E. Tahap Pelaksanaan Siklus II
1. Perencanaan Pelaksanaan Siklus II
Pada tahap perencanaan pada siklus II ini peneliti juga menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, lembar oobservasi, lembar
jurnal, dan panduan wawancara. RPP disusun oleh peneliti dan didiskusikan bersama guru mata pelajaran bahasa Indonesia untuk menyempurnakan
proses pembelajaran. Berdasarkan hasil evaluasi dan refleksi dari siklus I, maka proses
pembelajaran pada siklus II akan lebih diarahkan dengan mengacu pada hasil evaluasi siklus I, perbaikan-perbaikan yang ada pada siklus I
diterapkan pada siklus II dengan merubah beberapa peraturan pembelajaran yang terdapat pada siklus I yaitu:
a Peneliti akan memotivasi siswa untuk bertanya
b Peneliti akan memaksimalkan waktu dengan sebaik-baiknya.
c Peneliti akan menekankan pada pemberian materi kelengkapan aspek
formal dalam naskah drama seperti: babak, judul, dialog, kramagung dan prolog maupun epilog.
d Peneliti akan memberikan salah satu contoh naskah drama untuk
mengembangkan suatu dialog, mengubah suatu judul dan berimprovisasi dalam sebuah kramagung.
e Peneliti akan memberikan penekanan pada penggunaan ejaan, tanda baca
dan pemilihan diksi.
f Peneliti akan memberikan satu contoh naskah drama yang berjudul
Kapai-kapai karya Arifin C.Noer. Pada siklus II ini peneliti menggunakan metode tanya jawab,
ceramah dan inquiri, dalam proses pembelajaran guru tidak memberikan materi secara langsung, akan tetapi guru menggali pengetahuan siswa
tentang naskah drama. Target yang ingin dicapai pada siklus II ini adalah agar siswa lebih
semangat dalam manulis naskah drama sehingga aktivitas siswa dalam menulis naskah drama meningkat dan tidak ada lagi siswa yang memiliki
tingkat aktivitas yang rendah.
2. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Pada awal
pembelajaran guru
mengondisikan kelas
dan mengucapkan salam serta menyapa para siswa. Setelah itu guru
menanyakan apakah ada siswa yang tidak hadir, akan tetapi seluruh siswa hadir pada siklus II. Sebelum memulai materi guru memberikan satu ice
breaking, dan siswa terlihat sangat senang dan merasa terhibur di awal pelajaran. Selanjutnya guru memberikan apersepsi yaitu pertanyaan-
pertanyaan materi seputar drama dan naskah drama yang telah diberikan pada pertemuan sebelumnya. Seperti biasa, seluruh siswa antusias dalam
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru. Dan selanjutnya guru menyimpulkan dari jawaban-jawaban yang diberikan siswa.
Setelah itu guru bertanya akan kesulitan-kesulitan pada siklus I. Beberapa siswa mengancungkan tangannya, dah pendapat dari beberapa
siswa hampir sama. Selanjutnya guru memberikan salah satu contoh naskah drama yang berjudul Kapai-kapai karya Arifin C.Noer. Pembacaan naskah
diberi waktu lima menit. Kemudian guru bertanya apa saja aspek formal naskah drama yang terdapat dalam naskah drama berjudul Kapai-kapai
karya Arifin C.Noer, dan hampir seluruh siswa dapat menjawab dengan tepat.
Selanjutnya guru mengambil contoh dialog milik Siti Aminah yang di sudah dikembangkan, seperti di bawah ini:
Serentak : “Hari sudah sore, sebentar lagi kita akan menjelang
buka p uasa”
Burkat : “Tapi di mana kita akan menumpang?”
Togop : “Hmmmm... lebih baik kita bermalam di Sitinjak saja,
sepertinya di sana ada warung nasi...” Lalu, guru memberikan contoh kramagung milik Yudi, karena Yudi
cukup berimprovisasi dalam kramagung-kramagungnya. Seperti di bawah ini:
Togop : “Itulah sebabnya maka saya katakan tadi, lebih baik kita
bermalam di Sitinjak saja. Di sana ada warung nasi.” sambil memandang-mandang pohon disampingnya
dengan penuh kekecewaan Dan selanjutnya guru memberikan salah satu judul yang sudah
diubah dari judul cerpen, yaitu judul milik Rihlah Mawaddah, dengan judul “Tiga Musafir yang Mencari Makan”. Pemberian contoh-contoh tersebut
bertujuan untuk memotivasi siswa membuat naskah drama menjadi lebih kreatif.
Setelah itu guru menjelaskan tentang kegunaan media cerpen dalam menulis naskah drama. Mula-mula guru bertanya
“Apakah di antara kalian ada yang sudah menonton film Ayat-
ayat Cinta dan Laskar pelangi?” serentak siswa menjawab
“Sudah bu” lalu guru memberi pertanyaan kembali
“Oke, lalu siapa di antara kalian yang sudah membaca novel Ayat- ayat Cinta dan Laskar Pelangi?” dan ternyata hanya ada beberapa dari
mereka yang sudah membacanya. Di sini guru menjelaskan akan penggunaan media cerpen dalam menulis naskah drama, bahwa film Ayat-
ayat Cinta dan Laskar Pelangi berawal dari sebuah novel. Maka, tidak beda dengan pembelajaran yang mereka hadapi pada saat itu, mereka seolah-oleh
sedang menulis naskah drama yang dilakukan untuk sebuah film, akan tetapi novel itu digantikan dengan cerpen yang bentuknya tidak jauh berbeda. Dan
siswa pun merasa senang dan antusias untuk menulis naskah drama dengan menggunakan media cerpen.
Selanjutnya guru memastikan bahwa seluruh siswa masih mengingat cerita yang berada dalam cerpen Bertengkar Berbisik karya M. Kasim
dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan seputar alur dan isi dalam cerita. Terlihat dari jawaban-jawaban seluruh siswa bahwa mereka masih
mengingat isi cerita di dalamnya.
Setelah itu barulah guru memberikan penekanan penggunaan ejaan, penempatan huruf kapital, dan tidak boleh lagi menyingkat suatu kata. Guru
juga memberikan tips-tips seputar penggunaan ejaan. Kegiatan selanjutnya, guru membagikan lembar kerja, dan setelah
semua siswa menerima lembar kerja, kuru kembali bertanya “Sudah siap
menulis naskah drama dengan menggunakan cerpen yang kemarin?” serentak semua siswa menjawab
“Siap”. Kemudian siswa mulai menulis naskah drama dengan menggunakan cerpen yang sama seperti pertemuan
sebelumnya. Guru berkeliling untuk memastikan semua siswa sudah mulai
menulis naskah drama. Siswa terlihat lebih tenang dibandingkan dengan kegiatan menulis naskah drama pada siklus I. Di tengah-tengah proses
menulis ada yang bertanya tentang penambahan babak dalam cerita, dan guru menjawab boleh karena itu akan menambah penilaian dalam poin
kreativitas. Dengan catatan penambahan babak tersebut tidak mengubah alur cerita. Sementara observer atau guru mata pelajaran bahasa Indonesia terus
mengamati kegiatan pembelajaran yang sedang dilakukan. Dalam sepuluh menit terakhir guru mengumumkan bahwa waktu
sudah habis, ada beberapa siswa yang sudah selesai mengerjakannya dan ada pula yang terlihat tergesa-gesa menyelesaikannya. Setelah semua hasil
naskah drama siswa terkumpul, guru mengumumkan tiga terbaik hasil naskah drama siswa, dan suasana menjadi sangat ribut. Setelah itu, guru
membagikan lembar observasi dan jurnal siswa sebagai bahan refleksi pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Setelah terkumpul lembar observasi dan jurnal, guru mengulas kembali pelajaran yang telah didapat yaitu tentang penulisan naskah drama
dan seluruh siswa sangat antusias menjawab. Setelah itu guru memberikan ice breaking sebagai penutup pembelajaran.
3. Analisis Naskah Drama Siswa Siklus II
Peneliti menganalisis hasil siswa berdasarkan kriteria-kriteria penilaian yang telah ditetapkan. Peneliti mengambil sebelas hasil naskah
drama siswa, jumlah tersebut diambil 30 dari jumlah siswa. Berikut analisis kesebelas naskah drama siswa pada siklus II:
a Hasil naskah drama siswa bernama Ahmad Suhendar
1 Kelengkapan aspek formal naskah drama
Naskah drama hasil karya Ahmad Suhendar pada siklus II sudah sangat baik. Dalam aspek formal naskah drama Ahmad pada siklus I
tidak memakai babak, akan tetapi pada siklus II ini Ahmad memberikan babak dalam naskah dramanya.
Ahmad masih memakai judul dalam naskah drama pada siklus I yaitu
“Tiga Orang Musafir Sang Penipu Ulung”. Dalam penulisan dialog terlihat perbedaan, dialog-dialog pada siklus I Ahmad menulis
sama persis dengan kalimat-kalimat yang terdapat dalam cerpen akan tetapi pada siklus II Ahmad lebih berimprovisasi, terlihat pada awal
cerita yaitu sebagai berikut:
Togu : “Bagaimana ini, hari semakin petang, bagaimana kita
akan berbuka puasa?” Burkat
: “Sedangkan di kampung ini tidak ada lepau nasi, kenalanpun kita tak ada. Di manakah kita akan
menumpang?” sambil menatap tajam kepada kedua temannya.
Pada siklus I Ahmad hanya memberikan dialog pada awal cerita sebagai berikut:
Burkat : “Di kampung ini tidak ada lepau nasi, kenalanpun tak
ada. Di manakah kita akan menumpang? Bertenak sendiri dalam puasa begini, saya tak sanggup
rasanya”. Dalam penulisan kramagung pada siklus I Ahmad sedikit
berimprovisasi dibandingkan kramagung pada siklus II, salah satu contohnya sebagai berikut:
Burkat : “Sedangkan di kampung ini tidak ada lepau nasi,
kenalanpun kita tak ada. Di manakah kita akan menumpang?” sambil menatap tajam kepada kedua
temannya. Dalam prolog dan epilog tidak banyak perubahan yang dilakukan
Ahmad, dia hanya memberikan kata-kata yang berbeda pada prolog dan epilog siklus II.
2 Kesesuaian naskah drama dengan cerpen
Secara keseluruhan isi naskah drama yang ditulis Ahmad pada siklus II terdapat peningkatan dibandingkan pada siklus I yaitu isi
cerpen seluruhnya terangkum dalam naskah drama, pada siklus II ini dilengkapi babak sehingga alur sudah lebih jelas.
3 Kreativitas
Dalam siklus I Ahmad hampir tidak mengembangkan cerita. Secara umum Ahmad belum mampu mengembangkan kreatifitasnya.
Naskah yang ditulis Ahmad seluruhnya mengutip apa yang disajikan dalam cerpen, tetapi dalam siklus II ini Ahmad banyak sekali
mengembangkan dialog dan kramagung, ia mengembangkan dialog dan kramagung menjadi lebih menarik.
4 Penggunaan EYD
Penggunaan ejaan Ahmad pada siklus II ada sedikit perbaikan, pada siklus I dalam naskah drama milik Ahmad terdapat tujuh
kesalahan tetapi pada siklus II ini terdapat empat kesalahan saja. Itu artinya ada peningkatan dalam penulisan ejaannya.
b Hasil naskah drama siswa bernama Ade Nurhasanah
1 Kelengkapan aspek formal naskah drama
Hasil naskah drama karya Ade Nurhasanah pada siklus II sudah banyak peningkatan dibandingkan pada siklus I. Salah satunya yaitu
dalam naskah drama Ade pada siklus I tidak memakai babak, akan
tetapi pada siklus II ini Ade memberikan babak dalam naskah dramanya.
Pada siklus I Ade memberikan judul pada naskah dramanya menggunakan judul yang terdapat dalam cerpen yaitu “Bertengkar
Berbisik”, pada siklus II Ade mengubah judulnya menjadi “Menipu Demi Perut Kenyang”
Ade memang pandai sekali mengembangkan sebuah dialog. Pada siklus I Ade sudah berimprovisasi, terlebih lagi pada siklus II ini
Ade banyak sekali berimprovisasi, banyak dialog yang tidak terdapat dalam cerpen dan naskah dramanya pada siklus I. Salah satu
contohnya sebagai berikut: Di kampung Batangtoru
Si Burkat : “Saya adalah seorang kepala kampung dan
perkenalkan kedua pengikutku Togu dan Togop, kami kemalaman dalam perjalanan, sudikan Tuan
mengantarkan kami ke rumah kepala kampung di desa ini?”
Si Kodir : “Mari saya antarkan Engku ke rumah kepala
kampung di desa ini” Si Kodir
: “Inilah rumah kepala kampung di desa ini” Si Burkat
: “Trimakasih, sudah mengantarkan kami ke sini”. Si Kodir
: “Iya sama-sama, kalau begitu saya pamit”
Pada siklus I Ade tidak memberikan epilog, itu disebabkan cerita dalam naskah drama ade terhenti di tengah jalan. Akan tetapi
pada siklus II ini ade menyelesaikan naskah dramanya dengan melengkapi epilog pada akhir cerita.
2 Kesesuaian naskah drama dengan cerpen
Ade tidak menyelesaikan naskah dramanya pada siklus I, akan tetapi pada siklus II ini ade menuntaskan cerita dalam naskah
dramanya. Sehingga alur dalam cerita terangkum seluruhnya, dan juga dibubuhi babak sehingga cerita menjadi lebih jelas.
3 Kreativitas
Secara keseluruhan isi naskah drama yang ditulis Ade pada siklus II terdapat peningkatan kreatifitas dibandingkan pada siklus I,
yaitu adanya peningkatan dalam penulisan judul, yang diubah dari judul yang terdapat dalam cerpen, dan juga pengembangan dalam
dialog-dialog. 4
Penggunaan EYD Naskah drama milik Ade pada siklus II ini lebih baik penulisan
ejaannya dibandingkan hasil naskah drama pada siklus I, kesalahan- kesalahan Ade masih seputar penggunaan kata depan di yang
mengikuti kata kerja atau kata benda.
c Hasil naskah drama siswa bernama Ana Nurjanah
1 Kelengkapan aspek formal naskah drama
Naskah drama milik Ana Nurjanah pada siklus II ini mengalami peningkatan dibandingkan naskah drama pada siklus I. Dalam siklus I
Ana tidak memberikan babak dalam naskah dramanya, akan tetapi pada siklus II ini Ana memberikan babak, sehingga naskah drama
hasil Ana sedikit dapat dipahami karena sudah jelas perpindahan babak dan perpindahan latarnya.
Dalam siklus I Ana sedikit merubah judul dari judul yang terdapat dalam cerpen yaitu “Pertengkaran dengan Berbisik”, akan
tetapi dalam siklus II Ana merubah kembali judulnya dari pada judul pada siklus I yaitu dengan judul
“Musafir Penipu yang Berbisik” itu artinya semakin meningkat daya kreatifitas dalam segi penulisan judul
yang dibuat oleh Ana. Dalam penulisan dialog pada siklus I Ana menuliskannya hampir
sama dengan dialog yang terdapat dalam cerpen, akan tetapi sangat berbeda sekali dengan dialog yang terdapat pada siklus II. Ana banyak
berimprovisasi dalam dialog, salah satunya sebagai berikut: Tuan Rumah
: “Assalamu’alaikum, Engku ....” sambil
bersalaman Burkat
: “Wa’alaikum salam ...” Tuan Rumah
: “Silahkan duduk Engku” Burkat
: “Terimakasih ...” Burkat
: “Lihatlah, komidi kita berhasil baik” sambil berbisik kepada Togop dan Togu
Ana memang pandai sekali membuat kramagung, pada siklus I sudah dijelaskan sebelumnya akan kepandaian Ana membuat
kramagung-kramagung. Peneliti berikan salah satu contoh kramagung lagi yang dibuat oleh Ana yaitu:
Togop : “Tadi aku sudah bilang, lebih baik kita berhenti dan
bermalam di Sitinjak saja, di sana ada sebuah warung nasi
” sambil kesal dan menggaruk-garuk kepala Burkat
: “Aku dapat akal” sambil mengancungkan jari telunjuknya
Togop : “Kalau begitu apa idemu?” sambil penasaran
2 Kesesuaian naskah drama dengan cerpen
Secara keseluruhan isi naskah drama yang ditulis Ana pada siklus II terdapat peningkatan dibandingkan pada siklus I yaitu isi
cerpen seluruhnya terangkum dalam naskah drama, pada siklus II ini dilengkapi babak sehingga alur sudah lebih jelas.
3 Kreativitas
Naskah yang disuguhkan oleh Ana cukup kreatif, Ana mampu mengembangkan cerpen dan berimprovisasi. Terlihat dari penyuguhan
kramagung, dialog yang bervarisi dan judul yang sudah diubah dari bentuk aslinya.
4 Penggunaan EYD
Penggunaan ejaan Ana pada siklus II ada sedikit perbaikan, pada siklus I dalam naskah drama milik Ana terdapat tujuh kesalahan tetapi
pada siklus II ini terdapat empat kesalahan saja. Itu artinya ada peningkatan dalam penulisan ejaannya. Kesalahan-kesalahan Ana
masih seputar penggunaan kata depan di sebagai preposisi atau sebagai imbuhan.
d Hasil naskah drama siswa bernama Asri Puspitasari
1 Kelengkapan aspek formal naskah drama
Dalam siklus II Asri mengalami banyak peningkatan dibanding hasil naskahnya pada siklus I. Aspek formal naskah drama milik Asri
sudah lengkap, pada siklus I Asri tidak memberikan judul dan babak, tetapi pada siklus II ini Asri memberikan judul dan babak dalam
naskah dramanya. Judul yang diberikan Asri pada siklus II ini cukup menarik, berbeda dengan judul yang terdapat dalam cerpen, judul
yang diberikan Asri pada siklus II ini yaitu “Kepala Kampung Palsu”.
Dalam penulisan dialog pada siklus I Asri masih menyalin dengan dialog-dialog yang terdapat di dalam cerpen, akan tetapi pada siklus II
Asri lebih kreatif dan lebih bisa mengembangkan dalam penulisan dialog. Salah satu contohnya sebagai berikut:
Burkat : “Saya adalah kepala kampung, kami
kemalaman dan kami mencari rumah yang dapat disinggahi, apakah ada?” Burkat bertanya
kepada salah satu penduduk Pak Samin
: “Mari saya antarkan Engku ke salah satu penduduk kampung yang kaya raya”.
Burkat : “Terimakasih”
Togop : “Rencana kita sebenntar lagi akan berhasil”
mengedipkan salah satu matanya kepada burkat Dalam siklus I penulisan kramagung Asri cukup berimprovisasi,
Asri banyak menambahkan kramagung-kramagung yang tidak terdapat dalam cerpen. Begitu pula pada siklus II Asri menambahan
bermacam-macam kramagung. Misalnya dalam dialog-dialog di bawah ini:
Burkat : “Di kampung ini tidak ada warung nasi, orang
yang kita kenalpun tidak ada” menatap temannya dengan wajah cemas
Togop : “Tadi saya sudah bilang, kita lebih baik berhenti
di kampung Sitinjak saja di sana ada warung nasi” dengan suara penyesalan
Burkat : “Aku dapat ide” jari telunjuk diacungkan
Togop : “Ide apa yang kamu dapatkan?” menatap
Burkat dengan wajah penuh harapan. 2
Kesesuaian naskah drama dengan cerpen Naskah drama milik Asri pada siklus II secara keseluruhan
mengalami peningkatan dibandingkan pada siklus I yaitu isi cerpen seluruhnya terangkum dalam naskah drama dan pada siklus II ini
dilengkapi babak dan judul sehingga alur terlihat sudah lebih jelas.
3 Kreativitas
Naskah drama milik Asri pada siklus I hampir tidak mengembangkan cerita. Naskah yang ditulis Asri hampi seluruhnya
mengutip apa yang disajikan cerpen. Namun, pada siklus II ini, hal tersebut tidak terjadi kembali. Asri mulai berimprovisasi yaitu dengan
menambahkan dialog-dialog yang tidak terdapat dalam cerpen. Hal tersebut menyebabkan alur yang pada siklus I sulit dimengerti,
menjadi lebih jelas dalam naskah drama siklus II ini. secara keseluruhan, Asri mengalami peningkatan dalam kreativitas.
4 Penggunaan EYD
Kekurangan pada naskah drama Asri ini terletak pada penggunaan ejaan, baik pada siklus I atau pada siklus II. Permasalahan
penempatan prefiks di sudah mengalami perbaikan. Dalam siklus I Asri mengalami enam belas kesalahan ejaan, akan tetapi pada siklus II
Asri mengalami sebelas kesalahan ejaan. Secara umum naskah drama milik Asri mengalami peningkatan
dan perbaikan. Kekurangan-kekurangan hanya terdapat dalam ejaan. Hal tersebut dapat diperbaiki dengan mulai membiasakan menulis
dengan benar.
e Hasil naskah drama siswa bernama Endah Ami Pratiwi
1 Kelengkapan aspek formal naskah drama
Naskah drama hasil Endah pada siklus I diberi judul Pertengkaran 3 “Serangkai dalam Berbisik”, lalu pada siklus II ini
judul naskah drama Endah berubah menjadi “Tiga Sekawan Musafir Penipu”. Itu artinya kreativitas dalam diri Endah makin
berkembang. Pada siklus II dialog Endah lebih berkembang dan variatif.
Tidak banyak menyalin dari cerpen. Hal tersebut menyebabkan cerita lebih jelas dan menarik. Ada penambahan dialog dalam awal
cerita seperti dialog berikut ini: Togop
: “Hari sudah gelap, sebentar lagi saatnya berbuka puasa, lalu kita akan berbuka puasa di mana?”
Pembagian babak dalam siklus II sudah sangat jelas diberikan Endah. Dalam siklus I Endah hanya membagi babak dengan Scene 1,
Scene 2, dst. Dalam siklus II ini Endah membagi babak dengan menginformasikan latar, yaitu: Dalam Perjalanan Menuju
Batangtoru, Di Kampung Batangtoru, Sampai Di rumah Kepala Kampung Batangtoru, Istirahat malam di Kamar Tidur.
Dalam penulisan kramagung pada siklus II Endah memberikan kramagung dengan lebih variatif dibanding naskah drama siklus I.
Dan penulisan prolog pada siklus II ini masih hampir sama dengan prolog di siklus I. Akan tetapi Epilog dalam siklus II Endah
menampilkannya dengan lebih kreatif dan tidak lagi menyalin epilog yang terdapat dalam cerpen, seperti berikut ini:
Siklus II Namun akan tetapi sebelum para warga menangkap tiga
sekawan penipu itu, mereka bertiga berusaha kabur dan membawa dirinya masing-masing, dan mereka hilang di
tempat itu. Siklus I
Akan tetapi sebelum para warga melakukan perintah itu, Sutan Menjinjing Alam dan kedua pengiringnya meloloskan diri
masing-masing, melompat dari jendela kamar itu dan hilang di tempat yang kelam.
2 Kesesuaian naskah drama dengan cerpen
Kesesuaian cerita dalam naskah drama milik Endah pada siklus I memang sudah cukup sesuai, dan pada siklus II kesesuaian itu
lebih meningkat karena diperjelas dengan babak yang diberikan informasi latar. Sehingga alur dalam cerita semakin jelas.
3 Kreativitas
Pada siklus I Endah hanya sedikit saja mengembangkan cerita dalam naskahnya, ia banyak menyalin dialog-dialog dalam cerpen.
Tetapi dalam siklus II ini Endah lebih banyak berimprovisasi dalam dialog, banyak dialog yang ditambahkan oleh Endah yang tidak
terdapat dalam cerpen. Begitu juga dengan kramagung, kramagung Endah dalam siklus II ini lebih bervariatif. Sehingga alurnya dapat
mudah dimengerti. Secara keseluruhan Endah mengalami peningkatan dalam kreativitas.
4 Penggunaan EYD
Ejaan Endah dalam siklus II ini juga masih ada kekurangannya. Hanya saja tidak sebanyak kesalahan ejaan pada
siklus I. Dalam siklus I ada 12 kesalahan dalam ejaan dan tanda baca, tetapi dalam siklus II ini hanya ada 3 kesalahan tanda baca
dan ejaannya. Itu artinya sudah banyak peningkatan dan perbaikan dalam penggunaan ejaan.
f Hasil naskah drama siswa bernama Kemala Saras Rianty
1 Kelengkapan aspek formal naskah drama
Naskah drama hasil Kemala Saras Rianty pada siklus II mengalami banyak peningkatan dibandingkan dengan naskah
drama pada siklus I. Dalam siklus II sudah terdapat judul dan babak. Judul yang diberikan oleh Kemala ialah
“Penipu Muslihat Para Musafir”. Itu artinya cerita dalam naskah drama milik kemala
menjadi semakin jelas. Dalam siklus I Kemala hanya sedikit berimprovisasi dalam
dialog. Akan tetapi pada siklus II ini sudah banyak sekali perubahan dalam dialog yang dibuat oleh Kemala, ia begitu pandai
mengembangkan cerita dan berimprovisasi pada siklus II ini. salah satu pengembangan dialog yang dibuat Kemala adalah sebagai
berikut:
Di ruang makan Engku Kinanda
: “Silahkan santap jamuan ini duhai
Sutan. mempersilahkan makan Burkat
:“Kinanda amatlah baik. Merasa tidak enak saya kepada Engku.”
Engku Kinanda :“Tak perlu sungkan. Anggaplah rumah
sendiri” Togop dan Togu : menatap tajam ke arah Burkat
Dalam siklus I penulisan kramagung Kemala sudah cukup kreatif, akan tetapi pada siklus II Kemala lebih kreatif lagi
mengembangkan kramagung, hampir di setiap dialog Kemala selalu memberikan kramagung.
Dalam naskah drama Kemala terdapat prolog. Di akhir cerita Kemala memberikan satu babak lagi sebagai penutup dalam cerita.
2 Kesesuaian naskah drama dengan cerpen
Naskah drama milik Kemala pada siklus I secara keseluruhan sudah baik, tetapi pada siklus II Kemala mengalami peningkatan.
Isi cerpen seluruhnya terangkum dalam naskah drama, pada siklus II ini dilengkapi babak dan judul sehingga alur terlihat sudah lebih
jelas. 3
Kreativitas Hasil naskah drama karya Kemala pada siklus II sangat
kreatif, terlihat pada pemberian judul, pengembangan dialog-dialog
dan kramagung, seperti yang sudah dipaparkan penulis sebelumnya pada kelengkapan aspek formal naskah drama.
4 Penggunaan EYD
Kekurangan pada naskah drama Kemala ini terdapat pada penggunaan ejaan, baik pada siklus I atau pada siklus II.
Permasalahan penempatan prefiks di sudah mengalami perbaikan. Masih terdapat kesalahan-kesalahan dalam penulisan yang Kemala
menulisnya dengan kata yg. Secara umum naskah drama milik Kemala mengalami peningkatan dan perbaikan. Kekurangan-
kekurangan hanya terdapat dalam ejaan. Hal tersebut dapat diperbaiki dengan mulai membiasakan menulis dengan benar.
5 Hasil naskah drama siswa bernama M. Hafiz Ramadhan
1 Kelengkapan aspek formal naskah drama
Naskah drama milik M. Hafiz Ramadhan pada siklus II ini sudah sangat baik dibandingkan siklus I. Jika pada siklus I naskah
drama milik Hafiz tidak ada judul dan babak, pada siklus II naskah drama milik Hafiz sudah dilengkapi oleh judul dan babak. Judul yang
diberikan Hafiz berbeda dengan judul yang berasal drai cerpen, judul milik Hafiz ialah
“Tiga Orang Musafir Sang Penipu Ulung”. Pada siklus I sudah terlihat kepandaian Hafiz untuk
berimprovisasi dalam dialog. Begitu pula pada siklus II ini, Hafiz banyak sekali berimprovisasi dalam dialog-dialognya. Pengembangan
cerita pada awal dan akhir naskah sangatlah nampak sekali.
Pada siklus I epilog Hafiz masih mengunakan epilog yang terdapat dalam cerpen, akan tetapi pada siklus II ini Hafiz sudah
merubah epilog dengan menggunakan kata-kata sendiri, seperti di bawah ini:
Dan mereka bertiga pun akhirnya bisa meloloskan diri dari kepungan warga, dengan berlari ke tengah hutan.
2 Kesesuaian naskah drama dengan cerpen
Naskah drama milik Hafiz pada siklus II sudah sesuai dengan isi cerpen, isi cerpen sudah terangkum seluruhnya ditulis oleh Hafiz.
Serta dilengkapi juga oleh judul dan babak, sehingga cerita dapat dipahami dengan sangat jelas.
3 Kreativitas
Naskah yang disuguhkan oleh Hafiz sudah sangat kreatif, Hafiz mampu
mengembangkan cerita
dan berimprovisasi
dengan penambahan dialog-dialog serta ia juga menambahkan beberapa latar
dalam ceritanya, dengan tetap menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti.
4 Penggunaan EYD
Naskah drama milik Hafiz pada siklus II ini lebih baik penulisan ejaannya dibandingkan hasil naskah drama pada siklus II, kesalahan-
kesalahan Hafiz masih seputar penggunaan kata depan di yang mengikuti kata kerja atau kata benda.
6 Hasil naskah drama siswa bernama Novita Lestari
1 Kelengkapan aspek formal naskah drama
Naskah drama milik Novita Lestari pada siklus II sudah lebih baik dibandingkan hasil naskah dramanya pada siklus I. Pada siklus II
novita mencantumkan babak dalam naskah dramanya. Dan juga judul yang sudah diubah dari judul aslinya, pada siklus I Novita masih
menggunakan judul yang ada di dalam cerpen, akan tetapi pada siklus II ini Novita mengubah judulnya menjadi
“Tiga Pengelana Penipu”. Dalam penulisan dialog pada siklus I Novita masih menyalin
dialog-dialog yang terdapat di dalam cerpen, akan tetapi pada siklus II Novita lebih kreatif dan lebih bisa mengembangkan dialog. Salah satu
contohnya sebagai berikut: Togu
: “Wah gawat, bisa-bisa kita mati di sini cepat kita meloloskan diri.” sambil berbisik dan panik
Togop : “Ya benar ayo kita lompat ke jendela.”
Dalam siklus I Novita kuang bisa untuk berimprovisasi dalam kramagung, tetapi pada siklus II ini Novita sudah pandai sekali
berimprovisasi dalam kramagung-kramagungnya, salah satu contoh di bawah ini:
Togop : “Tadi kan saya sudah bilang, lebih baik kita bermalam
di Sitinjak saja di sana ada warung nasi. sambil menatap kedua temannya dengan sinis
Burkat : “Saya ada akal” sambil loncat kegirangan
Dalam naskah drama siklus I Novita menulis prolog masih menggunakan prolog yang terdapat dalam cerpen, tetapi pada siklus II
ini Novita sudah merubah prolog dengan menggunakan kata-kata yang sederhana. Seperti di bawah ini:
Tiga pengelana berjalan menuju kampung Batangtoru, mereka bertiga sedang kebingungan ketika hari sudah mulai petanng,
dan berjalan dengan mempercepat langkah agar bisa berbuka puasa di kampung orang”.
2 Kesesuaian naskah drama dengan cerpen
Naskah yang dibuat oleh Novita dalam siklus II sudah sangat sesuai dengan isi cerpen, isi cerpen sudah terangkum seluruhnya
ditulis oleh Novita. Dan didukung pula oleh babak sehingga sangat mudah untuk memahami alurnya.
3 Kreativitas
Hasil naskah drama yang ditulis oleh Novita sudah sangat kreatif, ia mampu mengembangkan cerpen dan berimprovisasi dalam
naskah dramanya. Dalam siklus I Novita terlihat tidak dapat mengembangkan ceritanya mulai dari judul hingga epilog Novita
masih menggunakan kata-kata yang berasal dari cerpen, tetapi dalam siklus II ini ia sudah sangat berimprovisasi itu sebabnya cerita naskah
dramanya menjadi lebih menarik.
4 Penggunaan EYD
Dalam naskah drama milik Novita pada siklus II ini masih terdapat kesalahan-kesalahan dalam ejaan. Novita masih kurang teliti
dalam penulisan kata di untuk preposisi atau untuk imbuhan.
7 Hasil naskah drama siswa bernama Rihlah Mawaddah
1 Kelengkapan aspek formal naskah drama
Hasil karya Rihlah Mawaddah pada siklus II sudah lebih baik dibandingkan pada siklus I. Aspek formal naskah dramanya sudah
sangat lengkap, di dalamnya sudah dilengkapi dengan babak. Judul pada siklus II ini Rihlah masih menggunakan judul yang diberikannya
pada siklus I yaitu “Tiga Musafir yang Mencari Makan”. Dialog pada siklus I, Rihlah tidak mengubah dialog-dialog yang
terdapat dalam cerpen. Akan tetapi pada siklus II Rihlah sudah dapat berimprovisasi dalam dialog. Salah satu contohnya seperti di bawah
ini: Togop
: “Gara-gara kamu ini Burkat kita ketauan dan hampir kita habis digebukin”.
Burkat : “Tapi ini juga salah kamu.”
Togu : “Sudah jangan saling menyalahkan, semua ini salah
kita.” 2
Kesesuaian naskah drama dengan cerpen Naskah yang dibuat oleh Rihlah pada siklus II sudah sesuai
dengan isi cerpen, isi cerpen sudah terangkum ditulis oleh Rihlah.
Alurnya sesuai dengan isi cerita dalam cerpen. serta dilengkapi babak dalam naskah dramanya sehingga cerita dapat dimengerti dengan
jelas. 3
Kreativitas Naskah milik Rihlah pada siklus II sudah kreatif dibandingkan
pada siklus I, terlihat dari pengembangan dialog, prolog serta epilog naskah drama. Rihlah dapat berimprovisasi dalam naskahnya.
Sehingga cerita dapat disuguhkan menjadi lebih menarik untuk dibaca.
4 Penggunaan EYD
Permasalahan Rihlah pada siklus I terdapat dalam penulisan ejaan. Akan tetapi pada siklus II ini permasalahan itu dapat teratasi.
Dalam siklus I kesalahan yang dilakukan Rihlah mengenai ejaan terdapat dua belas kesalahan. Akan tetapi, pada siklus II ini Rihlah
hanya melakukan empat kesalahan ejaan saja. Kesalahan kata di pada siklus II sudah cukup teratasi. Kesalahan yang sering dijumpai pada
siklus II ini yaitu salah penempatan pada huruf kapital.
8 Hasil naskah drama siswa bernama Siti Aminah
1 Kelengkapan aspek formal naskah drama
Hasil naskah drama karya Siti Aminah pada siklus II ini sudah sangat baik dibandingkan pada siklus I. Pada siklus II ini sudah
dilengkapi oleh babak, pada siklus I tidak terdapat babak. Sehingga aspek formal naskah drama milik Siti sudah lengkap. Pada siklus 1
judul yang diberikan Siti masih menggunakan judul dari cerpen yaitu “Bertengkar Berbisik”, akan tetapi pada siklus II ini Siti mengubah
judulnya menjadi “Penipu Tak Punya Hati”.
Siti memang sangat pandai dalam mengembangkan sebuah dialog, dalam siklus I sudah terlihat kepandaian Siti dalam
berimprovisasi. Dan dalam siklus II siti lebih berimprovisasi. Hampir dari semua dialognya tidak memakai kata-kata dari cerpen, ia
menggunakan kata-katanya sendiri di dalam dialog-dialognya. Salah satu contohnya seperti di bawah ini:
Togop dan Togu : “Dasar kau penipu, penjahat lebih baik kau
mati saja, sama saja kau membunuh kami berdua, aku cekik kau, dasar kau tidak setia
kawan”. Empunya Rumah
: “Ada apa ini???” sambil membuka pintu Togop dan Togu
: “Maaf Engku kami ingin berbicara kepada Engku, bahwa dia adalah penipu dia bukan
kepala kampung”. sambil menunjuk kepada Burkat
Empunya Rumah : “Owh ternyata kamu bertiga itu penipu,
memanfaatkan saya
hanya untuk
mendapatkan suap nasi penjahat kau, lebih baik kau pergi dari sini, tolong bawa dia
pergi dari sini”.
Berasal dari dialog seperti di bawah ini: Empunya rumah
: “Tidak tahu adat engkau ini, berani menjatuhkan tangan kepada rajamu?”
Togop dan Togu : “Ia bukan raja engku, bukan kepala
kampung, tetapi penipu... dia yang mengajak kami
menipu engku,
menyuruh kami
menyebut dia kepala kampung...” Raja palsu
: “Engkau pun penipu” Empunya rumah
: “O, sekarang aku sudah mengerti, kamu bertiga
ini bangsat...
penipu... menganyahkan nasiku dengan akal busuk...
ayo kamu orang kampung ini, tangkap ketiga bangsat ini, boleh kita bawa kepada engku
jaksa di Batangtoru”. Engkunya rumah pada orang banyak
2 Kesesuaian naskah drama dengan cerpen
Naskah yang dibuat oleh Siti pada siklus II sudah sesuai dengan isi cerpen, isi cerpen sudah terangkum ditulis oleh Siti. Walaupun
pada siklus II ini Siti menuliskan dramanya dengan cukup singkat sehingga hasilnya terlihat lebih sederhana, akan tetapi itu tidak
merubah alur dalam cerita. Naskah drama milik Siti sudah sesuai dengan isi cerita dalam cerpen. Serta dilengkapi babak dalam naskah
dramanya sehingga alur dapat dimengerti dengan jelas.
3 Kreativitas
Pada siklus I Siti sudah cukup kreatif. Ia mampu mengembangkan cerita dan berimprovisasi dalam dialog dan
kramagung. Siti sangat pandai dalam membuat dialog-dialog baru yang tidak ada sebelumnya di dalam cerpen. terlebih lagi pada siklus
II ini, dalam dialog-dialognya Siti hampir saja tidak menggunakan kalimat-kalimat yang terdapat dalam cerpen dan siklus I. Siti sangat
mengembangkan cerita dan banyak berimprovisasi. 4
Penggunaan EYD Siti tidak begitu bermasalah dalam penulisan ejaan. Pada siklus I
Siti hanya melakukan lima kesalahan, dan dalam siklus II kesalahan Siti makin berkurang, ia hanya melakukan tiga kesalahan ejaan. Itu
artinya ada peningkatan dalam penulisan ejaan.
9 Hasil naskah drama siswa bernama Yudi Ardian
1 Kelengkapan aspek formal naskah drama
Naskah drama milik Yudi Ardian pada siklus 1 sudah terdapat judul walaupun judul yang diberikan Yudi masih
menggunakan judul yang terdapat dalam cerpen, ia tidak mengubah judul menjadi lebih kreatif. Tetapi pada siklus II ini Yudi
memberikan judul yang berbeda dengan judul yang terdapat dalam cerpen yaitu “Penipu Semalam”.
Pada siklus II ini Yudi sangat pintar berimprovisasi dalam dialog. Selain Yudi sangat pandai sekali untuk menghemat suatu
percakapan yang panjang di dalam cerpen, Yudi juga memberikan tambahan-tambahan dialog yang cukup unik. Terlihat dari dialog
yang dibuat oleh Yudi berikut ini: Togu
: “Santai saja teman, kita harus yakin kita sanggup keluar dari masalah ini. ingat semboyan kita?”
mencoba menenangkan kedua temannya dengan memegang tangan Burkat dan Togop
Togu, Burkat, Togop :”One for all, all for one. Semangat
semangat Ketiga musafir kembali ceria
dan tersenyum
sambil berpelukan
Kedua dialog di atas tidak terdapat dalam cerpen, Yudi menambahkan kedua dialog tersebut sehingga cerita lebih terasa
menarik. Naskah drama Yudi pada siklus I tidak menggunakan babak
sehingga sulit untuk membagi kejadian-kejadian dalam cerita. Tetapi pada siklus II Yudi sudah menggunakan babak dalam
naskah dramanaya, seperti: Di jalan menuju Batangtoru, di kampung Batangtoru, di rumah kepala kampung Batangtoru, di
kamar tidur, di hutan. Dalam siklus I penulisan kramagung Yudi sudah cukup
kreatif, tetapi dalam siklus II Yudi lebih kreatif lagi dalam penulisan kramagung. misalnya:
Togu : “Siang mulai berganti petang. Di manakah dan
bagaimana kita berbuka puasa?” berfikir bagaikan profesor
Burkat : “Di kampung ini nampaknya tidak ada lepau nasi,
akupun tidak memliki kenalan, di manakah kita singgah dan beristirahat?” gelisah tiada menentu
dengan menatap kedua temannya. Togop
: “Tadi sudah ku bilang, lebih baik kita berhenti di Sitinjak, di sana ada warung nasi.” sambil
memukul-mukulkan tangannya ke pohon yang ada di sampingnya”
Dalam naskah drama siklus I Yudi sudah memberikan prolog dan epilog. Sedangkan dalam siklus II ini Yudi memberikan prolog
tidak berbeda jauh dengan naskah drama pada siklus I, akan tetapi dalam epilog Yudi memberikan sangat berbeda dengan siklus I.
Selain Yudi memberikan satu babak lagi di akhir cerita, Yudi juga hanya memberikan satu kalimat sebagai epilog naskah drama yaitu:
Mereka bertiga pun kembali melanjutkan perjalanan untuk pulang ke rumah.
2 Kesesuaian naskah drama dengan cerpen
Naskah yang dibuat oleh Yudi dalam siklus I sudah sesuai dengan isi cerpen, isi cerpen sudah terangkum seluruhnya ditulis
oleh Yudi. Alurnya sesuai dengan isi cerita dalam cerpen. Dalam
siklus II ini Yudi masih mempertahankan kesesuaian cerita dalam cerpen tersebut, terlebih lagi Yudi menambahkan alurnya yaitu
dengan menambahkan babak serta dialog dalam cerita. Sehingga cerita lebih menarik.
3 Kreativitas
Naskah yang diberikan Yudi pada siklus I sudah sangat kreatif, dan dalam siklus II ini Yudi lebih memperlihatkan daya
kreatifitasnya yaitu terlihat dari cara dia memberikan judul yang berbeda dari cerpen, menambahkan satu babak, manambahkan
dialog yang tidak terdapat dalam cerpen tanpa merubah alur dalam cerita.
4 Penggunaan Bahasa
Dalam siklus I Yudi hanya melakukan 5 kesalahan ejaan, dan dalam siklus II ini Yudi mengalami perbaikan yaitu hanya
terdapat 2 kesalahan dalam ejaannya yaitu kata kesini seharusnya ke sini dan di cicipi yang seharusnya di cicipi. Secara keseluruhan
naskah drama milik Yudi pada siklus II ini mengalami banyak peningkatan.
4. Hasil Belajar Siswa Pada Tindakan Pembelajaran Siklus II
Hasil tes kognitif yang dilakukan pada pembelajaran menulis naskah drama dalam siklus II ini masih sama pada siklus I yaitu tes unjuk kerja
berdasarkan aspek penilaian yang telah ditentukan. Berikut penilaian- penilaian siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.9 Kemampuan Siswa Menulis Naskah Drama pada Siklus II
No Nama
1 2
3 4
Total J
D B K P
1 Achmad Suhendar
5 5
5 5
5 25 20 20
90 2
Ade Nurhasanah 5
5 5
5 5 25 20
20 90
3 Aden Purnawan
5 5
- 5
5 20 20 20
80 4
A. Bukhori Muslim 5
5 5
5 5 15 20
20 80
5 Ahmad Sonhaji
5 5
5 5
5 20 20 20
85 6
Ana Nurjannah 5
5 5
5 5 25 25
20 95
7 Anisa Yulianti
- 5
5 5
5 25 20 20
85 8
Ashari Utomo Putra 5
5 5
5 5 20 15
20 80
9 Asri Puspitasari
5 5
5 5
5 20 25 10
80 10 Dhea Ulfah N
5 5
5 5
5 20 20 20
85 11 Eka Rosiani Sari
5 5
5 5
5 25 20 20
90 12 Endah Ami Pratiwi
5 5
5 5
5 25 25 15
90 13 Eria Komarudin
5 5
5 5
5 20 20 20
85 14 Ermawati
5 5
5 5
5 20 20 20
85 15 Indah Syafitri
5 5
5 5
5 20 20 20
85 16 Kemala Saras Rianty
5 5
5 5
5 25 25 15
90 17 Khoirunnisa
5 5
5 5
5 25 20 15
85 18 M. Angga Mahridan
5 5
5 5
5 20 20 15
80 19 M. Hafiz Ramadhan
5 5
5 5
5 25 25 20
95 20 Mahfudin
5 5
5 5
5 25 15 20
85 21 Muhammad Iqbal
5 5
5 5
5 20 20 20
80 22 Napsiah
5 5
5 5
5 25 20 20
90 23 Naufal Fawwaz
5 5
5 5
5 25 15 20
85 24 Novita Lestari
5 5
5 5
5 25 25 15
90 25 Novita Sari
5 5
5 5
5 25 20 20
90 26 Nurjayanti
5 5
5 5
5 25 20 20
90 27 Rihlah Mawaddah
5 5
5 5
5 20 20 20
85 28 Saprudin
5 5
5 5
5 20 15 20
80 29 Sarah Hayatin Nufus
5 5
5 5
5 20 25 20
90 30 Siti Aminah
5 5
5 5
5 25 25 20
95 31 Siti Kurniasih
5 5
5 5
5 20 20 20
85 32 Siti Mirnawati
5 5
5 5
5 25 20 20
90 33 Siti Nurhasanah
5 5
5 5
5 20 20 25
90
34 Tami Puspita Sari -
5 5
5 5 20 20
20 80
35 Wagiati 5
5 5
5 5 25 20
20 90
36 Yudi Ardian 5
5 5
5 5 25 25
20 95
Keterangan: 1
= Kelengkapan aspek formal naskah drama yang terdiri dari: J
= Judul E
= Dialog B = Babak
K = Kramagung
Q = Prolog
2 = Kesesuaian Naskah drama dengan cerpen
3 = Kreativitas
4 = Penggunaan EYD
Dari nilai pembelajaran pada siklus II yang dicapai oleh siswa kemudian penulis urutkan mulai dari nilai terendah sampai tertinggi.
Adapun urutan data nilai terendah sampai tertinggi terdapat dalam tabel berikut:
Tabel 4.10 Urutan Nilai Terendah hingga Tertinggi pada Siklus I
No Nama
Total Tingkat
Keberhasilan
1 Aden Purnawan
80 Sedang
2 A. Bukhori Muslim
80 Sedang
3 Ashari Utomo Putra
80 Sedang
4 Asri Puspitasari
80 Sedang
5 M. Angga Mahridan
80 Sedang
6 Muhammad Iqbal
80 Sedang
7 Saprudin
80 Sedang
8 Tami Puspita Sari
80 Sedang
9 Ahmad Sonhaji
85 Tinggi
10 Anisa Yulianti
85 Tinggi
11 Dhea Ulfah N
85 Tinggi
12 Eria Komarudin
85 Tinggi
13 Ermawati
85 Tinggi
14 Indah Syafitri
85 Tinggi
15 Khoirunnisa
85 Tinggi
16 Mahfudin
85 Tinggi
17 Naufal Fawwaz
85 Tinggi
18 Rihlah Mawaddah
85 Tinggi
19 Siti Kurniasih
85 Tinggi
20 Achmad Suhendar
90 Sangat Tinggi
21 Ade Nurhasanah
90 Sangat Tinggi
22 Eka Rosiani Sari
90 Sangat Tinggi
23 Endah Ami Pratiwi
90 Sangat Tinggi
24 Kemala Saras Rianty
90 Sangat Tinggi
25 Napsiah
90 Sangat Tinggi
26 Novita Lestari
90 Sangat Tinggi
27 Novita Sari
90 Sangat Tinggi
28 Nurjayanti
90 Sangat Tinggi
29 Sarah Hayatin Nufus
90 Sangat Tinggi
30 Siti Mirnawati
90 Sangat Tinggi
31 Siti Nurhasanah
90 Sangat Tinggi
32 Wagiati
90 Sangat Tinggi
33 Ana Nurjannah
95 Sangat Tinggi
34 M. Hafiz Ramadhan
95 Sangat Tinggi
35 Siti Aminah
95 Sangat Tinggi
36 Yudi Ardian
95 Sangat Tinggi
Total 3125
Total skor :
Jumlah skor yang diperoleh siswa Ju mlah sis wa
x100
:
3125 36
x100
: 86,80
Berdasarkan tabel di atas nilai pada siklus II terendah hingga tertinggi adalah nilai 80 ada 8 orang, nilai 85 ada 11 orang, nilai 90 ada 13
orang, dan nilai 95 ada 4 orang. Dari data tersebut diketahui nilai terendah pada siklus II yaitu 80 dan nilai tertinggi yaitu 95. Sedangkan rata-rata yang
diperoleh adalah 86,80. Dari hasil siklus II menulis naskah drama dengan menggunakan media cerpen di atas, siswa kelas XI IPS 1 termasuk ke dalam
kategori sangat baik.
5. Analisis Hasil Wawancara, Lembar Observasi dan Jurnal Siswa Pada
Siklus II a
Analisis Hasil Wawancara
Dalam siklus II peneliti kembali melakukan sebuah wawancara dengan siswa di akhir pembelajaran. Wawancara dilakukan untuk
mengetahui kemampuan, kendala, dan kondisi pembelajaran menulis naskah drama dengan media cerpen. Siswa yang diwawancarai berjumlah
11 orang. Siswa tersebut merupakan perwakilan dari kelas XI IPS 1. Berikut hasil wawancara tersebut:
Tabel 4.11 Hasil Wawancara dengan Siswa pada Siklus II
No Pertanyaan
Jawaban Persentase
1. Apakah pembelajaran pada
pertemuan kemarin dapat kesulitan?
a. Tidak
b. Biasa saja
c. Dapat
63,63 9,09
27,27 2
Apakah kesulitan pada pertemuan sebelumnya dapat teratasi?
a. Dapat
b. Biasa saja
c. Tidak
90,90 9,09
3 Apakah dengan pemberian contoh
naskah drama dapat mempermudah dalam penulisan EYD dan
kreatifitas menulis naskah drama? a.
Dapat b.
Biasa saja c.
Tidak 81,81
18,18
4 Apakah media cerpen dapat
mempermudah menulis naskah drama?
a. Dapat
b. Biasa saja
c. Tidak
90,90 9,09
5 Apakah kamu merasa kemampuan
menulis naskah drama mengalami peningkatan setelah mengikuti
pembelajaran menulis naskah drama menggunakan media cerpen?
a. Dapat
b. Biasa saja
c. Tidak
90,90 9,09
6 Pembelajaran dengan model
pemberian media cerpen membuat kamu senang menulis khususnya
menulis naskah drama? a.
Dapat b.
Biasa saja c.
Tidak 81,81
18,18
7 Apakah pembelajaran dengan
media cerpen dapat memotivasi dalam menulis naskah drama?
a. Dapat
b. Biasa saja
c. Tidak
100
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata siswa berkomentar positif dan siswa semakin antusias dalam pembelajaran
menulis naskah drama dengan menggunakan media cerpen. Ada 63,63
siswa yang berkomentar bahwa pembelajaran pada siklus 1 mendapat kesulitan. Dan pada siklus II kesulitan-kesulitan itu dapat teratasi,
terbukti dari 90,90 siswa yang menjawab teratasi. Dan 100 siswa berkomentar bahwa siswa merasa kemampuan menulis naskah drama
mengalami peningkatan setelah mengikuti pembelajaran menulis naskah drama menggunakan media cerpen. Itu artinya siswa merasa senang dan
termotivasi dalam pembelajaran menulis naskah drama dengan media cerpen.
b Analisis Data Observasi
Dalam siklus II peneliti kembali memberikan lembar observasi pada akhir pembelajaran. Seluruh siswa mengisi lembar observasi yaitu
sebanyak 36 siswa. Berikut hasil lembar observasi tersebut:
Tabel 4.12 Hasil Lembar Observasi pada Siklus II
No Aspek yang diamati
Kriteria Kurang
Cukup Baik
1 Guru memberikan penjelasan
secara terperinci mengenai materi pembelajaran menulis
naskah drama 8,33
91,6
2 Guru menguasai dengan baik
materi pembelajaran menulis naskah drama
2,77 2,77
94,44
3 Guru menggunakan media
yang mendukung terkait pembelajaran menulis naskah
drama 5,55
94,44
4 Guru memberikan
kesempatan kepada siswa 11,11
88,88
untuk bertanya terkait dengan pembelajaran menulis naskah
drama
5 Guru memberikan tugas
sesuai dengan materi pembelajaran yang diberikan
5,55 8,33
86,11
6 Guru memperhatikan
kegiatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung,
dan membantu mengarahkan siswa yang menemui
kesulitan dalam mengerjakan tugas menulis naskah drama
5,55 11,11
83,33
7 Guru membuka dan menutup
pembelajaran dengan baik dan mengesankan
100
Dalam lembar observasi pada siklus II sebanyak 94,44 siswa memberikan nilai baik untuk kategori penggunaan media, itu artinya
siswa sudah mengerti akan tepatnya media cerpen dalam menulis naskah drama. Dan juga ada 8, 88 siswa yang memberikan nilai baik
untuk point guru memberikan kesempatan bertanya, itu artinya sudah ada peningkatan guru dalam memberikan kesempatan siswa bertanya,
dan juga berarti guru dapat memaksimalkan waktu pada siklus II. Dari data di atas menunjukan bahwa adanya peningkatan pembelajaran
yang cukup tinggi dibandingkan pembelajaran pada siklus I.
c Analisis Jurnal Siswa
Berdasarkan hasil jurnal siswa pada siklus II, menunjukan bahwa siswa merespon positif pembelajaran yang dilaksanakan.
Umumnya siswa dapat menjawab tentang pelajaran yang mereka
peroleh pada pembelajaran siklus II. Dengan media cerpen menulis naskah drama dapat memotivasi siswa, mempermudah siswa dalam
menulis naskah drama, dan siswa merasa sangat tertarik untuk menulis naskah drama karena mereka merasa sangat terbantu dengan
menggunakan media cerpen. Dan sebanyak 98 siswa menjawab bahwa kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi pada siklus I dapat
teratasi. Selanjutnya jawaban mengenai kesan yang mereka dapatkan dalam proses pembelajaran adalah bahwa mereka sangat senang
menullis naskah drama dan mereka menjadi tertarik kepada sastra seperti puisi, cerpen, novel, terlebih naskah drama.
6. Aktivitas Siswa dan Guru Selama Pembelajaran pada Siklus II
Berdasarkan hasil observasi pada siklus II yang dilakukan oleh observer yaitu mata pelajaran bahasa Indonesia MAN Cibinong-Bogor,
diperoleh data mengenai kegiatan guru dalam mengajar pada siklus II. Banyaknya peningkatan yang dilakukan oleh guru, di antaranya yaitu
peningkatan dalam menarik perhatian siswa dan menimbulkan motivasi, Kesesuaian penggunaan media cerpen dengan pokok bahasan, kejelasan
dalam menerangkan materi menulis naskah drama dengan menggunakan media cerpen serta kejelasan dalam menimbulkan contoh, ketepatan dalam
penggunaan waktu, meninjau kembali pembelajaran yang telah dilakukan dan memberikan kesempatan bertanya pada siswa. Untuk lebih jelasnya,
penilaian observer mengenai aktivitas guru dapat dilihat dalam tabel berikut ini.
Tabel 4.13 Penilaian Aktivitas Guru Pada Siklus II
No Aspek
Kriteria Ket
Nilai
1 Kemampuan
membuka pelajaran
a Menarik perhatian siswa dan
menimbulkan motivasi Baik
90 b
Menjelaskan prosedur pembelajaran yang akan
dilaksanakan Baik
90
2 Sikap guru
dalam proses pembelajaran
a Kejelasan suara
Baik 90
b Antusiasisme penampilan
atau mimik Baik
90
3 Proses
pembelajaran a
Kesesuaian penggunaan media cerpen dengan pokok
bahasan Tepat
95 b
Kejelasan dalam menerangkan materi menulis
naskah drama dengan menggunakan media cerpen
serta kejelasan dalam menimbulkan contoh
Baik 90
4 Kecermatan
dalam pemanfaatan
media a
Kemampuan menggunakan media yang berkaitan dengan
teori drama, langkah-langkah menulis naskah drama
dengan media cerpen Baik
85
b Keterampilan dan ketepatan
saat penggunaan media Baik
90
5 Evaluasi
a Kemampuan menggunakan
penilaian lisan saat pelaksanaan menulis naskah
drama dengan media cerpen Baik
85 b
Ketepatan dalam penggunaan waktu
Baik 85
6 Kemampuan
menutup pelajaran
a Meninjau kembali
pembelajaran yang telah dilakukan dan memberikan
kesempatan bertanya pada siswa
Baik 90
b Memberikan tugas kepada
siswa dan menginformasikan bahan atau materi
pembelajaran selanjutnya Baik
80
Lembar aktivitas selanjutnya yaitu persentase aktivitas siswa selama proses pembelajaran pada siklus II. Diperoleh data peningkatan
aktivitas siswa dibandingkan pada kegiatan di siklus I bahwasannya siswa sangat antusias mengikuti pelajaran dan serius dalam mengerjakan tugas.
Terlihat dari sebagian siswa merespon guru dengan bertanya, berpendapat dan menjawab seputar materi drama. Dan ada penurunan dalam kegiatan
melamun, mengobrol dengan temannya dan melakukan kegiatan lain dibandingkan dengan kegiatan pada siklus I. Untuk lebih jelasnya, penilaian
observer mengenai aktivitas siswa dapat dilihat dalam tabel berikut ini.
Tabel 4.14 Persentase Rata-rata Aktivitas Siswa pada Siklus II
Aspek yang Diamati Jumlah Siswa
1. Aktivitas siswa selama mengikuti KBM
a. Siswa memperhatikan penjelasan dari guru
tentang teori drama, langkah-langkah menulis naskah drama dengan menggunakan
media cerpen
b. Siswa menulis naskah drama dengan
menggunakan media cerpen c.
Siswa mengajukan pendapat atau pertanyaan yang berkaitan dengan drama
d. Siswa menjawab pertanyaan dari guru yang
berkaitan dengan drama 2.
Perilaku siswa yang tidak sesuai dengan KBM a.
Melamun 95
100 60
75
1
b. Mengobrol dengan temannya
c. Melakukan pekerjaan lain
5 1
7. Refleksi Tindakan Pembelajaran Siklus II
Penerapan media cerpen telah berhasil membuat siswa lebih semangat dalam belajar. Perasaan senang siswa dalam belajar bahasa Indonesia
khususnya menulis naskah drama sudah semakin terlihat dengan keaktifan siswa dan juga hasil naskah drama yang dibuat oleh masing-masing siswa
dalam belajar. Aktivitas siswa dalam belajar bahasa Indonesia sudah semakin
meningkat dan tidak ada lagi siswa yang memiliki aktivitas yang rendah dalam belajar menulis naskah drama. Penerapan media cerpen membuat
siswa menjadi lebih tertarik untuk belajar bahasa Indonesia sehingga tidak ada ketakutan siswa untuk bertanya dalam proses pembelajaran. Dan juga
guru dapat memaksimalkan waktu yang ada, sehingga tidak terkesan terburu-buru lagi dalam proses pembelajaran.
Seperti sudah dijelaskan dalam butir sebelumnya bahwa dalam hasil data jurnal dan lembar observasi telah terlihat peningkatan siswa dalam
proses pembelajaran. Sebagian besar siswa merespon positif terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kekurangan siswa yaitu dalam soal
ejaan. Berdasarkan hasil analisis dari observasi, jurnal dan wawancara pada
siklus I ditemukan beberapa kekurangan, akan tetapi kekurangan- kekurangan itu dapat teratasi di siklus II di antaranya sebagai berikut:
a Siswa mulai tidak takut untuk bertanya kepada peneliti mengenai materi
yang disampaikan. b
Umumnya aktivitas siswa dalam belajar sudah sangat antusias, terlihat ketika siswa akan memulai menulis naskah drama mereka serentak
menjawab “Siap” di waktu guru menlontarkan pertanyaan “Sudah
siap menulis naska h drama kembali?”.
c Guru sudah dapat mengelola kelas dan menggunakan waktu dengan
baik. Terlihat dari ketepatan waktu dan hasil data observer. d
Sebagian besar siswa sudah melengkapi aspek formal naskah drama. Dilihat dari hasil keseluruhan siswa, sudah terdapat babak dalam
naskah drama. Itu dikarenakan sebelum mereka menulis naskah drama guru memberikan satu contoh naskah drama berjudul Kapai-kapai karya
Arifin C.Noer, karena pada pembelajaran siklus I peneliti tidak memberikan contoh naskah drama.
e Kreatifitas siswa dalam menulis naskah drama sudah semakin
meningkat. Umumnya siswa yang sudah bisa berimprovisasi dan mengembangkan ceritanya. Dengan penambahan tokoh, babak terlebih
menambahkan dialog dan kramagung. Sehingga naskah drama terlihat lebih menarik dan unik.
f Dalam penggunaan ejaan kebanyakan siswa sudah mengalami
peningkatan. Meskipun masih ada yang mengabaikan penggunaan ejaan seperti dalam menuliskan kata di sebagai prefiks dan imbuhan, dalam
penulisan huruf kapital dan penyingkatan kata sudah banyak siswa yang
tidak menyalahkan aturan. Hal itu dikarenakan sebelum siswa memulai menulis naskah drama peneliti memberikan penekanan tentang ejaan
dan peneliti memberikan sedikit tips dalam penggunaan ejaan yang baik dan benar.
F. Pembahasan Hasil Penelitian