38
Dalam  Islam,  asumsi  dan  aksioma  yang  sama  komplementer, substitusi,  tidak  ada  keterikatan,  akan  tetapi  titik  tekannya  terletak  pada
halal, haram, serta berkah tidaknya barang yang akan dikonsumsi sehingga jika individu dihadapkan pada dua pilihan A dan B maka seorang muslim
orang  yang  mempunyai  prinsip  keislaman  akan  memilih  barang  yang mempunyai tingkat kehalalan dan keberkahan yang lebih tinggi, walaupun
barang yang lainnya secara fisik lebih disukai. Dalam Islam dikenal pula konsumsi sosial, dengan penjelasan sebagai
berikut: Konsumsi  dalam  Islam  tidak  hanya  untuk  materi  saja  tetapi  juga
termasuk konsumsi sosial yang terbentuk dalam zakat dan sedekah. Dalam Al-
Qur’an  disebutkan  bahwa  pengeluaran  zakat  sedekah  mendapat kedudukan penting dalam  Islam. Sebab hal ini dapat memperkuat sendi -
sendi sosial masyarakat.
21
B. Keputusan Konsumen
Pengambilan  keputusan  konsumen  adalah  proses  pemecahan  masalah yang  diarahkan  pada  sasaran.  Inti  dari  prilaku  konsumen  adalah  bagaimana
individu ini membuat keputusan untuk menggunakan sumber daya yang telah tersedia  untuk  mengkonsumsi  suatu  barang  dan  jasa.  Sebelum  melakukan
21
Deny Priyana, Teori Prilaku Konsumen Dalam Persepektif Ilmu Ekonomi Islam, Internet Yang Di Akses Pada Tanggal 9 Mei Jam 15.55 Dari http:lppm.universitasazzahra.ac.idteori-
perilaku-konsumen-dalam-perspektif-ilmu-ekonomi-islam
39
pembelian,  seorang  konsumen  akan  melakukan  sejumlah  proses  yang mendasari pengambilan keputusan yaitu
22
: 1.  Pengenalan masalah problem recognition konsumen akan membeli suatu
produk sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapnya. Tanpa adanya pengenalan  masalah  yang  muncul,  konsumen  tidak  dapat  menentukan
produk yang dibeli. 2.  Pencarian  informasi  information  source  setelah  memahami  masalah
yang  ada,  konsumen  akan  termotivasi  mencari  informasi  untuk menyelesaikan  permasalahan  yang  ada  melalui  pencarian  informasi.
Proses  pencarian  informasi  berasal  dari  dalam  memori  internal  dan berdasarkan pengalaman orang lain.
3.  Mengevaluasi  alternatif  alternative  evaluation.  Setelah  konsumen mendapat  berbagai  macam  informasi,  konsumen  akan  mengevaluasi
alternatif yang ada untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya. 4.  Keputusan
pembelian. purchase
decision setelah
konsumen mengevaluasi  beberapa  alternatif  setrategis  yang  ada,  konsumen  akan
membuat keputusan pembelian. Terkadang waktu yang dibutuhkan antara membuat  keputusan  pembelian  dengan  menciptakan  pembelian  yang
aktual tidak sama karena ada hal lain yang dipertimbangkan.
22
Setiadi Nugroho J, Perilaku Konsumen, Jakarta :Kencana Prenada Media Group, 2010, h.15 - 19
40
5.  Evaluasi  pasca  pembelian  post-purchace  evaluation  merupakan  proses evaluasi  yang  dilakukaan  konsumen  tidak  hanya  berkahir  pada  tahap
pembuatan  keputusan  pembelian.  Setelah    membeli  produk  tersebut, konsumen akan melakukan evaluasi apakah produk tersebut sesuai dengan
harapannya. Dalam hal ini terjadi kepuasan dan ketidakpuasan konsumen. Konsumen  akan  merasa  puas  jika  produk  yang  dibeli  sesuai  dengan
harapan  dan  selanjutnya  akan  meningkatkan  permintaan  di  masa mendatang.  Sebaliknya  jika  konsumen  tidak  merasa  puas  karena  produk
yang  dibelinya  tidak  sesuai  harapan  dan  hal  ini  akan  menurunkan permintaan di masa mendatang.
Dari  enam  foktor  perilaku  konsumen  yang  dibahas  dalam  bab  ini  penulis menspesifikasikan  kedalam  3  faktor  yang  akan  menjadi  fokus  dalam  penelitian  ini
yaitu  aspek  lokasi  yang  dispesifikasikan  dari  faktor  demografi  yang  merupakan  sub faktor budaya. Tarif ujroh yang merupakan spesifikasi dari faktor ekonomi dan aspek
syariah merupakan spesifikasi dari faktor sosial  yang dilihat dari tingkat penguasaan ilmu  pengetahuan.  Tingkat  penguasaan  ilmu  pengetahuan  ini  dibahas  dalam  faktor
sosial karena merupakan bagian dari strata dalam kehidupan sosial.
23
23
Kesimpulan teori Philip Kotler, Nugroho J Setiadi dan leon G Schiffman