6. Penggunaan gaya bahasa
Sebagaimana dalam puisi, karya drama juga menggunakan gaya bahasa dalam penerapannya. Penggunaan gaya bahasa tersebut antara
lain difungsikan untuk memaparkan gagasan secara lebih hidup dan menarik, menggambarkan suasana lebih hidup dan menarik, untuk
menekankan suatu gagasan, untuk menyampaikan gagasan secara tidak langsung.
7. Dialog
Hal yang membedakan drama dengan karya sastra lainnya adalah di dalam unsur intrinsik drama terdapat dialog. Dialog merupakan unsur
yang erat kaitannya dengan unsur lain di dalam drama, karena “lewat
dialog yang baik akan tercipta pemikiran, karakter yang kuat, dan konflik peristiwa dalam cerita.
”
27
Karena itu dialog memiliki unsur yang sangat penting dalam drama, dialog dapat membantu penonton dan pembaca
untuk memahami para tokoh dan tema dalam cerita. Sedangkan bagi penulis naskah drama dialog dapat menunjang penggambaran latar, plot,
perwatakan dan amanat.
F. Jenis-jenis Drama
1. Tragedi
Aristoteles dalam Chairul Anwar mengemukakan tragedi adalah “Imitasi atau peniruan sebuah aksi yang bagus, sempurna dari seseorang
yang agung dan besar pengaruhnya dalam lapangan kehidupan. ”
28
Dalam
27
B.Rahmanto dan Endah Peni Adji, Drama, Jakarta:Universitas Terbuka, 2007, h. 3.26.
28
Chairul Anwar, Drama Bentuk-Gaya dan Aliran, Yogyakarta: Elkaphi, 2005, h. 9.
Sylvan Barnet menyebutkan ketika menulis tentang tragedi, mungkin tema yang paling umum adalah tentang tragedi kepahlawanan.
”
29
Contoh drama tragedi adalah drama Hamlet serta drama Romeo dan Juliet karya
dramawan Inggris yang terkenal yaitu William Shakespare. 2.
Komedi Sudjiman dalam B. Rahmanto menyebutkan drama komedi adalah
“Lakon ringan yang sifatnya menghibur, walaupun di dalamnya dapat bersifat menyindir, biasanya berakhir dengan bahagia.
”
30
Contoh drama komedi adalah drama Le Medecin-Malgre Lui Dokter Gadungan karya
Moliere si raja komedi dari Prancis abad ke-17. 3.
Tragikomedi Tragikomedi adalah drama gabungan antara tragedi dan komedi.
Ciri-ciri jenis drama ini adalah jika bagian awal cerita penuh dengan komedi atau kelucuan maka pada bagian akhir akan disusul dengan
peristiwa tragis. Sebaliknya jika pada awal cerita penuh dengan kesedihan maka di akhir cerita akan berakhir dengan suka cita.
“Drama jenis ini cenderung untuk memperlihatkan hal-hal yang bersifat duniawi yang
membaurkan segi suka dan duka, atau suka dan duka datang silih berganti di dalam kehilangan sesuatu kita memperoleh suatu yang lain.
”
31
Contoh drama tragikomedi adalah drama Le Cid karya Corneille.
29
When writing about tragedy, probably the commonest essay is on the tragic hero. Sylvan Barnet, A Short Guide to Writing About Literarure, Canada: Little, Brown and Company, 1968,
h. 78.
30
B.Rahmanto, dan Endah Peni Adji, Drama, Jakarta:Universitas Terbuka, 2007, h. 3.5.
31
M. Atar Semi, Anatomi Sastra, Jakarta: Angkasa Raya, tt, h. 169.
4. Melodrama
“Melodrama merupakan drama yang menguras air mata, biasanya dipadu dengan musik.
”
32
Contoh drama ini adalah kisah Madame Butterfly karya N. Riantiarno.
G. Pengertian Media