Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 diberlakukan, arbitrase syariah merupakan salah satu lembaga penyelesaian perkara antara pihak-pihak yang melakukan akad dalam
ekonomi syariah diluar jalur pengadilan untuk mencapai penyelesaian terbaik ketika upaya musyawarah tidak menghasilkan mufakat. Hal ini mengacu pada ketentuan
Undang-Undang No. 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa.
Dengan latar belakang masalah tersebut, penulis ingin mengenal lebih jauh mengenai pelaksanaan secara praktis yang dilakukan oleh profesi hakim di
lingkungan Peradilan Agama. Selain itu juga hal-hal apa saja ingin mempengaruhi praktiknya serta bagaimana gambaran nyata penanganan sengketa ekonomi syariah
yang dilakukan oleh praktisi hakim, terutama peranannya dalam beracara di lingkungan Peradilan Agama demi menegakkan prinsip bahwa setiap orang yang
berkedudukan sama didepan hukum equal before the law. Bermula dari persoalan diatas maka penulis bermaksud menuangkannya dalam skripsi yang berjudul :
PERAN HAKIM
DALAM PENANGANAN
SENGKETA EKONOMI
SYARIAH PASCA UNDANG-UNDANG NO. 3 TAHUN 2006 Studi Pada Pengadilan Agama Jakarta Pusat.
B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Dalam penelusuran ini agar penelitian tidak meluas dan menjaga kemungkinan penyimpangan, maka penulis memfokuskan dan membatasi
masalahperan hakim dalam penanganan sengketa ekonomi syariah pasca lahirnya Undang-Undang No. 3 Tahun 2006 di lingkungan Pengadilan Agama. Penulis
mengkolaborasikan dan menganalisa peran hakim dalam menangani sengketa ekonomi syariah. Pembatasan masalah tentang hakim yang penulis analisis adalah
hakim yang ada dalam ruang lingkup Pengadilan Agama yang menangani dan memutuskan serta berhubungan secara langsung terhadap sengketa ekonomi syariah.
Sedangkan perkara ekonomi syariah yang penulis teliti adalah sengketa ekonomi yang penyelesaiannya melalui jalur litigasi atau persidangan yaitu melalui lembaga
Peradilan Agama. 2.
Perumusan Masalah Dengan diberlakukan pasal 49 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006
tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama, maka Pengadilan Agama berhak memutus dan memeriksa sengketa ekonomi
syariah, namun pada realitanya banyak perkara-perkara ekonomi syariah yang harus diselesaikan di lembaga non litigasi seperti halnya BASYARNAS.
Untuk mengungkapkan permasalahan tersebut, maka penulis merinci permasalahan diatas dalam bentuk beberapa pertanyaan sebagai berikut :
a. Bagaimana kedudukan dan kewenangan absolut Pengadilan Agama sebelum dan
pasca lahinya Undang-Undang No. 3 Tahun 2006dalam perkara ekonomi syariah perspektif yuridis?
b. Bagaimana latar belakang masuknya bidang ekonomi syariah dalam kewenangan
Peradilan Agama?
c. Problematika apa yang di hadapi Peradilan Agama dalam menyelesaikan perkara
ekonomi syariah? d.
Usaha-usaha apakah yang harus dilakukan agar hakim Pengadilan Agama mampu mengoptimalkan peranannya dalam penanganan sengketa ekonomi syariah?
C. Tujuan Dan Manfaat Penulisan
1. Tujuan Penelitian
Penelitian dimaksudkan untuk mengungkap realita yang ada dalam lingkungan Pengadilan Agama pasca lahirnya Undang-Undang No. 3 Tahun 2006,
khususnya dalam lingkup peran hakim dalam penanganan sengketa ekonomi syariah. Secara lebih rinci penelitian ini di harapkan dapat menemukan jawaban untuk hal
– hal berikut :
a. Untuk menjelaskankedudukan dan kewenangan absolut Pengadilan Agama
sebelum dan pasca lahinya Undang-Undang No. 3 Tahun 2006dalam perkara ekonomi syariah perspektif yuridis.
b. Untuk mengetahui latar belakang masuknya bidang ekonomi syariah dalam
kewenangan Peradilan Agama. c.
Untuk mengetahui problematika yang di hadapi Peradilan Agama dalam menyelesaikan perkara ekonomi syariah.
d. Untuk mengetahui usaha-usaha yang harus dilakukan agar hakim Pengadilan
Agama mampu mengoptimalkan peranannya dalam penanganan sengketa ekonomi syariah.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat secara akademis dari penelitian ini adalah : a.
Untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana syariah. b.
Penelitian ini bermanfaat untuk menambah ilmu dan memperluas wawasan intelektualitas bagi mahasiswa atau masyarakat yang membaca hasil penelitian ini,
khususnya bagi penulis sendiri. c.
Untuk memperkaya khazanah keilmuan khususnya dilingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Selain manfaat secara akademik penulisan ini memiliki manfaat secara praktis yakni :
Untuk menyumbangkan hasil pemikiran hakim Pengadilan Agama terutama dalam kaitannya dengan peranannya dalam hukum positif, dan usaha-usaha untuk
memantapkan peranannya sebagai penegak hukum.
D. Review Kajian Terdahulu