53
pembiayaan. Ulama Hanabilah berpendapat bahwa al-murtahin boleh mengambil manfaat barang gadai berupa kendaraan atau hewan seperti
diperbolehkan untuk mengendarai atau mengambil susunya, sekedar pengganti biaya.
34
Ulama Malikiyah membolehkan al-murtahin memanfaatkan barang gadai jika seizing ar-rahin atau disyaratkan ketika akad, dan barang gadai
tersebut merupakan barang yang dapat diperjualbelikan serta ditentukan waktunya jelas. Demikian pula pendapat Syafi’iyah.
Pendapat ulama Hanabilah berbeda dengan jumhur ulama. Mereka berpendapat bahwa al-murtahin boleh mengambil manfaat barang gadai
berupa kendaraan atau hewan untuk sekedar pengganti biaya walaupun tanpa seizin al-rahin. Adapun barang gadai selain kendaraan atau hewan
tidak boleh memanfaatkannya kecuali seizin ar-rahin.
35
7. Gadai Di Lembaga Keuangan Syariah
Dalam lembaga keuangan syariah akad rahn menggunakan metode fee based income atau mudharabah karena nasabah dalam menggunakan
marhun bih uang pinjaman mempunyai tujuan yang berbeda – beda.
Misalnya untuk konsumsi, membayar uang sekolah atau tambahan modal kerja, penggunaan metode mudharabah belum tepat penggunaanya. Oleh
karena itu, lembaga keuangan syariah menggunakan metode fee based
34
Ibid,.
35
Abdul Rahman Ghazaly dkk, Fiqh Muamalah, Kencana Prenada Media Group, 2010, h. 269 - 270
54
income. Sebagai penerima gadai atau murtahin kan mendapat surat bukti rahn gadai berikut akad pinjam meminjam yang disebut akad gadai
syariah dan akad sewa tempat ijarah.
36
Dalam akad gadai syariah disebutkan bila jangka waktu akad tidak diperpanjang maka pegadai menyetujui agunan marhun milikinya dijual
oleh murtahin guna melunasi pinjaman. Sedangkan akad sewa tempat merupakan kesepakatan antara pegadai rahin dengan penerima gadai
murtahin untuk penyimpanan barang gadai marhun. Pada dasarnya pegadaian syariah berjalan atas tiga akad transaksi syariah yaitu:
37
a. Akad Qardh Pada akad ini di gunakan sebagai akad utang piutang antara
pegadai rahin dan penerima gadai murtahin tanpa ada tambahan pengembalian dari utang tersebut.
38
b. Akad Rahn Pada akad ini dimaksudkan untuk menahan harta dari pegadai
sebagai jaminan atas utang, pihak penerima gadai memperoleh jaminan untuk mengambil kembali seluruh atau sebagian atas
piutangnya.
39
36
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011, H. 108 - 109
37
Ibid,.
38
Ibid,.
39
Abdul Rahman Ghazaly dkk, Fiqh Muamalah, Kencana Prenada Media Group, 2010, h.265
55
c. Akad Ijarah Pada akad ini digunakan sebagai pemindahan hak guna atas
barang atau jasa melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan jaminan marhun. Melalui akad ini lembaga
keuangan syariah dimungkinkan untuk menarik sewa atas penyimpanan barang jaminan milik nasabah yang telah melakukan
akad gadai syariah.
40
D. Biaya
Biaya dalam suatu perusahaan merupakan suatu komponen yang sangat penting dalam menunjang pelaksanaan kegiatan dalam usaha mencapai
tujuan. Dimana tujuan dapat tercapai bila biaya yang keluarkan sebagai bentuk
pengorbanan oleh
perusahaan yang
bersangkutan telah
diperhitungkan secara tepat. Dalam menentukan apakah suatu pengorbanan merupakan biaya atau tidak, maka harus dipahami terlebih dahulu pengertian
mengenai biaya. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, biaya adalah suatu yang harus
dikeluarkan untuk mengadakan mendirikan, melakukan, dan sebagainya suatu; ongkos; belanja; pengeluaran.
41
Menurut Supriyono, biaya adalah harapan perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka
40
Abdul Rahman Ghazaly dkk, Fiqh Muamalah, Kencana Prenada Media Group, 2010, h.277
41
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h.146