Sedangkan dari hasil wawancara dengan beberapa siswa didapatkan bahwa masih banyak yang merasa kesulitan di dalam menulis naskah drama,
di antaranya yaitu kesulitan untuk menuangkan ide, menentukan tema, membuat dialog serta mengembangkan suatu keadaan. Beberapa dari
mereka mengatakan bahwa sesungguhnya mereka senang sekali menulis, tetapi kurangnya motivasi yang diberikan oleh guru dan ketika ada
pembelajaran menulis guru tersebut jarang sekali memberitahukan kekurangan-kekurangan apa saja dari hasil tulisan mereka.
Setelah peneliti mendapatkan izin untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut, guru mata pelajaran bahasa Indonesia menentukan kelas
yang dijadikan objek penelitian yaitu kelas XI IPS 1, karena berdasarkan pengamatan bidang kurikulum dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia,
kelas ini termasuk kategori kelas yang prestasi belajarnya sedang, bukan yang terbaik ataupun terburuk di antara 7 kelas lainnya.. Model
pembelajaran yang digunakan yaitu dengan menggunakan media cerpen. Media cerpen tersebut diharapkan dapat membantu meningkatkan
kemampuan siswa dalam menulis naskah drama.
D. Tahap Pelaksanaan Siklus I
1. Perencanaan Pelaksanaan Siklus I
Kegiatan pada tahap perencanaan siklus I ini adalah pertama-tama peneliti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP yang telah
dilengkapi dengan lembar kerja siswa. RPP yang dibuat didiskusikan dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia untuk menyempurnakan
proses pembelajaran. Untuk menunjang pembelajaran, peneliti menyiapkan media cerpen agar mempermudah siswa dalam membuat naskah drama,
peneliti dan guru mata pelajaran memilih cerpen “Bertengkar Berbisik”
karya M. Kasim karena menurut keterangan guru mata pelajaran bahasa Indonesia bahwasannya cerpen itu pernah diberikan kepada siswa
sebelumnya, tujuannya ialah agar siswa lebih mudah memahami cerpen tersebut. Selain itu, peneliti menyiapkan lembar observasi dan jurnal siswa
untuk setiap pertemuan, serta pedoman wawancara yang akan diberikan pada akhir siklus.
Pada siklus I, siswa dituntut untuk memahami tentang pengertian drama, unsur intrinsik, ciri-ciri dan kriteria naskah drama yang baik. Di
dalam pembelajaran guru tidak menyuguhkan secara langsung materi- materinya akan tetapi guru menggali pengetahuan awal mereka melalui
tanya jawab, tujuannya agar siswa mampu menemukan sendiri tambahan pengetahuan yang dimilikinya sehingga mereka dapat mengetahui tentang
naskah drama secara keseluruhan. Selanjutnya peneliti memperkenalkan media cerpen dan mempersilahkan siswa untuk membaca serta memahami
isi dari cerpen dan setelah itu siswa diharapkan menulis naskah drama berdasarkan cerpen yang diberikan.
Pada akhir pembelajaran peneliti memberikan ice breaking kepada siswa tujuannya agar siswa tidak merasa jenuh setelah mereka menulis
naskah drama, dan juga agar pembelajaran diakhiri dengan kegiatan yang
mengesankan. Peneliti juga menggunakan metode refleksi untuk perencanaan pembelajaran selanjutnya.
2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Pembelajaran pada siklus I ini dilaksanakan pada hari selasa tanggal 24 Mei 2011, berdurasi 2 x 45 menit 2 jam pelajaran yaitu dimulai dari
pukul 08.30-10.00 WIB. Pengkondisian kelas di awal yaitu diberikan oleh guru mata pelajaran bahasa Indonesia, dengan memperkenalkan peneliti
yang akan menggantikannya dalam beberapa hari. Dan juga guru mata pelajaran bahasa Indonesia memberi informasi bahwa yang akan
menggantikannya adalah seorang mahasiswi yang sedang melakukan penelitian di MAN Cibinong-Bogor khususnya pada kelas XI IPS 1.
Tahap awal peneliti memberikan pertanyaan “Siapa yang pernah
mendengar kata d rama?” Siswa menjawab dengan sangat antusias bahwa
mereka sering mendengarnya. Lalu peneliti memberikan pertanyaan “Lalu siapa yang tahu drama itu apa?
” Seketika suasana menjadi hening, hanya ada satu siswa yang mengacungkan tangannya, guru memberi apresiasi
dengan menulis penjelasan yang diberikan oleh siswa tersebut dan mengatakan “Cerdas, jawabannya bagus sekali. Ada lagi yang mau
melengkapi jawaban dari temannya tentang apa itu drama?” lalu satu persatu siswa memberikan penjelasan tentang drama sehingga terkumpul
lima pendapat dari masing-masing siswa. Setelah itu peneliti merangkum dan memberikan penjelasan drama secara lengkap dan jelas.
Kemudian guru memberi pertanyaan lanjutan “Apakah kalian pernah
menulis naskah d rama?” Serentak anak-anak menjawab “Pernah”
selanjutnya guru menjelaskan dan diikuti dengan tanya jawab tentang unsur intrinsik naskah drama, macam-macam drama, dan cara menulis naskah
drama yang baik dan benar. Kemudian guru memaparkan tentang bagaimana penulisan naskah drama, teknik-teknik serta langkah-langkah
menggunakan media cerpen untuk menulis naskah drama. Setelah itu, guru bertanya “Apakah kalian pernah membaca cerpen
yang berjudul Berten gkar Berbisik karya M. Kasim?” Sebagian dari anak-
anak menja wab “Pernah” sebagian lagi hanya diam saja. Lalu guru bertanya
kepada anak yang menjawab pernah “Apa inti cerita dari cerpen Bertengkar Berbisik karya M. Kasim?” Seorang siswa menjawab “Cerpen itu berisikan
tentang 3 orang musafir yang terjebak dalam sebuah kampung, saat itu waktu berbuka puasa sedangkan mereka tidak membawa bekal untuk
berbuka. Lalu mereka berinisiatif untuk menipu salah satu warga dari kampung itu dengan berpura-pura salah satu dari mereka menjadi kepala
kampung. Setelah mereka makan kenyang dan ketika mereka akan tidur mereka malah bertengkar, nah terdengarlah oleh yang punya rumah. Dan
akhirnya mereka bertiga ketahuan menipu, setelah itu mereka melarikan diri. Begitu bu setahu saya,” lalu guru melempar pertanyaan selanjutnya
kepada siswa “Bagaimana, benar tidak apa yang dipaparkan oleh teman kalian
?” serentak siswa-siswa menjawab “Benar bu”.
Langkah selanjutnya guru membagikan cerpen Bertengkar Berbisik karya M. Kasim serta lembar tugas kepada anak-anak. Kemudian siswa
diberi waktu 10 menit untuk membaca cerpen, keadaanpun menjadi ribut maka guru mencoba untuk menertibkan dengan meminta untuk segera
membaca cerpen tersebut, maka suasanapun berubah menjadi hening. Guru berkeliling untuk memastikan tidak ada siswa yang mengerjakan hal lain
selain membaca cerpen. Kemudian ada beberapa siswa yang bertanya tentang dialog, apakah dialognya boleh diubah atau dikreatifkan atau
bahkan diefektifkan dari kalimat yang terlalu panjang dan di sinilah guru menjelaskan bahwa dari cerpen itu harus diperhatikan dialog dan
kramagungnya, jika ada yang dikreatifkan atau diefektifkan kalimatnya menjadi kalimat yang mudah dipahami maka akan menambah penilaian.
Selanjutnya guru memastikan bahwa semua siswa sudah memahami cerpen yang akan diubah menjadi naskah drama tersebut dengan bertanya:
“Baik anak-anak, sudah siap menulis naskah drama?” Serentak anak-anak menjawab “Siap”. Lalu guru menugaskan siswa untuk memulai menulis
naskah drama dan setelah itu guru berkeliling untuk memastikan bahwa semua siswa sudah mulai menulis naskah drama.
Suasana kelas menjadi tenang karena semua siswa sudah mulai berkonsentrasi dengan pekerjaannya. Sesekali guru membimbing siswa
yang kesulitan dalam menulis naskah drama seperti kesulitan dalam menulis kramagung, dialog dan babak. Sementara guru mata pelajaran bahasa
Indonesia yang bertugas sebagai observer mengamati proses pembelajaran, observer duduk berada di belakang siswa.
Pada waktu sepuluh menit terakhir guru meminta untuk mengumpulkan hasil naskah drama mereka, ada siswa yang sudah selesai
mengerjakannya dan ada juga beberapa siswa yang tergesa-gesa karena belum selesai. Setelah semua siswa mengumpulkan naskah dramanya guru
memberikan kesempatan siswa untuk bertanya mengenai pembelajaran, tetapi tidak ada siswa yang bertanya. Setelah itu guru membagikan jurnal
serta format observasi untuk diisi sebagai bahan refleksi pembelajaran yang telah dilaksanakan. Guru menginformasikan untuk membaca lagi cerpen
Bertengkar Berbisik karya M. Kasim di rumah serta membawa cerpen tersebut pada pertemuan selanjutnya.
Pada detik-detik terakhir pembelajaran, guru memberikan satu ice breaking. Kegiatan ini bertujuan agar pembelajaran diakhiri dengan
mengesankan, terlihat dari ekspresi seluruh siswa yang sangat ceria dan senang ketika guru menutup pelajaran dan memberi salam.
3. Analisis Naskah Drama Siklus I
Peneliti menganalisis hasil naskah drama siswa berdasarkan kriteria- kriteria penilaian yang telah ditetapkan. Peneliti mengambil sebelas hasil
naskah drama siswa, jumlah tersebut diambil 30 dari jumlah siswa. “Cara
pengambilan sampel hasil naskah drama siswa diambil dengan teknik random atau random sampling.
”
1
Naskah-naskah itu akan dianalisis pada
1
Subana dkk. Statistik Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia, 2000. hlm. 25.
setiap siklus sehingga peneliti dapat mengetahui peningkatan atau penurunan yang terjadi pada siswa. Berikut analisis kesebelas naskah drama
siswa tersebut:
a Hasil naskah drama siswa bernama Ahmad Suhendar
1 Kelengkapan aspek formal naskah drama
Naskah drama hasil karya Ahmad Suhendar sudah cukup baik, di dalamnya sudah terdapat judul yang diubah dari judul aslinya yaitu
judul berasal dari “Bertengkar Berbisik” berubah menjadi “Tiga Orang Musafir Sang Penipu Ulung” itu artinya sudah ada daya
kreatifitas dalam segi penulisan judul, judul yang diberikan Ahmad sangat cocok diberikan untuk cerita tersebut.
Dalam penulisan dialog yang ditulis oleh Ahmad hampir sama dengan dialog-dialog yang terdapat dalam cerpen. Hal tersebut
menyebabkan naskah drama terasa kaku ditambah dengan tidak adanya pembagian babak dalam cerita sehingga tidak jelas
perpindahan babak atau perpindahan latarnya. Begitu pula dalam penulisan kramagung, Ahmad menulis hampir
sama dengan yang terdapat dalam cerpen. Hanya ada beberapa kramagung yang disederhanakan oleh Ahmad, misalnya:
Burkat : “Engkau pun penipu” sambil terengah-engah
ketakutan Berasal dari kalimat:
“Engkau pun penipu” kata kepala kampung palsu itu terengah- engah sebab ketakutan.
Sama halnya dalam penulisan prolog dan epilog, Ahmad menuliskannya hampir sama dengan kalimat-kalimat yang terdapat
dalam cerpen. 2
Kesesuaian naskah drama dengan cerpen Secara keseluruhan isi naskah drama yang ditulis Ahmad sudah
sesuai dengan isi cerpen. Isi cerpen seluruhnya terangkum dalam naskah drama meskipun tidak adanya pembagian babak dan
penggambaran latarnya kurang jelas. 3
Kreativitas Ahmad hampir tidak mengembangkan cerita. Secara umum
Ahmad belum mampu mengembangkan kreativitasnya. Naskah yang ditulis Ahmad seluruhnya mengutip apa yang disajikan dalam cerpen.
Hanya saja penulisan judul yang diubah dari judul yang terdapat dalam cerpen.
4 Penggunaan EYD
Penggunaan ejaan Ahmad masih diabaikan. Contohnya banyak sekali kesalahan dalam penggunaan kata depan di sebelum kata kerja
yaitu di
panggilkan yang
seharusnya disambung
menjadi dipanggilkan, di malui yang seharusnya dimalui. Lalu ada kata yang
tidak menggunakan huruf kapital pada awal nama orang yaitu togop yang seharusnya Togop.
b Hasil naskah drama siswa bernama Ade Nurhasanah
1 Kelengkapan aspek formal naskah drama
Hasil naskah drama karya Ade Nurhasanah pada siklus 1 ini sudah cukup baik, hanya tidak ada babak dalam kelangkapan aspek
formal naskah dramanya. Judul yang diberikan Ade masih menggunakan judul yang terdapat dalam cerpen, ia tidak mengubah
judul menjadi lebih kreatif yaitu “Bertengkar Berbisik”. Ade cukup pandai sekali mengembangkan sebuah dialog. Ia
membuat dialog-dialog baru yang tidak terdapat dalam cerpen. Dialog-dialog itu Ade buat agar naskah dramanya terlihat lebih
menarik. Contoh dialog-dialog yang ditambahkan oleh Ade adalah sebagai berikut:
Si Burkat : “Hai Togop, Togu ayo cepet jalannya
nanti kita kesorean” Si Togop dan Togu
: “Iya, ini juga sudah cepat-cepat” Dalam naskah drama Ade terdapat prolog tetapi tidak ada
epilog. Ade salah satu siswa yang tidak menyelesaikan naskah drama, itu
disebabkan karena
waktu yang
terbatas. Ade
sangat menyederhanakan bentuk prolognya, seperti di bawah ini:
Pada waktu itu matahari sudah condong ke barat. Tiga orang musafir, yang berjalan kaki sedang dalam perjalanannya.
Mereka mempercepat langkah, agar dapat berbuka puasa di kampung orang.
Berasal dari sebuah paragraf berikut. Pada waktu itu matahari sudah condong ke Barat. Tiga orang
musafir, yang berjalan kaki sedang dalam perjalanannya. Mereka itu mempercepat langkah, agar dapat berbuka di
kampung orang. Menjelang akan sampai ke sebuah kampung kecil, yang masuk bahagian Batangtoru, mereka itu berhenti
sebentar akan bermusyawarah. 2
Kesesuaian naskah drama dengan cerpen Naskah yang dibuat oleh Ade menggantung, Ade tidak
menyelesaikan naskah dramanya, padahal tinggal sedikit lagi naskah drama ade dapat sempurna. Sehingga isi cerita dalam cerpen kurang
lengkap terangkum dalam naskah drama. 3
Kreativitas Naskah yang disuguhkan oleh Ade cukup kreatif, terlihat dari
pengembangan cerita yang dituliskan Ade melalui dialog-dialognya dengan ragam bahasa yang cukup menarik. Ade pun sangat pandai
berimprovisasi dalam dialog-dialog yang terdapat dalam naskah dramanya.
4 Penggunaan EYD
Naskah drama milik Ade terdapat sedikit kesalahan dalam penulisan EYD. Kesalahan-kesalahan itu ialah dalam penggunaan kata
depan di dan ke yang masih tertukar apakah disambung atau dipisah.
Contohnya kata di mulai yang seharusnya dimulai, di panggilkan yang seharusnya dipanggilkan, dan ke sorean yang seharusnya kesorean.
c Hasil naskah drama siswa bernama Ana Nurjanah
1 Kelengkapan aspek formal naskah drama
Hasil karya Ana Nurjanah ini sudah baik, sudah terdapat judul dalam naskah drama yang diubah sedikit saja dari judul aslinya yaitu
judul berasal dari “Bertengkar Berbisik” berubah menjadi
“Pertengkaran dengan Berbisik”. Dalam
penulisan dialog
Ana menuliskannya
hampir menyerupai dengan dialog yang terdapat dalam cerpen, hanya saja ada
sedikit kata-kata yang ditambahkan atau dihilangkan dalam dialog. Tidak ada pembagian babak dalam naskah drama milik Ana,
sehingga naskah dramanya sedikit menyebabkan sulit dipahami karena tidak jelas perpindahan babak dan perpindahan latarnya.
Ana sangat pandai sekali membuat kramagung, kramagung yang dibuat Ana sangat bervariasi, digambarkan sesuai dengan
perilaku para tokoh dalam cerita misalnya: Si Togu
: “Saya sangka tadi, jika diburu-buru berjalan dapat juga kita bermalam di Batangtoru, tetapi rupanya
tidak.” Ia kecewa, menyesal, dan mengeluh Si Togop
: “Kalau begitu dengan berfikir panjang lebih baik kita cari akal, supaya kita dapat makan petang ini”
Prolog dan epilog yang dibuat oleh Ana masih sama dengan prolog dan epilog yang terdapat dalam cerpen. Belum adanya
perubahan kreatifitas dalam penulisan prolog dan epilog. 2
Kesesuaian naskah drama dengan cerpen Naskah yang dibuat oleh Ana sesuai dengan isi cerpen, isi
cerpen sudah terangkum seluruhnya ditulis oleh Ana. Meskipun dalam naskah drama Ana tidak ada babak.
3 Kreativitas
Naskah yang disuguhkan oleh Ana cukup kreatif, Ana mampu mengembangkan cerpen dan berimprovisasi. Terlihat dari penyuguhan
kramagung yang bervarisi dan judul yang sudah diubah dari bentuk aslinya. Meskipun dalam dialog Ana masih sedikit untuk
berimprovisasi. 4
Penggunaan EYD Ana begitu mengabaikan penggunaan ejaan. Ada tujuh
kesalahan atau pertukaran antara preposisi dengan imbuhan kata di yaitu
di panggilkan
yang seharusnya
disambung menjadi
dipanggilkan, diantara yang seharusnya di antara, di iringkan yang seharusnya diiringkan, dan sebagainya.
d Hasil naskah drama siswa bernama Asri Puspitasari
1 Kelengkapan aspek formal naskah drama
Naskah drama hasil karya Asri masih bnyak kekurangan, tidak ada judul dan babak dalam naskah drama. Sehingga cerita masih
mengambang untuk dibaca. Dalam penulisan dialog Asri masih menyalin dengan dialog-dialog yang terdapat di dalam cerpen, hanya
sedikit saja Asri menambahkan kata-kata sebagai pelengkap dialog. Dalam penulisan kramagung Asri cukup berimprovisasi, Asri
banyak menambahkan kramagung-kramagung yang tidak terdapat dalam cerpen. Misalnya:
Burkat : “Engkau Togu, bagaimana pikiranmu? sambil
memandang wajah Togu Kepala Kampung
: “Tidak tau adat engkau ini, berani menjatuhkan
tangan rajamu” sambil menolak tangannya dan berkata dengan
gusar Dalam penulisan prolog dan epilog Asri tidak banyak merubah
dengan prolog dan epilog yang terdapat dalam cerpen. Sehingga masih terlihat tidak berbeda jauh isinya dengan prolog dan epilog cerpen.
2 Kesesuaian naskah drama dengan cerpen
Naskah yang dibuat oleh Asri sesuai dengan isi cerpen, isi cerpen sudah terangkum seluruhnya ditulis oleh Asri. Meskipun dalam
naskah drama Asri tidak adanya babak dan judul. 3
Kreativitas Naskah yang disuguhkan oleh Asri cukup kreatif, terlihat dari
penulisan kramagung, prolog serta epilog yang diubah oleh Asri.
Sehingga Asri cukup mampu mengembangkan cerpen dan berimprovisasi.
4 Penggunaan EYD
Penggunaan ejaan Asri sangat diabaikan. Lebih dari 15 kesalahan dalam naskah drama hasil Asri. Contohnya banyak sekali
kesalahan dalam penggunaan preposisi dan imbuhan di yaitu dikampung yang seharusnya dipisah menjadi di kampung, diantara
yang seharusnya di antara. Lalu penggunaan huruf kapital di dalam kata tempat dan nama orang yaitu di sitinjak yang seharusnya di
Sitinjak, sutan menjinjing alam yang seharusnya Sutan Menjinjing Alam.
e Hasil naskah drama siswa bernama Endah Ami Pratiwi
1. Kelengkapan aspek formal naskah drama
Hasil karya Endah Ami Prtiwi ini sudah sangat baik, aspek formal naskah drama sudah lengkap, di dalamnya sudah terdapat judul,
dialog, babak, kramagung, prolog dan epilog. Judul cerpen yaitu “Bertengkar Berbisik” Endah merubahnya menjadi “Pertengkaran 3
Se rangkai dalam Berbisik” itu artinya Endah memberikan judul
dengan cukup kreatif. Dalam penulisan dialog sudah tertulis secara rapih dan benar, dan
ada beberapa dialog yang diubah oleh Endah sehingga lebih menarik untuk dibaca.
Dialog Berasal dari paragraf berikut ini
“Engkau Togu, bagaimana pikiranmu?” bertanya si Burkat kepada temannya seorang lagi.
“Saya menurut saja” jawab si Togu. Lalu diubah menjadi dialog berikut ini.
Burkat : “Oke, dan kamu Togu, bagaimana denganmu? Setuju
gak?” Togu
: “Kalau saya setuju-setuju aja sih, atur aja deh sama kalian”.
Endah menuliskan babak dalam naskahnya, ia memberikan babaknya dengan tulisan Scene 1, Scene 2, Scene 3, dst. Tetapi tidak
mencantumkan di mana keberadaan latar dalam setiap babak. Dalam penulisan kramagung, Endah menuliskan dengan
menambahkan beberapa kalimat misalnya: Berasal dari paragraf berikut
“Anak Keparat rupanya engkau ini, curang, tamak tidak setia kawan, hanya memikirkan kesenangan sendiri saja,” kata si
Togop berbisik. Endah mengubah kramagung menjadi berikut.
Togop : “Anak keparat rupanya kamu ini, curang, tamak, tidak
setia kawan, hanya mementingkan kesenangan sendiri saja, egois kamu” sambil berbisik dan mulailah
emosinya naik Endah mengemas prolog sebagai berikut:
Suatu hari ada 3 orang musafir yang sedang berjalan di kampung orang. Mataharipun sudah condong ke Barat, mereka sangat
bingung untuk berbuka puasa di mana. Berasal dari sebuah paragraf berikut.
Pada waktu itu matahari sudah condong ke Barat. Tiga orang musafir, yang berjalan kaki sedang dalam perjalanannya. Mereka
itu mempercepat langkah, agar dapat berbuka di kampung orang. Menjelang akan sampai ke sebuah kampung kecil, yang masuk
bahagian Batangtoru, mereka itu berhenti sebentar akan bermusyawarah.
2. Kesesuaian naskah drama dengan cerpen
Naskah yang dibuat oleh Endah sudah sesuai dengan isi cerpen, isi cerpen sudah terangkum seluruhnya ditulis oleh Endah. Diperjelas
dengan pembagian babak, dan alurnya sesuai dengan isi cerita dalam cerpen.
3. Kreativitas
Naskah yang disuguhkan oleh Endah sudah cukup kreatif, terlihat dari penulisan dialog yang diberikan dengan beberapa kalimat
yang cukup unik, judul yang dibah menjadi “Pertengkaran 3 Sekawan
dalam Berbisik”, kramagung yang diberikan sesuai dengan kondisi cerita, epilog dan prolog yang tidak lagi menggunakan kata-kata
dalam cerpen.
4. Penggunaan EYD
Endah cukup mengabaikan penggunaan ejaan. Contohnya banyak sekali kesalahan dalam penggunaan kata depan di yang
mengikuti kata tempat yaitu dikampung yang seharusnya dipisah menjadi di kampung, diantara yang seharusnya di antara. Lalu
penggunaan huruf kapital yang sering terdapat di tengah kalimat, contohnya Dengan cara itu kita bisa menetap sementara di Rumah
kepala kampung sini yang seharusnya kata rumah tidak diawali oleh huruf kapital.
f Hasil naskah drama siswa bernama Kemala Saras Rianty
1 Kelengkapan aspek formal naskah drama
Naskah drama hasil Kemala Saras Rianty ini masih dalam taraf nilai cukup, di dalamnya belum terdapat judul dan babak. Sehingga
naskahnya langsung kepada prolog cerita dan pembagian latar masih kurang jelas.
Dalam beberapa dialog Kemala seringkali menghemat sebuah dialog yang cukup panjang. Dialog yang dibuat oleh Kemala berikut
ini: Burkat :
“Di kampung ini tidak ada lepau nasi, kenalanpun tiada. Bagaimana kita akan berhenti nanti, apalagi
dalam puasa begini, tak sanggup rasanya ku tanggung.”
Dialog Berasal dari paragraf berikut ini
“Di kampung ini tidak ada lepau nasi, kenalan kita pun tak ada. Di manakah kita akan menumpang? Bertanak sendiri dalam
puasa begini, saya tak sanggup rasanya.” Dialog yang dihemat oleh Kemala:
Togu : “Menghela nafas Tiada guna menyesal dan
mengeluh sekarang. Lebih baik kita cari akal agar dapat makan dan merehat malam ini”
Berasal dari paragraf berikut ini: “Saya sangka tadi, jika diburu-buru berjalan, dapat juga kita
bermalam di Batangtoru, tetapi rupanya tidak. Akan tetapi, menyesal dan mengeluh tak ada gunanya. Lebih baik kita cari
akal, supaya kita dapat makan petang ini.” Dalam dialog di atas Kemala tidak menyebutkan “Saya sangka
tadi, jika diburu- buru berjalan, dapat juga bermalam di Batangtoru.....”
kalimat itu tidak begitu penting, karena pada dialog sebelumnya si Togop sudah menjelaskan bahwa dia menyesal tidak bermalam di
Sitinjak. Dalam penulisan kramagung, Kemala menambahkan dan
menuliskannya dengan cukup kreatif misalnya: Burkat
: “Di kampung ini tidak ada lepau nasi, kenalanpun tiada. Bagaimana kita akan berhenti nanti, apalagi
dalam puasa begini, tak sanggup rasanya ku
tanggung.” Mengeluh
sembari mengusap
keringatnya itu Dalam cerpen tidak terdapat kata-kata seperti yang dituliskan
Kemala dalam kramagung. Itu artinya Kemala sudah dapat mendeskripsikan peristiwa yang terjadi dalam cerpen sehingga ia bisa
menggambarkan ekspresi tokoh dalam cerita. Dalam naskah drama Kemala terdapat prolog dan epilog. Prolog
yang dikreatifkan Kemala sebagai berikut. Matahari nampak condong ke arah barat. Tiga orang musafir
mempercepat langkahnya untuk berbuka puasa di lai kampung orang. Terhentilah mereka sejenak di awal sebuah kampung
kecil, bahagian Batangtoru. Berasal dari sebuah paragraf berikut.
Pada waktu itu matahari sudah condong ke Barat. Tiga orang musafir, yang berjalan kaki sedang dalam perjalanannya.
Mereka itu mempercepat langkah, agar dapat berbuka di kampung orang. Menjelang akan sampai ke sebuah kampung
kecil, yang masuk bahagian Batangtoru, mereka itu berhenti sebentar akan bermusyawarah.
Epilog yang dibuat Kemala sebagai berikut: Sungguh terlambat warga kampung tersebut saat mereka telah
mendapati ketiganya sudah meloloskan diri sebelum perintah Empu rumah dilaksanakan. Mereka melompat dari jendela
kamar yang terbuka dan hilang di tempat yang kelam di balik malam.
Berasal dari paragraf sebagai berikut: Akan tetapi sebelum orang banyak dapat melakukan perintah
itu, Sutan Menjinjing Alam dengan kedua penngiringnya telah dapat meloloskan diri, melompat dari jendela dan hilang di
tempat yang kelam. 2
Kesesuaian naskah drama dengan cerpen Kesesuaian cerita dalam naskah drama milik Kemala sudah
sesuai dengan isi cerita yang terdapat dalam cerpen, meskipun pembagian babak dan penggambaran latar kurang jelas dalam cerita.
3 Kreativitas
Hasil naskah drama karya Kemala ini cukup kreatif, dia menambahkan beberapa kalimat dalam dialog dan bisa menghemat isi
yang terdapat dalam dialog. Meski ada beberapa dialog cerpen yang dikutip seluruhnya.
4 Penggunaan EYD
Penggunaan tanda baca masih banyak yang salah dalam naskah drama milik Kemala ini. Ada beberapa penempatan tanda petik yang
salah diletakan oleh kemala. Yaitu penempatan tanda petik yang diletakan di depan kramagung, seharusnya tanda petik hanya
diletakkan di dalam dialog saja. Misalnya:
Togu :”Menghela nafas Tiada guna menyesal dan
mengeluh sekarang. Lebih baik kita cari akal agar dapat makan dan merehat malam ini”
Kemala begitu mengabaikan penggunaan ejaan. Contohnya banyak sekali kesalahan dalam penggunaan kata depan di yang
mengikuti kata setelahnya yaitu disana yang seharusnya dipisah menjadi di sana, di mulai yang seharusnya dimulai. Lalu penggunaan
huruf kapital dalam penulisan nama orang seperti Sutan menjinjing alam yang seharusnya Sutan Menjinjing Alam.
g Hasil naskah drama siswa bernama M. Hafiz Ramadhan
1 Kelengkapan aspek formal naskah drama
Naskah drama milik M. Hafiz Ramadhan ditulis dengan cukup baik, waaupun di dalamnya belum terdapat judul dan babak. Tetapi
untuk dialog, kramagung, epilog dan prolog ditulis dengan baik. Hafiz cukup pandai mengembangkan cerita, di dalam naskah
dramanya ia menambahkan beberapa dialog dalam satu situasi, yang dalam cerpen tidak ada. Salah satu contoh dialog-dialog itu ialah
seperti di bawah ini: Togop
: “Permisi pak, kalau boleh tau, di manakah rumah kepala kampung ini?”
Warga : “Boleh, apakah anda bertiga ada keperluan dengan
kepala kampung kami?”
Togop : “Tidak ada, kami hanya ingin menumpang hari ini
untuk melanjutkan
perjalanan ke
kampung Batangtoru”
Warga : “Ohhh... begitu, baiklah mari saya antar ke rumah
kepala kampung” Dalam penulisan kramagung, ada beberapa kramagung yang
ditulis oleh Hafiz yang tidak lagi melihat pada cerpen. Misalnya: Togu
: “Kami hanya ingin menumpang bermalam, untuk melanjutkan perjalanan kami, perkenalkan nama saya
Togu, ini Togop sambil menunjuk Togop dan ini Sutan Menjinjing Alam”
Dalam naskah drama Hafiz terdapat prolog dan epilog. Dalam epilog Hafiz masih saja mengunakan kalimat-kalimat yang terdapat
dalam cerpan, tetapi untuk prolog Hafiz sedikit mengemas menjadi lebih menarik seperti di bawah ini:
Pada suatu hari, ada tiga orang musafir yang hendak menuju suatu kampung yang bernama kampung Batangtoru. Mereka
mempercepat langkahnya agar dapat berbuka puasa. Ketika hendak sampai di kampung Batangtoru mereka berhenti sejenak
di sebuah kampung kecil. Berasal dari sebuah paragraf berikut.
Pada waktu itu matahari sudah condong ke Barat. Tiga orang musafir, yang berjalan kaki sedang dalam perjalanannya.
Mereka itu mempercepat langkah, agar dapat berbuka di kampung orang. Menjelang akan sampai ke sebuah kampung
kecil, yang masuk bahagian Batangtoru, mereka itu berhenti sebentar akan bermusyawarah.
2 Kesesuaian naskah drama dengan cerpen
Naskah drama milik Hafiz sudah sesuai dengan isi cerpen, isi cerpen sudah terangkum seluruhnya ditulis oleh Hafiz. Meski dalam
naskah tidak terdapat judul dan babak, tetapi Hafiz memberikan beberapa penambahan latar agar cerita lebih lengkap dan menarik.
3 Kreativitas
Naskah yang disuguhkan oleh Yudi cukup kreatif, terlihat dari penulisannya
Hafiz mampu
mengembangkan cerita
dan berimprovisasi dengan penambahan beberapa latar dan dialog-dialog.
Dengan tetap menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti.
4 Penggunaan EYD
Naskah drama milik Hafiz terdapat sedikit kesalahan dalam penulisan EYD, hanya ada lima kesalahan dalam naskah drama
miliknya. Kesalahan-kesalahan itu ialah dalam penggunaan kata depan di dan ke yang masih tertukar apakah disambung atau dipisah.
Contohnya kata diatas yang seharusnya di atas, di ikuti yang seharusnya diikuti, dan kekampung yang seharusnya ke kampung.
h Hasil naskah drama siswa bernama Novita Lestari
1 Kelengkapan aspek formal naskah drama
Naskah drama hasil karya Novita Lestari sudah cukup baik, akan tetapi Novita tidak memberikan babak dalam naskah dramanya.
Judul yang diberikan oleh Novita masih menggunakan judul yang ada di dalam cerpen.
Dalam dialog Novita belum bisa megembangkan dan berimprovisasi. Dialog-dialog yang terdapat dalam naskah dramanya
sama dengan dialog-dialog yang terdapat dalam cerpen, sehingga belum adanya daya kreativitas dalam dialog.
Dalam naskah drama Novita terdapat prolog dan epilog. Akan tetapi prolog dan epilog yang dituliskan oleh Novita masih
menggunakan prolog dan epilog yang terdapat dalam cerpen, Novita tidak mengubah ataupun mengembangkan prolog dan epilog yang
terdapat dalam cerpen. 2
Kesesuaian naskah drama dengan cerpen Naskah yang dibuat oleh Novita sudah sesuai dengan isi cerpen,
isi cerpen sudah terangkum seluruhnya ditulis oleh Novita. Hanya saja di dalamnya tidak terdapat babak, sehingga masih sedikit sulit untuk
memahami alurnya. 3
Kreativitas Hasil naskah drama yang ditulis oleh Novita masih kurang
kreatif, ia kurang mampu mengembangkan cerpen dan berimprovisasi
dalam naskah dramanya. Mulai dari judul hingga epilog Novita masih menggunakan kata-kata yang berasal dari cerpen, ia hanya sedikit
menambahkan beberapa kata saja sebagai pelengkap sebuah dialog. Selebihnya bisa dikatakan Novita hanya memparafrasekan bentuk
cerpen menjadi bentuk naskah drama. 4
Penggunaan EYD Dalam naskah drama milik Novita ada kesalahan-kesalahan
penulisannya. Novita masih kurang teliti dalam penulisan kata di untuk preposisi atau untuk imbuhan, contohnya kata dikampung
seharusnya di kampung, dikasur seharusnya di kasur. Selanjutnya kesalahan pada penempatan huruf kapital, contohnya kata keciL
seharusnya kecil, Biar seharusnya biar. i
Hasil naskah drama siswa bernama Rihlah Mawaddah
1 Kelengkapan aspek formal naskah drama
Hasil karya Rihlah Mawaddah sudah cukup baik, aspek formal naskah dramanya sudah cukup lengkap, akan tetapi tidak ada babak di
dalamnya. Judul yang diberikan Rihlah sudah diubah bentuknya dari judul yang terdapat dalam cerpen. Judulnya yaitu “Tiga Musafir yang
Mencari Makan”, judul tersebut sangat jauh sekali dengan judul yang terdapat dalam cerpen yaitu “Bertengkar Berbisik”. Rihlah mencari
topik lain dalam cerita, sehingga ia tidak menitik beratkan fokus cerita pada bertengkar berbisik, tetapi ia menitik beratkan masalah dalam
cerita yaitu ketika tiga orang musafir mencari makan, yang berimbas kepada kebohongan dan pertengkaran.
Dalam penulisan dialog, Rihlah tidak mengubah bentuk asli dari dialog-dialog yang terdapat dalam cerpen. Sehingga ketika
membacanya terasa cukup kaku. 2
Kesesuaian naskah drama dengan cerpen Naskah yang dibuat oleh Rihlah cukup sesuai dengan isi cerpen,
isi cerpen sudah terangkum seluruhnya ditulis oleh Rihlah. Alurnya sesuai dengan isi cerita dalam cerpen.
3 Kreativitas
Naskah yang disuguhkan oleh Rihlah cukup kreatif, terlihat dari penulisan judul yang di ubah menjadi lebih menarik, prolog dan
epilog dengan menambahkan sedikit kata-kata yang berbeda dari yang berada dalam cerpen. Tentunya dengan menggunakan bahasa yang
sederhana yang tidak sulit untuk dipahami. 4
Penggunaan EYD Kesalahan penulisan EYD yang terdapat dalam naskah drama
milik Rihlah ini cukup banyak, terdapat 12 kesalahan. Di antaranya yaitu kesalahan dalam penulisan kata depan di yang bergabung
dengan kata tempat, contohnya diSitinjak yang seharusnya di Sitinjak, dikampung yang seharusnya di kampung, di rumah yang seharusnya di
rumah. Dan penempatan huruf kapital dalam nama orang yaitu
contohnya si togop yang seharusnya si Togop
j Hasil naskah drama siswa bernama Siti Aminah
1 Kelengkapan aspek formal naskah drama
Hasil naskah drama karya Siti Aminah pada siklus 1 ini sudah baik, di dalam aspek formal naskah dramanya hanya tidak ada babak.
Dalam judul Siti masih menggunakan judul dari cerpen yaitu “Bertengkar Berbisik”.
Siti cukup pandai dalam mengembangkan sebuah dialog, dalam naskah dramanya Siti sering menambahkan beberapa dialog sebagai
pembuka babak, dalog-dialog tersebut tentu tidak ada dalam cerpen. Salah satunya sebagai berikut:
Serentak : “Hari sudah sore, sebentar lagi kita akan
menjelang buka puasa” Burkat
: “Tapi di mana kita akan menumpang?” Togop
: “Hmmmm... lebih baik kita bermalam di Sitinjak saja, sepertinya di sana ada warung nasi...”
Dalam penulisan kramagung, Siti masih menggunakan yang berasal dari cerpen, hanya saja kramagung Siti lebih banyak dengan
mengulang kata yang sama. 2
Kesesuaian naskah drama dengan cerpen Naskah yang dibuat oleh Siti sudah sesuai dengan isi cerpen, isi
cerpen sudah terangkum seluruhnya ditulis oleh Siti. Alurnya sesuai dengan isi cerita dalam cerpen.
3 Kreativitas
Siti sudah cukup kreatif. Ia mampu mengembangkan cerita dan berimprovisasi dalam dialog dan kramagung. Seperti yang sudah
dipaparkan di atas, Siti sangat pandai dalam membuat dialog-dialog baru yang tidak ada di dalam cerpen.
4 Penggunaan EYD
Penggunaan ejaan dalam naskah drama milik Siti ini tidak begitu banyak terdapat kesalahan, hanya terdapat lima kesalahan. Di
antaranya siti masih belum bisa membedakan kata preposisi di dengan kata berimbuhan di. Contohnya kata dimana seharusnya di mana, kata
di panggilkan seharusnya dipanggilkan. Dan juga ada satu kata yang disingkat penulisannya yaitu kata dgn yang seharusnya dengan.
k Hasil naskah drama siswa bernama Yudi Ardian
1. Kelengkapan aspek formal naskah drama
Hasil karya Yudi Ardian pada siklus 1 ini sudah cukup baik, di dalamnya sudah terdapat judul walaupun judul yang diberikan Yudi
masih menggunakan judul yang terdapat dalam cerpen, ia tidak mengubah judul menjadi lebih kreatif.
Yudi sangat pandai sekali untuk menghemat suatu percakapan yang panjang di dalam cerpen, terlihat dari dialog yang dibuat oleh
Yudi berikut ini: Burkat
: “Baik, tetapi mula-mula patutlah saya diberi gelar dahulu, sebut saja gelar saya Sutan Manjinjing Alam.
Rahasia kita jangan sampai terbongkar, bahaya Tolong baw
akan bungkusan dan payung saya ini.” Dialog Berasal dari paragraf berikut ini
“Baik. Tetapi mula-mula patutlah saya diberi bergelar dahulu. Sebut sajalah gelar saya Sutan Menjinjing Alam. Tetapi hari-
hari, jangan sesaat, kalau-kalau terbuka rahasia kita. Jika terbuka, bukan saja kita tidak dapat makan, tetapi badan kita
akan merasai pula orang buat sudah itu bungkusan dan payung saya ini, bawalah oleh kalian berdua. Karena tak pantas lagi
seorang raja
membawa bungkusan
kalau saya
ada pengiringnya.”
Hasil naskah drama Yudi pada siklus 1 tidak menggunakan babak sehingga sulit untuk membagi kejadian-kejadian dalam cerita.
Dalam penulisan kramagung, Yudi menuliskan dengan cukup kreatif misalnya:
Togop : “Itulah sebabnya maka saya katakan tadi, lebih baik
kita bermalam di Sitinjak saja. Di sana ada warung nasi.”
sambil memandang-mandang
pohon disampingnya dengan penuh kekecewaan
Dalam naskah drama Yudi terdapat prolog dan epilog. Prolog yang diberikan Yudi sedikit berbeda dengan yang terdapat dalam
cerpen, seperti di bawah ini:
Pada suatu hari ketika matahari mulai terbenam, ada tiga orang musafir yang berjalan kaki dengan cepat. Agar dapat
berbuka puasa di kampung orang. Ketika mereka sampai di salah satu kampung, Batangtoru namanya. Mereka berhenti
sebentar bermusyawarah, burkat mengawali pembicaraan mereka.
Berasal dari sebuah paragraf berikut. Pada waktu itu matahari sudah condong ke Barat. Tiga orang
musafir, yang berjalan kaki sedang dalam perjalanannya. Mereka itu mempercepat langkah, agar dapat berbuka di
kampung orang. Menjelang akan sampai ke sebuah kampung kecil, yang masuk bahagian Batangtoru, mereka itu berhenti
sebentar akan bermusyawarah. 2.
Kesesuaian naskah drama dengan cerpen Naskah yang dibuat oleh Yudi cukup sesuai dengan isi cerpen,
isi cerpen sudah terangkum seluruhnya ditulis oleh Yudi. Alurnya sesuai dengan isi cerita dalam cerpen.
3. Kreativitas
Naskah yang disuguhkan oleh Yudi cukup kreatif, terlihat dari penulisan dialog yang diberikan menggunakan ragam bahasa yang
cukup kreatif dan Yudi pun pandai dalam mengemas dialog yang panjang menjadi lebih sederhana. Yudi sangat pintar membuat suatu
kramagung setiap
kramagung Yudi
deskripsikan dengan
menyesuaikan tingkah laku para tokoh dalam cerita. Begitupun dengan prolog dan epilog yang sudah dipaparkan di atas bahwa Yudi
sangat kreatif untuk membentuknya sehingga cerita tidak terasa kaku. 4.
Penggunaan EYD Yudi cukup mengabaikan penggunaan ejaan. Contohnya banyak
sekali kesalahan dalam penggunaan kata depan di yang mengikuti kata tempat yaitu dikampung yang seharusnya dipisah menjadi di
kampung, diantara yang seharusnya di antara.
4. Hasil Belajar Siswa pada Tindakan Pembelajaran Siklus I
Hasil tes kognitif yang dilakukan pada pembelajaran menulis naskah drama dalam siklus I ini yaitu tes unjuk kerja berdasarkan aspek penilaian
yang telah ditentukan. Kegiatan penilaian yang digunakan pada penelitian ini penulis langsung berperan sebagai observer, karena jenis PTK partisipan
yang digunakan dalam penelitian ini. dengan demikian penulis langsung menilai sendiri tingkah laku siswa dalam pembelajaran.
Untuk melihat kemampuan siswa tersebut, peneliti menentukan beberapa kriteria penilaian yang telah dipaparkan sebelumnya pada BAB 3.
Berikut ini nilai seluruh siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.3 Kemampuan Siswa Menulis Naskah Drama pada Siklus I
No Nama
1 2
3 4
Total J
D B K P
1 Achmad Suhendar
5 5
- 5
5 25
15 15
75 2
Ade Nurhasanah 5
5 -
5 5
15 20
20 70
3 Aden Purnawan
- 5
- 5
5 20
20 20
75
4 A Bukhori Muslim
5 5
- 5
5 20
15 15
70 5
Ahmad Sonhaji 5
5 -
5 5
20 15
20 75
6 Ana Nurjannah
5 5
- 5
5 25
20 15
80 7
Anisa Yulianti -
5 -
5 5
25 15
20 75
8 Ashari Utomo Putra
5 5
- 5
5 20
20 15
75 9
Asri Puspitasari -
5 -
5 5
25 20
15 75
10 Dhea Ulfah N 5
5 -
5 5
25 20
15 80
11 Eka Rosiani Sari 5
5 -
5 5
25 20
15 80
12 Endah Ami Pratiwi 5
5 5
5 5
25 20
15 85
13 Eria Komarudin -
5 -
5 5
25 15
20 75
14 Ermawati 5
5 -
5 5
25 15
15 75
15 Indah Syafitri -
5 -
5 5
25 20
15 75
16 Kemala Saras Rianty -
5 -
5 5
25 20
20 80
17 Khoirunnisa 5
5 5
5 5
25 15
10 75
18 M. Angga Mahridan 5
5 -
5 5
20 20
15 75
19 M. Hafiz Ramadhan -
5 -
5 5
25 20
20 80
20 Mahfudin 5
5 -
5 5
20 15
20 75
21 Muhammad Iqbal 5
5 -
5 5
20 20
15 75
22 Napsiah -
5 -
5 5
25 20
15 75
23 Naufal Fawwaz 5
5 -
5 5
25 15
15 75
24 Novita Lestari 5
5 -
5 5
25 20
15 80
25 Novita Sari 5
5 -
5 5
25 15
15 75
26 Nurjayanti 5
5 -
- 5
25 20
15 75
27 Rihlah Mawaddah 5
5 -
5 5
25 25
10 80
28 Sarah Hayatin Nufus -
5 5
5 5
25 20
20 85
29 Saprudin -
5 -
5 5
25 20
15 75
30 Siti Aminah 5
5 -
5 5
25 20
20 85
31 Siti Kurniasih 5
5 -
5 5
20 15
20 75
32 Siti Mirnawati 5
5 5
5 -
25 15
15 75
33 Siti Nurhasanah 5
5 -
5 5
20 15
20 75
34 Tami Puspita Sari -
5 -
5 5
20 20
15 70
35 Wagiati 5
5 -
5 5
25 15
20 80
36 Yudi Ardian 5
5 -
5 5
25 20
20 85
Jumlah Skor 2765
Keterangan: 1
= Kelengkapan aspek formal naskah drama yang terdiri dari:
J = Judul
D = Dialog
B = Babak K
= Kramagung P
= Prolog 2
= Kesesuaian Naskah drama dengan cerpen 3
= Kreativitas 4
= Penggunaan EYD Dari nilai pembelajaran pada siklus I yang dicapai oleh siswa
kemudian penulis urutkan mulai dari nilai terendah sampai tertinggi. Adapun urutan data nilai terendah sampai tertinggi terdapat dalam tabel
berikut: Tabel 4.4
Urutan Nilai Terendah hingga Tertinggi pada Siklus I No
Nama Total
Tingkat Keberhasilan
1 A Bukhori Muslim
70 Rendah
2 Aden Purnawan
70 Rendah
3 Tami Puspita Sari
70 Rendah
4 Achmad Suhendar
75 Sedang
5 Ade Nurhasanah
75 Sedang
6 Ahmad Sonhaji
75 Sedang
7 Anisa Yulianti
75 Sedang
8 Ashari Utomo Putra
75 Sedang
9 Asri Puspitasari
75 Sedang
10 Eria Komarudin
75 Sedang
11 Ermawati
75 Sedang
12 Indah Syafitri
75 Sedang
13 Khoirunnisa
75 Sedang
14 M. Angga Mahridan
75 Sedang
15 Mahfudin
75 Sedang
16 Muhammad Iqbal
75 Sedang
17 Napsiah
75 Sedang
18 Naufal Fawwaz
75 Sedang
19 Novita Sari
75 Sedang
20 Nurjayanti
75 Sedang
21 Saprudin
75 Sedang
22 Siti Kurniasih
75 Sedang
23 Siti Mirnawati
75 Sedang
24 Siti Nurhasanah
75 Sedang
25 Ana Nurjannah
80 Sedang
26 Dhea Ulfah N
80 Sedang
27 Eka Rosiani Sari
80 Sedang
28 Kemala Saras Rianty
80 Sedang
29 M. Hafiz Ramadhan
80 Sedang
30 Novita Lestari
80 Sedang
31 Rihlah Mawaddah
80 Sedang
32 Wagiati
80 Sedang
33 Endah Ami Pratiwi
85 Tinggi
34 Sarah Hayatin Nufus
85 Tinggi
35 Siti Aminah
85 Tinggi
36 Yudi Ardian
85 Tinggi
Jumlah Skor 2765
Mencari rata-rata: P =
� �
X 100
2
Total skor :
Jum lah skor yang diperoleh siswa Jumlah siswa
x 100
:
276 5 36
x
100
: 76,80
Berdasarkan tabel di atas nilai pada siklus I terendah hingga tertinggi adalah nilai 70 ada 3 orang, nilai 75 ada 21 orang, nilai 80 ada 8
orang dan nilai 85 ada 4 orang. Dari data tersebut diperoleh bahwa nilai terendah pada siklus I adalah 70, dan nilai tertinggi adalah 85. Sedangkan
nilai rata-rata yang diperoleh adalah 76,80. Dari hasil siklus I menulis naskah drama dengan menggunakan media cerpen di atas, siswa kelas XI
IPS 1 termasuk ke dalam kategori cukupsedang.
5. Analisis Hasil Wawancara, Lembar Observasi dan Jurnal Siswa Pada
Siklus I a
Analisis Hasil Wawancara
Dalam sebuah penelitian ini, salah satu analisis data dilakukan atas pernyataan yang dikemukakan oleh para siswa. Hal ini dilakukan dengan
cara peneliti mendengarkan hasil wawancara yang ada dan mendeskripsikan seluruh hasil yang ditemukan di lapangan.
2
Anas Sudijono. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali, 1992. hlm. 40
Setiap akhir pembelajaran, dilakukan wawancara dengan siswa, untuk mengetahui kemampuan, kendala, dan kondisi pembelajaran
menulis naskah drama dengan media cerpen. Siswa yang diwawancarai berjumlah 11 orang. Siswa tersebut merupakan perwakilan dari kelas XI
IPS 1. Berikut hasil wawancara tersebut: Tabel 4.5
Hasil Wawancara dengan Siswa pada Siklus I No
Pertanyaan Jawaban
Persentase
1 Apakah kamu tertarik dalam
pembelajaran menulis? a.
Dapat b.
Biasa saja c.
Tidak 54,54
18,18 27,27
2 Apakah model pembelajaran
dengan media cerpen dapat meningkatkan kamu dalam
pembelajaran menulis? a.
Tertarik b.
Biasa saja c.
Tidak 63,63
9,09 27,27
3 Apakah dengan media cerpen dapat
mempermudah kamu dalam menulis naskah drama?
a. Dapat
b. Biasa saja
c. Tidak
54,54 27,27
18,18
4 Apakah ada kesulitan dalam
menulis naskah drama dengan media cerpen?
a. Tidak
b. Biasa saja
c. Ada
45,45 18,18
36,36
5 Apakah pembelajaran dengan
media cerpen dapat memotivasi dalam menulis naskah drama?
a. Dapat
b. Biasa saja
c. Tidak
81,81 18,18
6 Apakah dengan media cerpen dapat
menurunkan kemampuan kamu dalam menulis naskah drama?
a. Tidak
b. Biasa saja
c. Dapat
72,72 18,18
9,09 7
Apakah pembelajaran tadi membuat anda semakin ingin tahu
banyak tentang naskah drama? a.
Dapat b.
Biasa saja c.
Tidak 81,81
9,09 9,09
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata siswa memberikan komentar positif dalam kegiatan pembelajaran menulis
naskah drama dengan media cerpen. Bahwa ada 63,63 yang berkomentar media cerpen dapat meningkatkan siswa dalam menulis
naskah drama, ada 54,54 siswa yang berkomentar media cerpen dapat mempermudah mereka dalam menulis naskah drama, ada 81,81 yang
berkomentar bahwa mereka termotivasi dengan pembelajaran menulis naskah drama dengan menggunakan media cerpen, dan ada 72,72 siswa
yang berkomentar bahwa dengan media cerpen tidak menurunkan kemampuan mereka dalam menulis naskah drama. Itu artinya bahwa
rata-rata komentar siswa menilai positif dalam pembelajaran menulis naskah drama dengan media cerpen.
b Analisis Data Observasi
Lembar observasi diberikan untuk mengamati aktivitas guru selama proses pembelajaran berlangsung. Lembar observasi ini diberikan
pada akhir pembelajaran oleh peneliti kepada seluruh siswa yaitu sebanyak 36 siswa. Berikut hasil lembar observasi siswa pada siklus I:
Tabel 4.6 Hasil Observasi Siswa pada Siklus I
No Aspek yang diamati
Kriteria Kurang
Cukup Baik
1 Guru memberikan penjelasan
secara terperinci mengenai materi pembelajaran menulis
naskah drama 2, 77
16,66 80,55
2 Guru menguasai dengan baik
materi pembelajaran menulis naskah drama
2,77 11,11
86,11 3
Guru menggunakan media 11,11
33,33 55,55
yang mendukung terkait pembelajaran menulis naskah
drama
4 Guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya terkait dengan
pembelajaran menulis naskah drama
5,55 27,77
66,66
5 Guru memberikan tugas
sesuai dengan materi pembelajaran yang diberikan
11,11 13,88
75 6
Guru membuka dan menutup pembelajaran dengan baik
dan mengesankan 5,55
94,44 7
Guru memperhatikan kegiatan siswa selama proses
pembelajaran berlangsung, dan membantu mengarahkan
siswa yang menemui kesulitan dalam mengerjakan
tugas menulis naskah drama
2,77 97,22
Dari tabel di atas ada 55,55 siswa yang memberikan nilai baik untuk kategori penggunaan media, itu disebabkan karena pada siklus I
peneliti tidak berupaya maksimal menjelaskan akan ketepatan penggunaan media cerpen dalam menulis naskah drama, dan juga dikarenakan beberapa
siswa terlihat malas untuk membaca cerpen terlebih dahulu. Ada 66,66 siswa yang memberikan nilai baik untuk butir guru memberikan kesempatan
bertanya. Itu disebabkan karena alokasi waktu yang kurang sehingga manajemen waktunya kurang diperhatikan oleh peneliti.
Akan tetapi ada 97,22 siswa yang memberikan nilai baik tentang guru memperhatikan kegiatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung,
dan membantu mengarahkan siswa yang menemui kesulitan dalam mengerjakan tugas menulis naskah drama. Dan pada butir guru membuka dan
menutup pembelajaran dengan baik dan mengesankan sebanyak 94,44 siswa yang memilih kategori baik. Dapat disimpulkan dari seluruh siswa rata-
rata memberikan respon positif dalam lembar observasi pada siklus I ini.
c Analisis Jurnal Siswa
Berdasarkan hasil jurnal siswa, menunjukan bahwa siswa merespon positif pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I.
Umumnya siswa dapat menjawab tentang pelajaran yang mereka peroleh pada saat proses pembelajaran berlangsung. Dengan media cerpen
menulis naskah drama dapat memotivasi siswa, siswa merasa sangat tertarik untuk menulis naskah drama karena mereka merasa sangat
terbantu dengan menggunakan media cerpen. Hal ini ditunjukan oleh jawaban siswa yang pada umumnya merasa senang dan cukup tertarik
terhadap pembelajaran yang dilaksanakan dan merasa terbantu untuk menulis naskah drama dengan media cerpen. Umumnya dari mereka
merespon bahwa pelajaran pada siklus I itu menyenangkan.
6. Aktivitas Siswa dan Guru Selama Pembelajaran
Lembar kegiatan pembelajaran ini bertujuan untuk merekam kejadian-kejadian yang terjadi pada proses pembelajaran dan sebagai bahan
refleksi untuk perencanaan pembelajaran berikutnya. Dalam aktivitas ini digunakan sebanyak dua lembar observasi yaitu lembar aktivitas guru dan
lembar aktivitas siswa.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh observer yaitu guru mata pelajaran bahasa Indonesia MAN Cibinong-Bogor, diperoleh data
mengenai kegiatan peneliti dalam mengajar. Peneliti sangat antusias dalam melaksanakan proses pembelajaran, walau penggunaan waktu kurang
efektif. Dalam menjelaskan materi dan penggunaan media sudah baik, walau guru kurang meyakinkan siswa dalam manfaat media cerpen. Untuk
lebih jelasnya, penilaian observer mengenai aktivitas guru dapat dilihat dalam tabel berikut ini.
Tabel 4.7 Penilaian Aktivitas Guru Pada Siklus I
No Aspek
Kriteria Ket
Nilai
1 Kemampuan
membuka pelajaran
a Menarik perhatian siswa dan
menimbulkan motivasi Baik
85 b
Menjelaskan prosedur pembelajaran yang akan
dilaksanakan Baik
80
2 Sikap guru
dalam proses pembelajaran
a Kejelasan suara
Baik 90
b Antusiasisme penampilan atau
mimik Baik
90
3 Proses
pembelajaran a
Kesesuaian penggunaan media cerpen dengan pokok bahasan
Tepat 85
b Kejelasan dalam menerangkan
materi menulis naskah drama dengan menggunakan media
cerpen serta kejelasan dalam menimbulkan contoh
Cukup 75
4 Kecermatan
dalam pemanfaatan
media a
Kemampuan menggunakan media yang berkaitan dengan
teori drama, langkah-langkah menulis naskah drama dengan
media cerpen Baik
80
b Keterampilan dan ketepatan
Cukup 75
saat penggunaan media
5 Evaluasi
a Kemampuan menggunakan
penilaian lisan saat pelaksanaan menulis naskah
drama dengan media cerpen Baik
85 b
Ketepatan dalam penggunaan waktu
Cukup 75
6 Kemampuan
menutup pelajaran
a Meninjau kembali
pembelajaran yang telah dilakukan dan memberikan
kesempatan bertanya pada siswa
Baik 80
b Memberikan tugas kepada
siswa dan menginformasikan bahan atau materi
pembelajaran selanjutnya Baik
85
Lembar aktivitas selanjutnya yaitu persentase aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Diperoleh data aktivitas siswa bahwasannya
siswa sangat antusias mengikuti pelajaran dan serius dalam mengerjakan tugas. Terlihat dari sebagian siswa merespon guru dengan bertanya,
berpendapat dan menjawab seputar materi drama. Meskipun ada sebagian kecil melakukan mengobrol dengan temannya dan ada juga yang melamun.
Untuk lebih jelasnya, penilaian observer mengenai aktivitas siswa dapat
dilihat dalam tabel berikut ini. Tabel 4.8
Persentase Rata-rata Aktivitas Siswa pada Siklus I Aspek yang Diamati
Jumlah Siswa
1. Aktivitas siswa selama mengikuti KBM
a. Siswa memperhatikan penjelasan dari guru
tentang teori drama, langkah-langkah menulis naskah drama dengan menggunakan
90
media cerpen b.
Siswa menulis naskah drama dengan menggunakan media cerpen
c. Siswa mengajukan pendapat atau pertanyaan
yang berkaitan dengan drama d.
Siswa menjawab pertanyaan dari guru yang berkaitan dengan drama
2. Perilaku siswa yang tidak sesuai dengan KBM
a. Melamun
b. Mengobrol dengan temannya
c. Melakukan pekerjaan lain
100 40
60
2 10
5
7. Refleksi Tindakan Pembelajaran Siklus I
Tahap ini dilakukan oleh peneliti dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia setelah melakukan analisis pada siklus I. Berdasarkan hasil analisis
dari observasi, jurnal dan wawancara ditemukan beberapa kekurangan dan kelebihan yang ada pada siklus I.
1 Kekurangan dan kendala yang ditemukan pada siklus I
a Aktivitas siswa dalam belajar masih kurang, terlihat waktu siswa
membaca cerpen dan menulis naskah drama masih banyak siswa yang hanya diam saja di awal. Penyebab kekurangan ini diperkirakan
karena siswa masih ada yang bingung dan malas dahulu melihat cerpen yang berisi 2 halaman padat dengan tulisan. Untuk mengatasi
permasalahan ini, peneliti akan berusaha menjelaskan dahulu akan cerpen yang disajikan agar siswa lebih merasa tertarik untuk membaca
cerpen tersebut.
b Kurangnya manajeman waktu. Penyebab kekurangan ini adalah
karena waktu hanya berdurasi 2 x 45 menit sehingga sangat kurang sekali untuk guru menjelaskan materi, siswa membaca cerpen dan
terlebih untuk siswa menulis sebuah naskah drama. Untuk mengatasi permasalahan ini, peneliti akan berusaha memaksimalkan waktu,
mengefektifkan waktu dengan mengalokasikan waktu secermat mungkin dan lebih antisipatif akan hal-hal yang tidak perlu. Peneliti
akan lebih memperhatikan susunan rencana pembelajaran yang telah dibuat sebelum pembelajaran dilaksanakan.
c Kurangnya kelengkapan aspek formal hasil naskah drama siswa.
Dilihat dari hasil keseluruhan siswa, kelengkapan aspek formal naskah drama yaitu banyak siswa yang tidak menampilkan babak dalam
naskah mereka. Dan ada juga beberapa siswa yang tidak memberi judul dalam naskah dramanya. Peneliti akan mencoba memberikan
satu contoh naskah drama berjudul Kapai-kapai karya Arifin C.Noer, karena pada pembelajaran siklus I peneliti tidak memberikan contoh
naskah drama. Tujuannya agar siswa dapat melihat contoh naskah drama yang benar, yang didalamnya dilengkapi oleh aspek formal
naskah drama. d
Kurangnya kreativitas dalam menulis naskah drama. Masih banyak siswa yang belum bisa berimprovisasi dan mengembangkan ceritanya.
Sehingga naskah drama terlihat sangat kaku, masih adanya siswa yang hanya memindahkan dialog-dialog cerpen ke dalam naskah drama.
Untuk mengatasi hal tersebut, peneliti akan mencoba memberikan salah contoh bagaimana mengembangkan sebuah dialog, mengubah
suatu judul, dan membuat kramagung yang tidak lagi menggunakan kata-kata yang terdapat dalam cerpen.
e Kurangnya penggunaan ketepatan ejaan. Banyak siswa yang
mengabaikan penggunaan ejaan, hal tersebut terlihat dalam menuliskan prefiks dan imbuhan, penulisan huruf kapital, tanda baca,
dan penyingkatan kata seperti yg yang seharusnya yang, dgn yang seharusnya dengan. Maka pada pembelajaran selanjutnya, sebelum
siswa memulai menulis naskah drama peneliti akan menekankan kembali penggunaan ejaan yang benar, peneliti juga akan memberikan
sedikit tips-tips dalam penggunaan ejaan yang baik dan benar.
2 Kelebihan Pembelajaran pada Siklus I
a Pembelajaran dengan menggunakan media cerpen membuat suasana
baru dan menyenangkan dalam menulis naskah drama. Sebelumnya hanya menggunakan metode ceramah dan penugasan saja, sehingga
membuat siswa bosan. Dengan adanya pemberian media baru yaitu cerpen, siswa merasa lebih antusias untuk menulis naskah drama.
Sehingga tidak adanya pemandegan ide-ide, siswa bisa lebih kreatif dalam mengembangkan cerita.
b Adanya hiburan dan ice breaking pada akhir pembelajaran. Hal itu
menyebabkan siswa merasa terkesan akan proses pembelajaran.
E. Tahap Pelaksanaan Siklus II