Definisi konseptual variabel Definisi operasional variabel

 Variabel bebas Independent Variabel: Kemampuan membaca  Variabel terikat Dependent Variabel: Dukungan orangtua dalam belajar membaca

3.2.2. Definisi konseptual variabel

1. Dukungan orangtua dalam belajar membaca adalah segala bentuk bantuan atau sokongan dari orangtua berupa dukungan emosional, penghargaan, instrumental, informatif dan jaringan dalam proses belajar membaca guna meningkatkan kemampuan membaca. 2. Kemampuan membaca adalah kemampuan untuk mengucapkan bahasa tulisan atau lambang bunyi bahasa serta dapat menanggapi dan memahami isi bahasa tulisan berdasarkan pangalaman dan pemikiran.

3.2.3. Definisi operasional variabel

1. Dukungan orangtua dalam belajar membaca merupakan skor akhir yang didapatkan dari pengisian skala dukungan orangtua dalam belajar membaca dengan aspek yang diadaptasi dari bentuk-bentuk dukungan Sarafino, 2002 meliputi dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental, dukungan informatif, dan dukungan jaringan. Indikator dari skala ini juga dikombinasikan dengan dukungan orangtua dalam belajar membaca yang disampaikan Burns 1984. Skala disusun berdasarkan model skala Likert. Semakin tinggi skor yang didapat, maka semakin besar dukungan yang diberikan oleh orangtua. 2. Kemampuan membaca adalah nilai akhir yang didapatkan dari tes kemampuan membaca yang penulis susun berdasarkan adapatasi tes Informal Reading Inventory IRI yang terdiri dari tes kemampuan mekanis membaca bersuara dan tes kemampuan pemahaman membaca dalam hati. 3. 3. Populasi dan Sampel Populasi adalah suatu kumpulan menyeluruh dari suatu obyek yang merupakan perhatian peneliti Kountur, 2004. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas rendah SDN Bakti Jaya 3 Depok yang terdiri dari kelas 1 dan 2 dengan jumlah siswa 145 orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah cluster random sampling. Cluster random sampling adalah memilih salah satu atau beberapa kelompok secara simple random sampling sebagai sampel. Populasi dikelompokkan atau memang sudah terkelompok, dimana kelompok-kelompok tersebut dapat merepresentasikan populasi. Jadi yang dipilih di sini bukan individunya tetapi kelompoknya sehingga semua individu dalam kelompok yang terpilih tersebut otomatis terpilih Kountur, 2004. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 2 SDN Bakti Jaya 3 Depok yang seluruhnya berjumlah 70 orang., yang terdiri dari kelas 2 A sebanyak 35 orang dan 2 B sebanyak 35 orang. Penulis menggunakan sampel kelas 2 A untuk mengambil data try out dan kelas 2 B sebagai sampel penelitian. 3. 4. Pengumpulan Data 3. 4. 1. Metode dan Instrumen Dalam proses pengumpulan data kemampuan membaca penulis melakukan tes wacana yang diadaptasi dari Informal Reading Inventory IRI. Tes dilaksanakan secara individual dengan dua tahapan. Yang pertama adalah tahap kemampuan mekanis membaca bersuara dan tahap kemampuan pemahaman membaca dalam hati. Penulis memanggil nama siswa sesuai dengan urutan absensi. Pada tahap kemampuan mekanis, siswa diberikan sebuah wacana dan diinstruksikan untuk membacanya dengan bersuara. Penulis mencatat kesalahan membaca yang dilakukan oleh siswa dengan menggaris bawahi kata yang salah dan memberi kode nomor sesuai dengan jenis kesalahannya. Adapun kode nomor kesalahannya adalah 1 salah pengucapan, 2 ditolak untuk dibaca, 3 selipanterselip, 4 penghilanganhilang, 5 pengulangan, dan 6 pembalikanterbalik. Sedangkan, pada tahap kemampuan pemahaman, siswa diberikan 10 pertanyaan lisan yang berhubungan dengan wacana yang telah dibaca dengan tetap memegang wacana tersebut. Pada tahap ini siswa melakukan teknik membaca dalam hati. Penulis memberikan tanda check list √ pada soal yang dijawab benar dan menulis setiap jawaban yang salah. Tabel 3.1. Blue print Kemampuan membaca No Aspek Indikator Nomor Item 1. Kemampuan Mekanis Terampil menyuarakan pola gabungan huruf tanpa kesalahan-kesalahan seperti:  salah pengucapan  ditolak untuk dibaca  selipanterselip  penghilangan  pengulangan  pembalikan terbalik - 2. Kemampuan Pemahaman Mampu mengungkap: Ide utama 1 Detail 2,6 Makna kata 4, 8 Rangkaian 3, 7 Sebab akibat 5,9 Kesimpulan 10 TOTAL 10 Untuk kemampuan mekanis siswa dinilai total kesalahan dalam membaca dan dinilai akurasiketepatan bacaan keseluruhan. Rumus untuk skor kemampuan mekanis adalah: Jumlah Kata yang Tepat X 100 Jumlah Kata dalam Wacana Contoh jika dari total 104 kata dalam wacana siswa memiliki 2 kesalahan berarti siswa memiliki akurasi 102 kata 98. Untuk kemampuan pemahaman siswa dinilai jumlah jawaban yang tepat dan kemudian dinilai akurasinya. Rumus untuk skor kemampuan pemahaman adalah: Jumlah Jawaban Tepat X 100 Jumlah Pertanyaan Untuk menunjukan skor keseluruhan dari tes kemampuan membaca ini maka ditetapkan norma berikut: Tabel 3.2. Norma tes kemampuan membaca Tingkatan Kemampuan Mekanis Kemampuan Pemahaman Independen 99 Dan 90 Instruksional 85 kelas 1 2 95 kelas 3 Dan 75 Frustrasi 90 Atau 50 Kapasitas --------------------------- 75 Johnson dan Kress dalam Burns, 1984 Norma tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Jika anak dapat membaca dengan gayanya sendiri tanpa bimbingan guru. Anak mampu melafalkan sedikitnya 99 bahan teks tertulis dengan tingkat pemahaman 90 atau lebih, maka ia termasuk kedalam tingkatan independen 2. Jika anak dapat membaca dengan masih menggunakan bimbingan guru serta mampu melafalkan sedikitnya 85 bahan teks tertulis untuk kelas 1 dan 2 atau 95 bahan teks tertulis untuk kelas 3 ke atas dengan tingkat pemahaman mencapai 75 atau lebih, maka ia termasuk ke dalam tingkatan instruksional 3. Jika anak mengalami hambatan dan hanya dapat melafalkan 90 bahan teks tertulis atau kurang, atau anak hanya memahami 50 bahan bacaan, maka ia termasuk ke dalam tingkatan frustrasi 4. Sedangkan yang termasuk ke dalam tingkatan kapasitaspotensial. adalah anak yang memiliki tingkat pemahaman 75 atau lebih dengan kemampuan melafalkan bacaan yang tak terbatas. Sebagai contoh, jika seorang anak hanya mampu melafalkan 80 bahan bacaan tetapi ia mempunyai pemahaman dengan tingkat 80 maka ia termasuk dalam kategori ini. Untuk memperoleh data dukungan orangtua dalam belajar membaca penulis menggunakan metode kuesioner questionnaires yang berbentuk skala untuk diajukan kepada orangtua siswa. Menurut Kerlinger 2000, skala adalah sehimpunan lambangsimbol atau angka yang disusun dengan cara tertentu sehingga simbol atau angka itu dengan aturan tertentu dapat diberikan kepada individu atau perilaku individu yang terhadapnya skala itu dikenakan, sedangkan pemberian simbol atau angka itu mengikuti petunjuk tentang pemilikan individu terhadap apapun yang hendak diukur oleh skala tertentu. Alat pengumpul data adalah suatu alat yang dipakai dalam sebuah penelitian yang berguna untuk memperoleh data yang nantinya akan dianalisis. Data yang diperoleh akan dikumpulkan menggunakan skala dukungan orangtua dalam kegiatan belajar membaca dengan menggunakan skala model Likert. Skala ini disusun berdasarkan pada definisi operasional yang mengacu pada definisi konseptual yang sebelumnya telah dipaparkan penulis secara lengkap pada bab II. Dalam menyusun skala penulis menggunakan 4 alternatif jawaban, subyek memilih salah satunya dengan cara memberi tanda check list √ pada kotak yang telah disediakan. Alternatif jawaban adalah sebagai berikut: Sangat Sesuai SS, Sesuai S, Tidak Sesuai TS, Sangat Tidak Sesuai STS. Pernyataan-pernyataan tersebut ada yang bersifat favourable ada yang bersifat unfavourable. Untuk menunjukkan skor terhadap skala, maka ditetapkan norma penilaian terhadap jawaban sebagai berikut: Tabel 3.3. Skor pada butir favourable BUTIR FAVOURABLE SKALA SKOR Sangat Sesuai SS 4 Sesuai S 3 Tidak Sesuai TS 2 Sangat Tidak Sesuai STS 1 Tabel 3.4. Skor pada butir unfavourable BUTIR UNFAVOURABLE SKALA SKOR Sangat Sesuai SS 1 Sesuai S 2 Tidak Sesuai TS 3 Sangat Tidak Sesuai STS 4 Sebelum proses pengambilan data dilakukan penulis melakukan uji validitas dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment dari Pearson dan menggunakan rumus Alpha Cronbach.

3.4.2. Teknik Uji Instrumen