60
D. Populasi dan sampel
1. Populasi
Populasi universe adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri
– cirinya akan diduga. Populasi dapat dibedakan menjadi populasi sampling dan populasi sasaran. Sebagai contoh apabila mengambil suatu
rumah tangga sebagai sampel, sedangkan yang diteliti hanya anggota rumah tangga yang bekerja sebagai petani, maka seluruh rumah tangga
dalam wilayah penelitian disebut populasi sampling, sedangkan seluruh petani dalam wilayah penelitian disebut penelitian sasaran.
48
2. Sampel
Sampel adalah sebagian, atau subset himpunan bagian, dari suatu populasi. Populasi dapat berisi data yang besar sekali jumlahnya, yang
mengakibatkan tidak mungkin atau sulit untuk dilakukan pengkajian terhadap seluruh data tersebut, sehingga pengkajian dilakukan terhadap
sampelnya saja. Jadi, sampel merupakan bagian dari populasi, data yang diperoleh tidaklah lengkap. Namun jika pengambilan sampel dilakukan
dengan mengikuti kaidah - kaidah ilmiah, maka biasanya sangat mungkin diperoleh hasil-hasil dari sampel cukup akurat untuk menggambarkan
populasi yang diperlukan dalam kajian yang dilakukan.
3. Teknik Pengambilan Sampel
48
Masri Singarimbun, Sofian Effendi, Metode Penelitian Survai, Jakarta: LP3ES, h. 152
61
Pemilihan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan desain pemilihan sampel secara accidental sampling. Sampling aksidental
Accidental Sampling teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yakni siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dan dapat
digunakan sebagai sampel, dan layak sebagai sumber data.
49
Walaupun teknik sampel yang digunakan adalah accidental sampling, tetapi penelitian ini diharapkan dapat mewakili populasi dengan
pertimbangan biaya dan waktu. Karena salah satu syarat yang menjadi alasan mendasar teknik accidental sampling dapat digeneralisir yaitu
karekteristik populasinya yang tidak terbatas. Populasi tidak terbatas populasi tak terhingga, yaitu populasi yang tidak dapat ditentukan
batasan – batasannya secara kuantitatif, apabila dimintai keterangan lebih
lanjut mengenai jumlah yang pasti tidak dapat menjawab saat itu juga.
50
4. Ketentuan Jumlah Sampel
Penentuan besarnya ukuran sampel penelitian ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
49
Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004, h.62
50
Irvan Haq Dzul Karoma, “ Pengertian Populasi”, artikel diakses pada 19 oktober 2014 dari
http:pengertianpopulasi.htm
62
Keterangan:
n = jumlah sampel
z = tingkat keyakinan yang dibutuhkan dalam penentuan sampel
95 = 1,96 p
= proporsi responden dapat memberikan informasi dengan tepat untuk kinerja yang diteliti sebesar 95
51
q = proporsi responden tidak dapat memberikan informasi
dengan tepat 1 - p = 1 – 0,95 = 0,5
E = tingkat kesalahan yang ditolerir 5
Dengan tingkat kesalahan sebesar 5, nilai z sebesar 1,96 tingkat kepercayaan 95, nilai p sebesar 0,95 dan q sebesar 0,05, maka jumlah
sampel adalah:
51
Penetapan estimasi yang dilakukan kepada pegadaian syariah berdasarkan survey terdahulu yang pernah dilakukan oleh perusahaan dengan hasil bahwa pegadaian syariah menyebutkan 95 dari 100
kuesioner yang disebar mampu memberikan informasi dengan tepat dan benar. Berikut penjelasannya : Keterangan:
p = proporsi
X = jumlah orang yang menjawab benar
N = sampel