Capital Adequacy Ratio CAR

24 secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset Veithzal, 2006 : 157. Dalam rangka mengukur tingkat kesehatan bank terdapat perbedaan kecil antara perhitungan ROA berdasarkan teoritis dan cara perhitungan berdasarkan ketentuan Bank Indonesia. Secara teoretis, laba yang diperhitungkan adalah laba setelah pajak, sedangkan dalam sistem CAMEL laba yang diperhitungkan adalah laba sebelum pajak Lukman Dendawijaya, 2009 : 118. ROA diperoleh dengan cara membandingkan antara laba sebelum pajak earning before interest tax EBIT terhadap total assets. EBIT merupakan pendapatan bersih sebelum bunga dan pajak.Total assets merupakan total asset perusahaan dari awal tahun dan akhir tahun. Total assets yang lazim digunakan untuk mengukur ROA sebuah bank adalah jumlah dari asset-asset produktif yang terdiri dari penempatan surat-surat berharga seperti Sertifikat Bank Indonesia, Surat Berharga Pasar Uang, penempatan dalam saham perusahaan lain, penempatan dalam Call Money atau Money Market dan penempatan dalam bentuk kredit kredit konsumtif maupun produktif baik kepada perorangan maupun institusi atau perusahaan sebagaimana yang dikutip oleh Artin Shitawati dalam Robert Ang 1997: hal. 18.32- 18.33. Baik profit margin maupun total asset turnover tidak dapat memberikan pengukuran yang memadai atas efektivitas keseluruhan 25 perusahaan. Profit margin tidak memperhitungkan penggunaan aktiva ,sementara total asset turnover tidak memperhitungkan profitabilitas dalam penjualan. Rasio return on asset atau return on investment mengatasi kedua kelemahan tersebut. Peningkatan kemampuan perusahaan dapat terjadi jika ada peningkatan profit margin atau peningkatan total asset turn over atau keduanya. Dua perusahaan dengan profit margin dan total asset turnover yang berbeda dapat saja memiliki rasio ROA yang sama.Van Horne 2005:225. ROA dapat dirumuskan sebagai berikut Lukman, 2009 :118 Laba Sebelum Pajak ROA = X 100 Total Aktiva

2. Keterkaitan ROA dengan CAR

Analisis rasio rentabilitas ini menggunakan ROA dikarenakan Bank Indonesia sebagai pembina dan pengawas perbankan lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan asset yang dananya sebagian besar berasal dari dana simpanan masyarakat Dendawijaya, 2009:119. Disamping itu, ROA merupakan metode pengukuran yang obyektif yang didasarkan pada data akuntansi yang tersedia dan besarnya ROA dapat mencerminkan hasil dari serangkaian kebijakan perusahaan terutama perbankan.sebagaimana dikutip oleh Ahmad Buyung Nusantara dalam Bambang Riyanto 1995. Menurut Masyhud 2006 ROA digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan 26 memanfaatkan aktiva assets yang dimilikinya. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset.sehingga CAR yang merupakan indikator kesehatan bank semakin meningkat. Setiap kali bank mengalami kerugian, modal bank menjadi berkurang nilainya dan sebaliknya jika bank meraih untung maka modalnya akan bertambah.

E. Financing To Deposit Ratio FDR

1. Pengertian FDR

Financing to deposit ratio adalah rasio antara sejumlah kerdit yang diberikan dengan dana bank yang diterima. Disamping itu FDR merupakan perbandingan antara tingkat pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah terhadap dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun dari nmasyarakat. Pada perbankan syariah tidak mengenal kredit loan dalam penyaluran dana yang dihimpunnya. Oleh Karen itu, aktifitas penyaluran dana yang dilakukan bank syariah lebih mengarah kepada pembiyaan financing. FDR adalah suatu pengukuran tradisional yang menunjukan deposito berjangka, giro, tabungan dan lain-lain yang digunakan dalam memenuhi permohonan pinjaman loan request nasabahnya.Menurut Mubarok 2011: 23 rasio ini menggambarkan sejauh mana simpanan digunakan untuk pemberian pinjaman. 27 Secara sistematis financing to deposit ratio FDR dapar dirumuskan sebagai berikut sesuai SE No.623DPNP tahun 2004: Total Pembiayaan FDR = X 100 Dana Pihak Ketiga FDR tersebut menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Dengan kata lain, seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah dapat diimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik kembali uangnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit. Fatimah, 2008:43. Semakin besar FDR maka semakin baik pula bank tersebut dapat menjalankan fungsi intermediasinya, akan tetapi semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi semakin rendahnya likuiditas bank yang bersangkutan. Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk mebiayai kredit semakin besar. Dendawijaya 2003:116 Menurut Narulia dan Suryadi 2006: 63perbandingan antara total pembiayaan yang diberikan dengan dana yang behasil dihimpun oleh bank yang terdiri dari DPK ditambah dengan ekuitas. FDR disebut juga rasio kredit terhadap total dana pihak ketiga yang digunakan untuk mengukur dana pihak ketiga yang disalurkan dalam bentuk kredit. Penyaluran kredit merupakan kegiatan utama bank yang berasal dari kegiatan ini. Deposit atau simpanan masyarakat pada suatu bank membawa konsekuensi

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Loan to Deposit Ratio, dan Return on Asset terhadap Penyaluran Kredit Bank Pembangunan Daerah di Indonesia

1 79 118

Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Beban Operasi Terhadap Pendapatan Operasi, Net Interest Margin, Dan Loan To Deposit Ratio Terhadap Return On Asset Pada Bank Pembangunan Daerah

1 85 110

Studi Beda Capital Adequacy Ratio Bank Swasta Nasional dan Bank Asing di Bursa Efek Indonesia Studi Kasus Periode 2007-2010

0 30 103

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Capital Adequacy Ratio, Loan To Deposit Ratio Dan Non Performing Loan Terhadap Volume Kredit Pada Bank Yang Terdapat Di BEI

1 44 94

Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Operational Efficiency Ratio, Financing To Deposit Ratio Terhadap Return On Asset Bank Mega Syariah Indonesia

2 41 105

Pengaruh CAR (Capital Adequacy Ratio), FDR (Financing To Deposit Ratio), Dan NPF (Non Performing Financing) Terhadap Return Bagi Hasil Deposito Mudharabah Pada Perbankan Syariah Periode 2010-2014

1 98 90

Analisis Pengaruh Suku Bunga, Inflasi, Capital Adequacy Ratio, Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional, dan Non Performing Financing terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia

0 33 104

Pengaruh Likuiditas Terhadap Capital Adequacy Ratio Industri Perbankan di Bursa Efek Indonesia

1 63 116

Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Debt to Equity Ratio (DER), Return on Asset (ROA) dan Financing To Deposit Ratio (FDR) terhadap Risiko Likuiditas pada bank Umum Syariah di Indonesia Periode tahun 2008-2012

1 13 112

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR)

0 0 11