Hukuman Bagi Pemberontak Menurut Jinayah Islam

Dari keterangan di atas, semua definisi bermakna penjelasan atau alasan yang menyepakati pemaknaan kata bughat itu adalah suatu usaha atau gerakan yang dilakukan oleh sekelompok dengan tujuan untuk menggulingkan atau menentang Imampemimpinpemerintah yang sah. Apabila terjadi hal-hal yang mengarah kepada pertentangan yang kemudian meluas kepada pemberontakan, maka menjadi kewajiban bagi masyarakat untuk menghalangi setiap bentuk pemberontakan yang timbul. Sebab pemberontakan ini dapat mengancam disintegrasi bangsa. Selain itu pemberontakan dipandang sebagai bentuk kejahatan yang mengancam keamanan negara. Semua kegiatan yang dilakukan hanya boleh dianggap sebagai pemberontakan atau pembangkangan apabila mereka melibatkan penggunaan kekuatan dan kekerasan yang dapat menimbulkan keadaan darurat dalam negara. 30

C. Hukuman Bagi Pemberontak Menurut Jinayah Islam

Di dalam hukum Islam, ada dua istilah yang sering digunakan untuk pengertian yang sama atau yang hampir sama. Kedua istilah tersebut adalah ”Jarimah” dan ”Jinayah”. Salah satu bagian hukum Islam adalah bidang Jinayah Hukum Pidana, yakni bidang yang berkaitan dengan tindakan-tindakan yang dinilai sebagai pelanggaran atau kejahatan jarimah. Tindakan-tindakan ini merupakan 1 + ,, , , - ; : F 34 3 + , - . . 12 perbuatan-perbuatan jahat yang diharamkan oleh syara’, yang boleh menghilangkan atau mengganggu eksistensi dan ketertiban hidup. Yakni agama, akal, kehormatan, dan harta benda. 31 Oleh karena itu, bagi setiap pelaku harus mendapatkan sanksi hukuman uqubah baik di dunia maupun di akhirat tindak pidana politik hanya berlaku terhadap pemerintahan yang sah. Apabila seseorang membunuh kepala negara, sekalipun dengan tujuan politik tanpa suatu pemberontakan yang terorganisasi dari sekelompok orang untuk mengulingkan pemerintahan yang sah. Salah satu macam dari tindak pidana jarimah atau jinayah adalah tindak pidana pemberontakan. Pemberontakan adalah bangkangan yang dilancarkan oleh sekelompok kaum muslim terhadap penguasa yang sah, karena suatu hal yang menyangkut masalah politik pemerintahan, sehingga mengakibatkan mereka memisahkan diri dari kesatuan. Dalam sebuah negara yang berdasarkan hukuman- hukuman Islam, pemberontak yang wajib diperangi adalah sebagaimana yang tertakluk pada syarat-syarat berikut: 1. Mereka yang mempunyai kekuatan dan yang telah berterus-terang secara terbuka menentang pemerintahkerajaan yang adil. 2. Mereka yang telah keluar dari tadbiran Ulil amri, dan telah membentuk pemerintahkerajaan yang lain dan telah melatik seorang imam yang lain. 3. Terdapat perbedaan pendapat, dimana mereka menganggap bahwa mereka boleh keluar dari kontrol pemimpin. 0 : , , 1 4. Mereka telah melakukan kekacauan dalam negeri seperti membakar, membunuh dan sebagainya. 32 5. Mereka yang memberontak adalah jamaah yang kuat dan bersenjata, sehingga untuk mengembalikan mereka kepada ketaatan, pemerintah membutuhkan persiapan tenaga manusia, materi dan perang. Jika mereka tidak memiliki kekuatan, sekalipun terdiri dari beberapa orang tetapi tidak mempunyai perbekalan, baik senjata maupun logistik, yang memungkinkan mereka dapat mempertahankan diri, maka mereka tidak dikatakan bughat, karena mudah ditangkap dan dikembalikan kepada ketaatan. 6. Mereka mempunyai pemimpin yang ditaati sebagai sumber kekuatan mereka, karena tak ada sesuatu kekuatan jemaah yang tidak memiliki. 33 Sekiranya terdapat syarat-syarat tersebut ada pada pemberontak, maka mereka harus diperangi. Hukuman terhadap mereka adalah mati. 34 Kebolehan melakukan pembunuhan kepada mereka dengan jalan yang diperangi atau tumpas semata-mata untuk memelihara persatuan dan kesatuan dan untuk menegakkan hukum Allah dimuka bumi. Adapun jika salah satu kelompok dari kaum muslimin yang memberontak, menentang pendapat kebijakan kaum muslimin dan menganut pendapat yang mereka ciptakan sendiri, jika dengan pendapatnya itu mereka masih 1 = 0 : + , - 1 : 8 , 133 43 = 0 : + , - 3 taat kepada imam, tidak memiliki daerah yang mereka berdomolosi didalamnya, mereka terpecar-pecar yang memungkinkan untuk ditangkap, berada dalam jangkauan kekuasaan negara Islam, maka mereka dibiarkan. Mereka tidak diperangi, kewajiban dan hak mereka sama dengan kaum Muslimin yang lain. 35 Ibn Taimiyah menyatakan bahwa orang-orang yang menimbulkan kekacauan yang mundur boleh dibunuh, jika mereka mundur kepada kelompoknya dan ditakutkan kembali memerangi lagi, berbeda dengan orang yang terluka dari mereka, mereka tidak boleh dibunuh. Alasanya karena terluka ini memungkinkan keburukannya terhenti, berbeda dengan yang lari mundur, keburukannya belum terhenti. 36 Jika terdapat dari kalangan mereka yang terbunuh, maka wajib dimandikan, dikafankan dan dishalatkan. Jika si terbunuh dari golongan adil ia menjadi syahid, tidak perlu dimandikan dan dishalatkan karena ia gugur di dalam meneggakkan perintah Allah, tidak ubahnya dengan syahid yang gugur pada waktu memerangi orang kafir. 37 Pemberontakan dalam arti upaya menggulingkan pemerintah yang sah itu dapat disejajarkan dengan pengkhianat. Alasan hukum keberlakuan sanksi yang dikemukan pada ayat Al-quran di atas bertujuan untuk menciptakan sistem 4 : 7 8 , F 1333 1 2 - . . , , + + , , : , 133 31 43 kemasyarakatan dan kewibawaan pemerintah. Seperti yang diketahui bahwa manusia membutuhkan teman pergaulan antara seorang dengan yang lain sehingga diperlukan seorang pemimpin, sistem peraturan yang menjadi pedoman dalam hidup bermasyarakat. Sistem peraturan yang disepakati akan berjalan dengan baik bila semua pihak mematuhi peraturan tersebut. 38 Dasar hukum tentang hukuman bagi pemberontakan al-baghyu dalam hukum Islam sangat jelas terdapat di dalam dua sumber hukum yaitu al-Qur’an dan hadits.

a. Al-Quran

Allah SWT berfirman: E TE JU  6 WXY  4 IR M 4 I :\ ] 7 _ `a 0 4 bE c 7 :d 0 ef L g  P  hi 4 IR j 7 klmF kT22A  Dknm 8ogpq  g r . 3 D E c 7 : 8 7 4 I :\ ] 7 _ `a 0 ls:L R 4 oI89pt M . 4 E F a 8u vwX9pt  L Z3 [ Artinya: “Dan jika dua kelompok dari orang-orang yang beriman berperang, maka damaikanlah di antara keduanya; jika salah satunya berlaku zalim terhadap yang lain, maka lawanlah kelompok yang zalim itu sehingga ia kembali mematuhi perintah Allah; jika ia kembali patuh maka damaikanlah di antara keduanya dengan adil menurut hukum Allah, serta berlaku adillah kamu dalam segala perkara; sesungguhnya Allah mengasihi orang-orang yang berlaku adil”. QS. al-Hujurat49: 9. E + , F 133 2 Ayat di atas menetapkan, jika orang mukmin saling bermusuhan, maka jamaah yang memiliki kebijaksanaan wajib segera campur tangan untuk mendamaikan. Sekiranya salah satu golongan membangkang dan tidak ingin berdamai, pada saat itu semua kaum muslimin berkewajiban bersatu padu untuk memerangi golongan yang membangkang. 39

b. Al-Hadits

Banyak hadits yang membahas mengenai pemberontakan, kebanyakan hadits ini lebih melihat dari sanksi hukum bagi para pemberontak, diantaranya: - ﺽ+ \ Oﻡ ﺏ - . E + . ﺹ - . \ 23ی D ﺙ ` ﺡaﺏ D; Oﻡ b ﻡ A c T d6 ﺏ d6 e+ 7 G+ 6 Eی Z Oﻡ ? + 40 Artinya: “Dari Abdillah bin Mas’ud r.a. berkata: Bersabda Rasulullah SAW: Tidak halal darah seorang muslim melainkan karena salah satu dari tiga sebab: 1 Orang tua yang berzina, 2 jiwa dibalas dengan jiwa, dan 3 orang yang meninggalkan agamanya yaitu orang yang memisahkan diri jamaahnya . H.R. Muslim. Pengertian memisahkan dari jamaah adalah meninggalkan jamaah orang Islam menentang keputusan-keputusan Ahlul Hal wal Aqd. 41 Dan ketika seseorang telah melakukan ketiga hal yang telah disebutkan hadits diatas, maka agama menganjurkan kepada kita untuk membunuhnya, hal ini dilakukan apabila tidak ada jalan lain yang dapat dilakukan. Allah sudah tegas mengatakan bahwa golongan yang harus diperangi oleh pemerintah yang sah adalah mereka yang 43 3 70 :6: ? 70 7A 78 6 . +6 6 7- 6 79 : 14 22 31 - 7 - ; . 4 membuat kerusakan dan gangguan terhadap anggota masyarakat yang tidak bersalah, di dalam hadits lain disebutkan: cM ﺏ یf g . + . ی ﺹ - . ﻡ ﻡ; hی ﺏ ﻡ ? ی 6ﺹ ? 9,1 ﺏ ﺽ 1 Ef ی ﺥi j I Ta1 Y 97 T; E 9 1 E ﺙ ﺥk l 42 Artinya: “Dari al-A’masy dari Zaid bin Wahab berkata: Rasulullah SAW bersabda: siapa orang yang memberikan persetujuan dan kesetiaan kepada imam, maka taatilah dia samampu mungkin. Apabila orang lain mempersengketakan kekuasaan penguasa tersebut, maka potonglah leher orang itu H.Rm Muslim E - ﺽ+ ی ﺵ ﺏ Z1 . - . + n E - ﺹ . ی G 6ی Q lی T ی ی ﺡ 2I+ h I Q ﻡ Q ﻡ ? 7 1 =7 I ? + Oﻡ 43 Artinya: “Dari Urfajah bin Syarim r.a. berkata: Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: Siapa orang yang mendatangi kamu sementara kamu telah sepakat mengakui pemerintahan yang sah, maka bunuhlah dia yang ingin memisahkan diri dari jamaah kamu”. H.R. Muslim.

D. Pemberontakan Pada Zaman al-Khulafaur al-Rasyidun