semua gejala indikator yang terjadi selama proses penilaian. Dalam penelitian ini peneliti dibantu
oleh guru kelas yang berperan sebagai observer dan kolaborator. Sebagai observer guru membantu peneliti untuk mengamati perkembangan
aktivitas siswa selama proses pembelajaran menulis naskah drama. Sebagai kolaborator guru kelas mengamati dan menilai peneliti dalam
proses pembelajaran bahasa Indonesia. 4.
Refleksi Reflecting Tahap ini merupakan kegiatan mengemukakan kembali apa yang sudah
dilakukan, hasil pengamatan yang didapat dari semua instrumen penelitian dianalisa bersama oleh peneliti dengan guru kolaborator, sehingga dapat
diketahui kekurangan yang ada pada siklus I. Hasil analisis tersebut dapat dijadikan acuan untuk merencanakan tindakan pada siklus II. Hasil
observasi yang diperoleh dianalisis peneliti bersama guru kolaborator. Untuk mengetahui apakah kegiatan yang dilaksanakan sudah mencapai
tujuan yang diharapkan atau masih perlu adanya perbaikan. Hasil analisis tersebut akan digunakan sebagai acuan untuk merencanakan tindakan
selanjutnya. Adapun model untuk penelitian tindakan kelas terdiri dari beberapa tahap sebagai berikut:
Siklus I
Siklus II
Gambar Desain Penelitian Tindakan Kelas
7
7
Suharsimi Arikunto, dkk., Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, Cet. VIII, h. 74.
Permasalahan Perencanaan
Tindakan I Pelaksanaan
Tindakan I
Refleksi Pengamatan
Pengumpulan data I
Perencanaan Tindakan I
Pelaksanaan Tindakan I
Pengamatan Pengumpulan data I
Refleksi II
Dilanjutkan Ke siklus berikutnya
Permasalahan baru hasil
refleksi
Apabila permasalahan
belum terselesaikan
C. Populasi dan Sampel