Prosedur Penelitian Presentasi Data Penelitian Uji Hipotesis

untuk menguji hipotesis penelitian tersebut digunakan korelasi Product Moment dari Pearson dengan menggunakan program SPSS versi 17.0. Hasil penghitungan kemudian diinterpretasikan dengan merujuk pada tabel nilai r product moment pada level 5. Jika hasil penghitungannya lebih besar dari r tabel maka korelasi dianggap signifikan atau Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian berarti ada hubungan yang signifikan antara dukungan orangtua dalam belajar membaca dengan kemampuan membaca siswa kelas 2 SDN Bakti Jaya 3 Depok. Akan tetapi jika hasil penghitungannya lebih kecil dari r tabel maka korelasi dianggap tidak signifikan atau Ho diterima dan Ha ditolak. Hal ini berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara dukungan orangtua dalam belajar membaca dengan kemampuan membaca siswa kelas 2 SDN Bakti Jaya 3 Depok.

3.6. Prosedur Penelitian

Setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas pada instrumen skala maka penelitian pun dapat dilaksanakan. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 25 Agustus 2010 bertempat di gedung SDN Bakti Jaya 3 Depok. Tes kemampuan membaca dilakukan terhadap 35 siswa kelas 2B dengan cara memanggil mereka satu persatu sesuai urutan absen. Setelah mereka selesai menjalankan tes kemampuan membaca, penulis menitipkan kuisioner berupa skala dukungan orangtua yang telah dimasukkan ke dalam amplop tertutup untuk diberikan dan diisi oleh orangtua mereka. Penulis juga berpesan untuk mengembalikan kuisioner yang telah diisi pada keesokan harinya yaitu tanggal 26 Agustus 2010. BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian

4.1.1. Gambaran siswa berdasarkan jenis kelamin

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa dan siswi kelas 2B sebanyak 35 orang yang terdiri dari 21 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Tabel 4.1. Gambaran siswa berdasarkan jenis kelamin Jenis Kelamin Siswa Jumlah Persentase Laki 21 60 Perempuan 14 40 Total 35 100

4.1.2. Gambaran orangtua siswa berdasarkan tingkat pendidikan

Tabel 4.2. Gambaran orangtua siswa berdasarkan tingkat pendidikan Tingkat Pendidikan Orangtua Jumlah Persentase SD 2 5.7 SMP 5 14.3 SMA 24 68.6 D3 2 5.7 S1 2 5.7 Total 35 100 Subyek dalam penelitian ini sebagian besar memiliki orangtua dengan tingkat pendidikan SMA yaitu sebanyak 24 siswa atau 68,6 dari total subyek. Siswa yang memiliki orangtua dengan tingkat pendidikan SMP adalah sebanyak 5 orang atau 14,3 dari total subyek. Sedangkan siswa yang memiliki orangtua dengan tingkat pendidikan SD, D3, dan S1 masing-masing berjumlah 2 orang atau 5,7 dari total subyek.

4.1.3. Gambaran orangtua siswa berdasarkan tingkat pendapatan

Tabel 4.3. Gambaran orangtua berdasarkan tingkat pendapatan Tingkat Pendapatan Jumlah Persentase 1 juta 17 48.6 1 - 2 juta 14 40 2 - 3 juta 2 5.7 3 juta 2 5.7 Total 35 100 Dalam penelitian ini mayoritas siswa memiliki orangtua dengan tingkat pendapatan yang rendah atau kurang dari 1 juta yaitu sebanyak 17 siswa atau 48,6 dari total subyek. Siswa yang memiliki orangtua dengan pendapatan antara 1-2 juta adalah sebanyak 14 orang atau 40 dai total subyek. Sedangkan siswa yang memiliki orangtua dengan penghasilan 2-3 juta dan di atas 3 juta masing- masing sebanyak 2 orang atau 5,7 dari total subyek.

4.1.4. Gambaran orangtua siswa berdasarkan status pekerjaan ibu

Tabel 4.4. Status pekerjaan ibu Status Pekerjaan Ibu Jumlah Persentase Ibu Bekerja 6 17.1 Ibu Tidak Bekerja 29 82.9 Total 35 100 Dari data di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa memiliki ibu yang tidak bekerja yaitu sebanyak 29 siswa atau 82,9 dari total subyek. Sedangkan siswa yang ibunya bekerja terdapat sebanyak 6 orang atau 17,1 dari total subyek.

4.2. Deskripsi Data Penelitian

4.2.1. Skor dukungan orangtua dalam belajar membaca

Dari hasil penelitian skala dukungan orangtua penulis mengklasifikasikan tingkat dukungan orangtua dengan klsaifikasi tinggi, sedang dan rendah. Dari hal tersebut penulis mendapatkan data sebagai berikut: Tabel 4. 5. Klasifikasi skor dukungan orangtua dalam belajar membaca Klasifikasi Interval Responden Persentase Tinggi 146 – 172 6 17 Sedang 119 – 145 21 60 Rendah 43 – 118 8 23 Jumlah - 35 100 Dari tabel 4.4. diketahui mayoritas responden memiliki tingkat dukungan dalam belajar membaca yang sedang dengan persentase sebesar 60 yang berjumlah 21 orang, sedangkan orangtua yang memiliki dukungan dalam belajar membaca yang tinggi hanya sebanyak 6 orang dengan persentase sebesar 17 dan yang memiliki tingkat dukungan dalam belajar membaca yang rendah sebanyak 8 orang dengan persentase 23.

4.2.2. Skor kemampuan membaca

Skor kemampuan membaca terdiri dari dua aspek yaitu skor kemampuan mekanis dan skor kemampuan pemahaman. Untuk skor kemampuan mekanis didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 4. 6. Skor kemampuan mekanis Skor ketepatan Jumlah siswa Persentase 99-100 6 17 85-98 25 72 Di bawah 85 4 11 Jumlah 35 100 Dari data tersebut diketahui bahwa siswa yang memiliki skor kemampuan mekanis 99-100 adalah sebanyak 6 orang. Sebanyak 25 orang memiliki skor kemampuan mekanis 85-98 dan siswa yang memiliki skor kemampuan mekanis di bawah 85 sebanyak 4 orang. Dari tes kemampuan pemahaman didapatkan data berikut: Tabel 4. 7. Skor kemampuan pemahaman Skor ketepatan Jumlah siswa Persentase 100 6 17 90 5 14 80 11 32 70 5 14 60 4 11 50 2 6 40 2 6 Jumlah 35 100 Setelah data penelitian mengenai kedua aspek kemampuan membaca tersebut terkumpul, penulis kemudian mengklasifikasikan nilai kemampuan membaca responden ke dalam norma yang telah penulis paparkan pada bab sebelumnya. Pengklasifikasian tersebut terdiri dari kategori independen, instruksional, frustrasi dan potensial. Berdasarkan hal tersebut dari hasil penelitian maka didapatkan data sebagai berikut: Tabel 4. 8. Klasifikasi skor kemampuan membaca Klasifikasi Responden Persentase Independen 3 9 Instruksional 19 51 Frustrasi 13 40 Jumlah 35 100 Dari tabel 4.5. dapat diketahui bahwa mayoritas siswa memiliki kemampuan membaca dengan kategori instruksional yaitu sebanyak 19 orang dengan persentase sebesar 51. Sedangkan siswa yang memiliki kemampuan membaca dengan kategori independen sebanyak 3 orang dengan persentase sebesar 9 dan yang memiliki kemampuan membaca dengan kategori frustrasi adalah sebanyak 13 orang dengan persentase sebesar 40.

4.3. Presentasi Data Penelitian

Dari pengolahan data menggunakan SPSS versi 17.0 dengan menggunakan teknik Pearson’s product moment maka didapatkan data sebagai berikut: Tabel 4. 9. Deskripsi data Mean Std. Deviation N Dukungan Orang Tua 131.8286 13.79788 35 Kemampuan Membaca 104.8286 9.21152 35 Tabel 4. 10. Korelasi Dukungan Orang Tua Kemampuan Membaca Dukungan Orang Tua Pearson Correlation 1 .412 Sig. 2-tailed . .014 N 35 35 Kemampuan Membaca Pearson Correlation .412 1 Sig. 2-tailed .014 . N 35 35 Correlation is significant at the 0.05 level 2-tailed. Dari tabel 4.6. dapat diketahui bahwa mean dari data dukungan orangtua dalam belajar membaca adalah sebesar 131.8286 dan standar deviasi 13.79788. Sedangkan untuk kemampuan membaca didapatkan mean sebesar 104.8286 dan standar deviasi 9.21152. Berdasarkan hasil akhir penghitungan uji korelasi dengan menggunakan teknik Pearson’s product moment didapat nilai r hitung sebesar 0.412 dengan p value sebesar 0.014. Sementara nilai r tabel pada taraf signifikansi 5 dengan N 35 adalah 0.334.

4.4. Uji Hipotesis

Penulis menggunakan Korelasi Product Moment dari Pearson dengan bantuan program SPSS versi 17.0. Hasil penghitungan dapat dilihat di tabel 4.7. Berdasarkan hasil akhir penghitungan uji korelasi dengan menggunakan teknik Pearson’s product moment didapat nilai r hitung sebesar 0.412 dengan p value sebesar 0.014. Sementara nilai r tabel pada taraf signifikansi 5 dengan N 35 adalah 0.334. Karena nilai r hitung yang didapat r tabel p value 0.05, maka hipotesis nihil Ho yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan orang tua dan kemampuan membaca ditolak. Dengan demikian, hipotesis alternatif Ha yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan orang tua dan kemampuan membaca diterima. Untuk mengetahui secara detail korelasi dari setiap aspek dukungan orangtua dalam belajar membaca dengan kemampuan membaca, penulis melakukan analisis regresi antara kemampuan membaca dengan setiap aspek dukungan orangtua. Hasilnya dapat dilihat dalam tabel yang ada di lampiran 10. Hasil uji korelasi antara lima aspek dukungan orang tua dan kemampuan membaca dengan menggunakan teknik Pearson’s product moment dihasilkan nilai korelasi r hitung dari setiap aspek sebesar: a. 0.312 pada Dukungan Emosional b. 0.458 pada Dukungan Penghargaan c. 0.356 pada Dukungan Instrumental d. 0.367 pada Dukungan Informatif e. 0.396 pada Dukungan Jaringan Nilai r tabel pada taraf signifikansi 5 dengan N 35 adalah sebesar 0.334. Semua aspek tersebut memiliki r hitung r tabel kecuali aspek dukungan emosional. Maka dapat dikatakan aspek dukungan penghargaan, instrumental, informatif dan jaringan memiliki hubungan yang signifikan dengan kemampuan membaca.Sedangkan aspek dukungan emosional tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kemampuan membaca. Untuk lebih memperkuat hasil penelitian, penulis melakukan uji regresi untuk mengetahui sejauh mana kelima bentuk dukungan orangtua dalam belajar membaca memberikan kontribusi terhadap kemampuan membaca. Hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.11. Kesimpulan uji regresi Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .483a .234 .102 8.73139 a Predictors: Constant, Dukungan Jaringan, Dukungan Penghargaan, Dukungan Emosional, Dukungan Instrumental, Dukungan Informatif Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa nilai R Square yang didapat adalah sebesar 0.234. Hal ini berarti bahwa kelima tipe kepribadian lima aspek dukungan orang tua memberikan sumbangsih sebesar 23.4 bagi perubahan variabel kemampuan membaca. Dengan demikian terdapat 76.6 aspek lain selain kelima aspek di atas yang tidak terukur dalam penelitian ini, yang dapat memberikan sumbangsih untuk perubahan variabel kemampuan membaca. Setelah diketahui nilai R square signifikansi sumbangsih kelima aspek dukungan orang tua terhadap kemampuan baca, kemudian dilakukan penghitungan Anova uji linearitas untuk mengetahui apakah model persamaan garis regresi yang dipergunakan tepat diterapkan dalam perhitungan regresi ini. Hasilnya disajikan pada tabel Anova b berikut; Tabel 4.12. Anova uji regresi Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regressio n 674.095 5 134.819 1.768 .151a Residual 2210.876 29 76.237 Total 2884.971 34 a Predictors: Constant, Dukungan Jaringan, Dukungan Penghargaan, Dukungan Emosional, Dukungan Instrumental, Dukungan Informatif b Dependent Variable: Kemampuan Membaca Hasil penghitungan menunjukkan bahwa nilai F hitung yang didapat adalah sebesar 1.768 dengan p value sebesar 0.151. Karena p value yang didapat 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa model persamaan garis regresi yang dipergunakan dalam penelitian ini tidak dapat diterapkan. Setelah diketahui nilai f hitung untuk menguji persamaan regresi, kemudian dilakukan penghitungan uji signifikansi konstanta dari kelima aspek dukungan orang tua yang diukur. Hasilnya disajikan pada tabel berikut: Tabel 4.13. Koefisien regresi Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 65.611 16.158 4.061 .000 Dukungan Emosional .047 .905 .014 .051 .959 Dukungan Penghargaan 1.166 .755 .401 1.545 .133 Dukungan Instrumental -.883 1.900 -.313 -.464 .646 Dukungan Informatif -.059 1.946 -.035 -.030 .976 Dukungan Jaringan .492 .923 .429 .533 .598 a Dependent Variable: Kemampuan Membaca Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa nilai t hitung yang didapat pada kelima aspek dukungan orang tua di atas adalah sebesar: a. 0.051 pada Dukungan Emosional p value 0.959 b. 1.545 pada Dukungan Penghargaan p value 0.133 c. -0.464 pada Dukungan Instrumental p value 0.646 d. -0.030 pada Dukungan Informatif p value 0.976 e. -0.533 pada Dukungan Jaringan p value 0.598 Karena nilai p value yang didapat pada kelima aspek 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa kelima aspek dukungan orang tua di atas tidak memberikan dampak perubahan yang signifikan terhadap kemampuan membaca. Penulis juga melakukan uji anova antara variabel dukungan orangtua dalam belajar membaca dan variabel kemampuan membaca dengan gambaran umum orangtua siswa. Dalam hal ini didapatkan data seperti pada lampiran 9. Hasil penghitungan skor rerata kemampuan membaca di antara responden yang ibunya bekerja dan yang tidak bekerja didapat skor kemampuan membaca tertinggi pada responden yang ibunya bekerja 106.33 sementara pada responden yang ibunya tidak bekerja memiliki skor kemampuan membaca terendah 104.52. Berdasarkan perbedaan skor rerata tersebut, kemudian hendak diketahui apakah terdapat perbedaan kemampuan membaca yang sesungguhnya di antara para responden. Hasil penghitungan uji beda dengan menggunakan teknik oneway anova, didapat nilai f hitung sebesar 0.189 dengan p value sebesar 0.667. Karena p value yang didapat 0.05, maka disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan membaca di antara responden berdasarkan pekerjaan orang tua mereka. Hasil penghitungan skor rerata dukungan orang tua di antara responden yang ibunya bekerja dan yang tidak bekerja didapat skor dukungan orang tua tertinggi pada responden yang ibunya bekerja 139.67 sementara pada responden yang ibunya tidak bekerja memiliki skor dukungan orang tua terendah 130.21. Berdasarkan perbedaan skor rerata tersebut, kemudian hendak diketahui apakah terdapat perbedaan dukungan orang tua yang sesungguhnya di antara para responden. Hasil penghitungan uji beda dengan menggunakan teknik oneway anova, didapat nilai f hitung sebesar 2.435 dengan p value sebesar 0.128. Karena p value yang didapat 0.05, maka disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan dukungan orang tua di antara responden berdasarkan pekerjaan orang tua mereka. Hasil penghitungan skor rerata dukungan orang tua di antara responden berdasarkan tingkat pendidikan orang tua responden didapat skor dukungan orang tua tertinggi pada responden dengan tingkat pendidikan S1 150.5 sementara skor dukungan orang tua terendah terdapat pada responden dengan tingkat pendidikan orang tua D3 129.5. Berdasarkan perbedaan skor rerata tersebut, kemudian hendak diketahui apakah terdapat perbedaan dukungan orang tua yang sesungguhnya di antara para responden. Hasil penghitungan uji beda dengan menggunakan teknik oneway anova, didapat nilai f hitung sebesar 1.152 dengan p value sebesar 0.351. Karena p value yang didapat 0.05, maka disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan dukungan orang tua di antara responden berdasarkan tingkat pendidikan orang tua mereka. Hasil penghitungan skor rerata kemampuan membaca di antara responden berdasarkan tingkat pendidikan orang tua responden didapat skor kemampuan membaca tertinggi pada responden dengan tingkat pendidikan S1 112 sementara skor kemampuan membaca terendah terdapat pada responden dengan tingkat pendidikan orang tua SD 97. Berdasarkan perbedaan skor rerata tersebut, kemudian hendak diketahui apakah terdapat perbedaan kemampuan membaca yang sesungguhnya di antara para responden. Hasil penghitungan uji beda dengan menggunakan teknik oneway anova, didapat nilai f hitung sebesar 0.962 dengan p value sebesar 0.443. Karena p value yang didapat 0.05, maka disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan membaca di antara responden berdasarkan tingkat pendidikan orang tua mereka. Hasil penghitungan skor rerata dukungan orang tua di antara responden berdasarkan tingkat pendapatan orang tua responden didapat skor dukungan orang tua tertinggi pada responden dengan tingkat pendapat orang tua sebesar 3 juta 147.5 sementara skor dukungan orang tua terrendah terdapat pada responden dengan tingkat pendapatan orang tua 1 – 2 juta 130.82. Berdasarkan perbedaan skor rerata tersebut, kemudian hendak diketahui apakah terdapat perbedaan dukungan orang tua yang sesungguhnya di antara para responden. Hasil penghitungan uji beda dengan menggunakan teknik oneway anova, didapat nilai f hitung sebesar 0.933dengan p value sebesar 0.436. Karena p value yang didapat 0.05, maka disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan dukungan orang tua di antara responden berdasarkan tingkat pendapatan orang tua mereka. Hasil penghitungan skor rerata kemampuan membaca di antara responden berdasarkan tingkat pendapatan orang tua responden didapat skor kemampuan membaca tertinggi pada responden dengan tingkat pendapatan orang tua sebesar 3 juta 110 sementara skor kemampuan membaca terendah terdapat pada responden dengan tingkat pendapatan orang tua sebesar 1 juta 101.12. Berdasarkan perbedaan skor rerata tersebut, kemudian hendak diketahui apakah terdapat perbedaan kemampuan membaca yang sesungguhnya di antara para responden. Hasil penghitungan uji beda dengan menggunakan teknik oneway anova, didapat nilai f hitung sebesar 2.101 dengan p value sebesar 0.120. Karena p value yang didapat 0.05, maka disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan membaca di antara responden berdasarkan tingkat pendapatan orang tua mereka.

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

5.1. Kesimpulan