40
5. Evaluasi pasca pembelian post-purchace evaluation merupakan proses evaluasi yang dilakukaan konsumen tidak hanya berkahir pada tahap
pembuatan keputusan pembelian. Setelah membeli produk tersebut, konsumen akan melakukan evaluasi apakah produk tersebut sesuai dengan
harapannya. Dalam hal ini terjadi kepuasan dan ketidakpuasan konsumen. Konsumen akan merasa puas jika produk yang dibeli sesuai dengan
harapan dan selanjutnya akan meningkatkan permintaan di masa mendatang. Sebaliknya jika konsumen tidak merasa puas karena produk
yang dibelinya tidak sesuai harapan dan hal ini akan menurunkan permintaan di masa mendatang.
Dari enam foktor perilaku konsumen yang dibahas dalam bab ini penulis menspesifikasikan kedalam 3 faktor yang akan menjadi fokus dalam penelitian ini
yaitu aspek lokasi yang dispesifikasikan dari faktor demografi yang merupakan sub faktor budaya. Tarif ujroh yang merupakan spesifikasi dari faktor ekonomi dan aspek
syariah merupakan spesifikasi dari faktor sosial yang dilihat dari tingkat penguasaan ilmu pengetahuan. Tingkat penguasaan ilmu pengetahuan ini dibahas dalam faktor
sosial karena merupakan bagian dari strata dalam kehidupan sosial.
23
23
Kesimpulan teori Philip Kotler, Nugroho J Setiadi dan leon G Schiffman
41
Bagan 1 Kesimpulan Teori Perilaku Konsumen
Sumber: Philip Kotler, Nugroho J Setiadi dan Leon G Schiffman
Faktor Budaya
Faktor
Sosial
Faktor
Pribadi
Faktor
Psikologi
Faktor
Refrensi
Faktor
Ekonomi Demografi sub dari
budaya
Tingkat ilmu pengetahuan
merupakan strata dalam kehidupan
sosial Biaya merupakan
bagian dari ekonomi Aspek Lokasi
Tarif Ujroh
Aspek Syariah
42
C. Rahn Gadai
1. Pengertian Rahn Gadai
Gadai rahn menurut fiqh adalah akad penyerahan barang atau harta dari nasabah kepada bank sebagai jaminan sebagian atau seluruh hutang. Atau
rahn adalah menahan salah satu harta milik seseorang peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Barang yang ditahan tersebut
memiliki nilai ekonomis, dengan demikian pihak yang menahan memperoleh memperoleh jaminan untuk dapat mengambil kembali seluruh atau sebagian
piutangnya.
24
Sedangkan gadai emas syariah adalah pegadaian atau penyerahan hak penguasaan secara fisik atas hartabarang berharga berupa emas dari nasabah
arrahin kepada bank murtahin untuk dikelola dengan prinsip ar-Rahnu yaitu sebagai jaminan al marhun atas pinjaman al-murhinbih yang
diberikan kepada nasabahpeminjam tersebut. Gadai emas menurut UU Perdata pasal 1150 adalah suatu hak yang
diperoleh seseorang yang mempunyai piutang atas suatu barang bergerak, yang diserahkan kepadanya oleh seseorang yang berhutang atau oleh seorang
lain atasnya, dan yang memberikan kekuasaan kepada orang yang berpiutang itu untuk mengambil pelunasan dari barang tersebut secara didahulukan
daripada orang yang berpiutang lainnya, dengan pengecualian biaya yang
24
Muhammad, Lembaga Ekonomi Syariah, yogyakarta : Graha Ilmu, 2007, h. 64
43
telah dikeluarkan untuk menyelamatkannya setelah barang itu digadaikan, biaya
– biaya mana harus didahulukan. Menurut Surat Edaran Bank Indonesia NO. 147DPbS 2002, qardh
beragunan emas adalah salah satu produk yang menggunakan salah satu produk yang menggunakan akad qardh dengan agunan berupa emas yang
yang diikat dengan akad rahn, dimana emas yang diagunkan disimpan dan oleh Bank Syariah atau UUS selama jangka waktu tertentu dengan membayar
biaya pinjaman dan pemeliharaan atas emas sebagai objek rahn yang diikat dengan akad ijarah.
Menurut Fatwa DSN Nomor: 25DSN-MUIIII2002 bahwa rahn emas hukumnya adalah boleh dan fatwa DSN Nomor: 26DSN-MUIIII2002
membolehkan adanya ongkos dan biaya penyimpanan barang marhun yang ditanggung oleh pegadai rahin. Besarnya ongkos didasarkan pada
pengeluaran yang nyata – nyata diperlukan dan biaya penyimpanan barang
dilakukan dengan akad ijarah.
2. Dasar Hukum Rahn Gadai
Dasar hukum rahn ini didasarkan pada surat Al – Baqarah ayat 283
اف ض قم ه ف ا ت اك ا دجت مل فس لع مت ك ا ا عب مك عب ما
ه لق مثاء ه اف ا تك م د شلا ا تكت ا هب ه قت ل هت ما تؤا لا دؤ لف م لع ل عت ا ب ه
44
Artinya: jika kamu dalam perjalanan dan bermuamalah tidak secara tunai sedangkan kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah
ada barang tanggungan yang dipegang oleh yang berpiutang. Akan tetapi, jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang
dipercayai itu menunaikan amanatnya utangnya dan hendaklah ia bertakwa kepada kepada Allah tuhannya; dan janganlah kamu para saksi
menyembunyikan persaksian. Dan barang siapa yang menyembunyikan persaksian, maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan
Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
25
Dasar hukum rahn gadai berdasarkan hadits:
م اماع تشا ملس ه لع ه لص لا ا ا ع ه ض شءاع ع د دح م اع د ه ه لجا لا د
Artiny a: “Dari Aisyah ra, Bahwa Rosulullah Shallallahu Alaihi Wa
Sallam pernah membeli bahan makanan dari seorang yahudi dan beliau menggadaikan baju perang dari besi.” HR Bukhari - Muslim.
26
aR-rahn merupakan akad penyerahan barang dari nasabah kepada bankpegadaian sebagai jaminan sebagian atau seluruhnya atas hutang yang
dimiliki nasabah. Transaksi tersebut merupakan kombinasipenggabungan dari beberapa transaksi atau akad yang merupakan suatu rangkaian yang tidak
25
Mardani, Ayat – Ayat Dan Hadis Ekonomi Syariah, Jakarta: Rajawali Pers, 2011, h. 81
26
Ibid, h. 140