Pada zaman Abu Bakar ash-Shiddiq

membuat kerusakan dan gangguan terhadap anggota masyarakat yang tidak bersalah, di dalam hadits lain disebutkan: cM ﺏ یf g . + . ی ﺹ - . ﻡ ﻡ; hی ﺏ ﻡ ? ی 6ﺹ ? 9,1 ﺏ ﺽ 1 Ef ی ﺥi j I Ta1 Y 97 T; E 9 1 E ﺙ ﺥk l 42 Artinya: “Dari al-A’masy dari Zaid bin Wahab berkata: Rasulullah SAW bersabda: siapa orang yang memberikan persetujuan dan kesetiaan kepada imam, maka taatilah dia samampu mungkin. Apabila orang lain mempersengketakan kekuasaan penguasa tersebut, maka potonglah leher orang itu H.Rm Muslim E - ﺽ+ ی ﺵ ﺏ Z1 . - . + n E - ﺹ . ی G 6ی Q lی T ی ی ﺡ 2I+ h I Q ﻡ Q ﻡ ? 7 1 =7 I ? + Oﻡ 43 Artinya: “Dari Urfajah bin Syarim r.a. berkata: Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: Siapa orang yang mendatangi kamu sementara kamu telah sepakat mengakui pemerintahan yang sah, maka bunuhlah dia yang ingin memisahkan diri dari jamaah kamu”. H.R. Muslim.

D. Pemberontakan Pada Zaman al-Khulafaur al-Rasyidun

1. Pada zaman Abu Bakar ash-Shiddiq

Rasulullah tidak meninggalkan wasiat atau pesan tentang siapa yang akan menggantikan dirinya sebagai kepala negara. Sementara dalam dua sumbar ajaran Islam; Al-Quran dan hadits juga tidak dapat petunjuk yang jelas tentang proses suksesi. Belum lagi jelas dikuburkan, umat Islam kaum Muhajirin dan Anshar 1 78 6 2 1 23 41 sudah melakukan debat sengit untuk mendudukan masing-masing tokoh mereka sebagai khalifah. Setelah melakukan debat yang cukup sengit, akhirnya secara aklamasi Abu Bakar menjadi khalifah untuk menggantikan kedudukan Nabi sebagai kepala negara, hal ini juga dilandasi dengan semangat ukhuwah Islamiah yang tinggi, dan juga hal ini karena Abu Bakar mendapat penghargaan yang tinggi dari umat Islam. 44 Sebagai khalifah pertama umat Islam ia menegaskan hak umat Islam untuk mengawasi dan mengeritik pemimpinnya menganjurkan adanya oposisi yang loyal dan konstruktif yang dipilih dan di bai’at oleh mereka sendiri, rakyat harus mendukung rencana dan program pemerintah, karena rencana program itu semua untuk masyarakat dan tidak bertentangan dengan kehendak Allah dan Rasulnya. Begitu pula sebaliknya rakyat harus mengawasi pelaksanaan pemerintahan karena bisa saja pemerintah melakukan hal-hal yang merugikan rakyat. Rakyat harus patuh terhadap pemimpin yang betul-betul menjalankan hukum Allah dan Rasul-Nya. Dalam menjalankan tugas kepemimpinannya, dia tetap konsisten dengan sistem yang berlaku pada masa Nabi dan juga konsisten dengan pidato awal pelantikannya sebagai khalifah. Abu bakar tidak dapat berbuat banyak untuk menyebar luaskan Islam selain dia mengatasi gejolak-gejolak internal yaitu menghadapi umat Islam yang banyak kembali murtad dan orang-orang Islam yang tidak mau membayar zakat tetapi semua itu bisa diatasi dengan C bermusyawarah dan jalan terakhir dengan memerangi mereka yang murtad dan tidak membayar zakat. Beberapa kejadian yang pernah dihadapi pemerintahan Khalifah Abu Bakar dalam menjalankan kehidupan bernegara sebagai kepala pemerintahan: a Timbulnya sejumlah Nabi Palsu di beberapa daerah, seperti Musailamah al- Kadzab dari Bani Hanifah, Yamamah Ablahah Dzulkhimar atau dikenal dengan al-Aswad al-Ansi di Yaman, dan Thulaihah bin Khuwailid di Bani Asad. Abu Bakar menyelesaikan persoalan ini dengan apa yang disebut Perang Riddah perang melawan kemurtadan. 45 Gerakan kemurtadan yang timbul setelah wafatnya Rasul SAW baik yang dilakukan oleh golongan munafik yang memang mereka menginginkan keluar dari Islam, atau pun kemurtadan yang dilakukan oleh suku-suku Arab lain karena alasan politis dimana mereka menilai suku Quraisy telah menggunakan Islam sebagai salah satu cara untuk menguasai mereka, bahkan sebagian dari suku-suku itu bergabung dengan kelompok nabi palsu bukan karena mereka percaya dengan kenabiannya tetapi hanya untuk berkoalisi dalam menghadapi Quraisy. 46 b Kelompok Islam yang tidak mau mengeluarkan zakat atas dasar ta’wil dan penafsiran yang mereka pegang. Sebagaimana telah dijelaskan bahwa 4 . C + , - ; : F 1332 2 2 . G 7 8 7 , tindakan menghalangi suatu hak yang difardhukan Allah SWT seperti zakat termasuk kedalam kategori bughat. 47 Sebelum menggempur kaum pemberontak, terlebih dahulu Abu Bakar memberikan peringatan agar kembali kepada Islam. Namun seruan itu mereka tidak menerima. Akhirnya Abu Bakar mengunakan kekuatan senjata. Semua pemberontak dapat dipadamkan. Ada yang kembali kepada Islam, bagi mereka yang kembali kepada Islam, mereka dimaafkan oleh Abu Bakar. Sedangkan yang tetap membangkang, terus digempur hingga pemimpin-pemimpin pemberontak terbunuh, seperti Musailamah yang mengaku menjadi nabi. Selama enam bulan terhitung, Abu Bakar berjuang memadamkan pemberontakan suku-suku Arab dan nabi-nabi palsu tersebut.

2. Pada zaman Umar ibn al-Khathtab