1. Mencari dan menentukan tema
2. Membuat garis besar cerita
3. Menentukan tokoh dan peran
4. Menentukan pola babak dan adegan
5. Mengembangkan dialog
17
Jadi, penulisan teks drama merupakan suatu proses kesenian yang utuh. Ada berbagai aspek yang dapat dijadikan sebagai dasar dalam menulis sebuah
teks drama, yaitu penciptaan latar, penciptaan tokoh yang hidup, penciptaan konflik-konflik, dan penulisan adegan.
Selain itu penulisan teks drama juga harus memerhatikan tanda baca, dan kaidah penulisan naskah drama, yaitu :
1. Kalimat dialog menggunakan tanda petik “…..”
18
2. Nama tokoh ditulis sejajar dengan dialog
3. Petunjuk teknis keterangan ditulis dengan huruf yang berbeda atau diberi
dengan tanda kurung. Petunjuk teknis boleh diletakkan di awal, tengah atau akhir dialog.
Dapat disimpulkan bahwa menulis naskah drama adalah karya sastra yang merupakan cerita atau tiruan pelaku manusia hasil dari curahan ide,
gagasan, atau perasaan seorang penulis, yang disajikan dalam bentuk tulisan.
E. Unsur Instrinsik Naskah Drama
Unsur-unsur naskah drama terdiri atas “Alur, penokohan, latar, tema,
amanat, dan dialog. ”
19
Unsur instrinsik naskah drama merupakan isi dari
17
Djago Tarigan, Pendidikan Keterampilan Berbahasa, Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, 2005, h. 12.33.
18
Ernawati Waridah, EYD dan Seputar Kebahasaan-Indonesia, Jakarta: Kawan pustaka, 2009, h. 40.
penulisan teks drama, karena unsur merupakan bagian terkecil yang saling berkaitan yang terdapat di dalam naskah drama. Unsur intrinsik drama
merupakan unsur yang membangun drama dari dalam. Unsur-unsurnya yaitu: 1.
Penokohan dan Perwatakan Tokoh-tokoh drama dalam perannya dibagi dalam tiga macam
tokoh yaitu: a.
Tokoh protagonis adalah tokoh yang pertama-tama berprakarsa dan berperan sebagai penggerak lakuan atau tokoh utama.
b. Tokoh antagonis adalah tokoh yang berperan sebagai penghalang dan
masalah bagi protagonis. c.
Tokoh tritagonis adalah tokoh yang berpihak pada protagonis atau antagonis, atau berfungsi menjadi penengah pertentangan antara kedua
tokoh tersebut. Penokohan merupakan cara pengarang menampilkan tokoh-tokoh
dalam cerita sehingga dapat diketahui karakter atau sifat para tokoh itu. Penokohan dapat digambarkan melalui dialog antartokoh, tanggapan
tokoh lain terhadap tokoh utama. Melalui penokohan, dapat diketahui bahwa karakter tokoh adalah seorang yang baik, jahat atau bertanggung
jawab. Sedangkan p
erwatakan adalah “kualitas nalar dan perasaan para tokoh di dalam suatu karya fiksi yang dapat mencangkup tidak saja
19
B.Rahmanto dan S. Endah Peni Adji, Drama, Jakarta:Universitas Terbuka, 2007, h. 3.13.
tingkah laku atau tabiat dan kebiasaan, tetapi juga penampilan. ”
20
Lebih jelasnya perwatakan itu merupakan gambaran watak atau sifat tokoh
cerita. Watak itu memiliki ciri-ciri dari seseorang baik secara keadaan fisik umur, jenis kelamin, ciri-ciri tubuh; keadaan psikis kegemaran,
keadaan emosi; serta keadaan sosiologis pekerjaan, latar belakang keluarga. Oscar G. Brocket menyebutkan
“Karakter adalah bahan dari yang direncanakan, diciptakan untuk peristiwa yang sebagian besar
dibangun lalu diucapkan dan dilakukan dari orang yang terkemuka. ”
21
2. Latar
Latar yang juga disebut setting ini mengacu pada segala keterangan waktu, ruang, dan suasana peristiwa dalam drama. Latar penggambaran
tempat misalnya di Jakarta pada tahun 2007 di halaman sekolah, waktu contohnya pagi, siang, sore, dan malam, suasana contohnya gembira,
menegangkan, mistis. “Latar dalam drama dijelaskan di dalam
kramagung, karena akan menjadi dasar untuk penataan dekorasi pementasan.”
22
3. Alur
Alur atau plot “alur adalah aksi dari cerita. Urutan peristiwa yang
melibatkan karakter .”
23
Alur merupakan jalinan cerita dari pelukisan
20
Albertine Minderop, Metode Karakterisasi Telaah Fiksi, Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2011, Cet. ke-2, h. 95.
21
Character is the material from which plots are created, for incidents are developed mainly through the speech and behavior of dramatic personages. Oscar G. Brockett, The Teatre,
Indianan University, 1969, h. 34.
22
Djago Tarigan, Pendidikan Keterampilan Berbahasa, Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, 2005, Cet. VII, h. 12.7.
23
Is the action of the story. it is the sequence of events involving the caracter or characters. Edward H. Jones, Outlines of Literature, New York: The Macmillan Company, 1968, h. 83.
awal cerita, permasalahan awal, klimaks atau titik puncak cerita, hingga antiklimaks penyelesaian yang saling berhubungan.
“Drama yang baik selalu mengandung konflik-konflik atau bisa dikatakan inti dari drama
adalah konflik. ”
24
Alur terdapat tiga macam, yaitu alur maju, campuran dan alur mundur.
“Ada perbedaan alur antara cerita dengan drama. Dalam drama alur lebih mudah diikuti, karena dibantu dengan adanya
kramagung.”
25
4. Tema
Tema merupakan “aspek cerita yang sejajar dengan makna dalam pengalaman manusia; sesuatu yang menjadikan suatu pengalaman begitu
diingat.”
26
Sehingga tema merupakan gagasan pokok yang mendasari lakon drama. Judul drama bisa dijadikan pegangan untuk mempermudah
mengetahui tema sebuah drama. 5.
Amanat Amanat merupakan pesan yang disampaikan pengarang melalui
dramanaya secara tersirat maupun tersurat; amanat tersurat disampaikan secara langsung melalui dialog tokoh, sedangkan yang tersirat
disampaikan melalui penyusunan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam cerita.
24
Brahim, Drama dalam Pendidikan, Jakarta: PT Gunung Agung, 1968, h. 70.
25
Djago Tarigan, Pendidikan Keterampilan Berbahasa, Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, 2005, h. 12.6.
26
Robert Stantion, Teori Fiksi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007, h. 36.
6. Penggunaan gaya bahasa
Sebagaimana dalam puisi, karya drama juga menggunakan gaya bahasa dalam penerapannya. Penggunaan gaya bahasa tersebut antara
lain difungsikan untuk memaparkan gagasan secara lebih hidup dan menarik, menggambarkan suasana lebih hidup dan menarik, untuk
menekankan suatu gagasan, untuk menyampaikan gagasan secara tidak langsung.
7. Dialog
Hal yang membedakan drama dengan karya sastra lainnya adalah di dalam unsur intrinsik drama terdapat dialog. Dialog merupakan unsur
yang erat kaitannya dengan unsur lain di dalam drama, karena “lewat
dialog yang baik akan tercipta pemikiran, karakter yang kuat, dan konflik peristiwa dalam cerita.
”
27
Karena itu dialog memiliki unsur yang sangat penting dalam drama, dialog dapat membantu penonton dan pembaca
untuk memahami para tokoh dan tema dalam cerita. Sedangkan bagi penulis naskah drama dialog dapat menunjang penggambaran latar, plot,
perwatakan dan amanat.
F. Jenis-jenis Drama