sosial dan budaya. Oleh karena itu, membaca tidak cukup memerhatikan kata, kalimat dan paragraf saja, sekalipun tanpa unsur-unsur itu tidak akan terjadi
proses membaca. Membaca adalah sebuah kemampuan yang diperlukan bagi orang yang
mau mencari informasi dari teks tertulis Ahuja, 1999. Membaca juga sebagai salah satu alat untuk belajar study skills berbagai ilmu pengetahuan, teknologi
dan seni. Membaca itu sendiri adalah satu dari empat kemampuan bahasa pokok, dan merupakan satu bagian atau komponen dari komunikasi tulisan Tampubolon,
1987. Dari berbagai definisi di atas penulis menyimpulkan bahwa membaca
adalah mengucapkan bahasa tulisan atau lambang bunyi bahasa serta dapat menanggapi dan memahami isi bahasa tulisan berdasarkan pangalaman dan
pemikiran.
2.1.2. Tahapan dalam membaca
Empat tahap dalam berbahasa yang sampai kini masih dianggap benar adalah tahap mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis listening,
speaking, reading, and writing. Dua tahap pertama berkaitan dengan bahasa lisan dan dua tahap terakhir dengan bahasa tulisan Dardjowidjojo, 2010.
Dardjowidjojo 2010 mengungkapkan dalam membaca ada dua tahap utama yang dinamakan tahap pemula dan tahap lanjut. Kartika 2004
menyebutkan teknik membaca permulaan berlangsung pada kelas 1 dan 2 SD sedangkan teknik membaca lanjutan berlangsung sejak kelas 3 SD.
2.1.2.1. Tahap pemula Tahap pemula adalah tahap yang mengubah manusia dari tidak dapat
membaca menjadi dapat membaca. Pada tahap pemula, anak perlu memerhatikan dua hal yaitu keteraturan bentuk dan pola gabungan huruf. Beberapa prasyarat
harus dipenuhi anak dalam menempuh tahap ini diantaranya prasyarat kognitif yang menyangkut kemampuan memahami keteraturan bentuk, atensi dan
motivasi, kemampuan asosiatif dan kemampuan deteksi. Selain prasyarat kognitif, anak juga harsyarat kognitif, anak juga harus memiliki prasyarat-prasyarat tertentu
untuk dapat berbicara yang meliputi penguasaan sistem fonologi, penguasaan sintaksis bahasa dan kemampuan semantik.
2.1.2.2. Tahap lanjut Tahap lanjut adalah tahap dimana prosesnya bukan terkonsentrasi pada
kaitan antara huruf dengan bunyi tetapi pada makna yang terkandung dalam bacaan. Perbedaan yang mencolok antara tahap pemula dan tahap lanjut adalah
bahwa pembaca pada tahap lanjut tidak lagi harus memerhatikan keteraturan bentuk huruf lagi. Kemampuan untuk ini telah dilaluinya dan kini dia masuk pada
pemahaman makna.
Pada tahap ini membaca dapat didefinisikan sebagai suatu proses untuk menganalisis input yang berupa bahan tertulis dan menghasilkan output yang
berupa pemahaman atas bahan tersebut. Beberapa prasyarat yang harus dipenuhi pembaca dalam tahap ini adalah
kemampuan pemrosesan kata dan kalimat, kemampuan untuk memahami apa yang tersirat dalam bacaan, kemampuan untuk menangani ihwal yang baru dan
kemampuan untuk memilih.
2.1.3. Aspek kemampuan membaca