Definisi Variabel Operasional METODE PENELITIAN

64 perusahaan dari awal tahun dan akhir tahun. Total assets yang lazim digunakan untuk mengukur ROA sebuah bank adalah jumlah dari asset-asset produktif yang terdiri dari penempatan surat-surat berharga seperti Sertifikat Bank Indonesia, Surat Berharga Pasar Uang, penempatan dalam saham perusahaan lain, penempatan dalam Call Money atau Money Market dan penempatan dalam bentuk kredit kredit konsumtif maupun produktif baik kepada perorangan maupun institusi atau perusahaan. Perkembangan ROA periode 2009-2011 dapat dilihat padagambar dibawah ini: Gambar 4.2 Perkembangan Return on Asset Periode Maret 2009 – Desember 2011 Berdasarkan dengan gambar 4.2 dapat diketahui bahwa nilai ROA tertinggi terjadi pada bulan Maret 2009 sebesar 2,44 dan angka terendah terjadi pada bulan mei 2010 sebesar 1,25 . Bila dibandingkan tahun 2009, ROA mengalami sedikit peningkatan hingga saat ini. Peningkatan ROA tersebut antara lain disebabkan karena adanya peningkatan Net Operation Margin akibat meningkatnya pendapatan atas pembiayaan yang dilakukan perbankan syariah di 0.5 1 1.5 2 2.5 3 M ar 9 M ay 9 Ju l 9 Sep 9 N o v 9 Jan 1 M ar 1 M ay 1 Ju l 1 Sep 1 N o v 1 Jan 1 1 M ar 1 1 M ay 1 1 Ju l 1 1 Sep 1 1 N o v 1 1 ROA ROA 65 tahun 2009, dengan pendapatan dari pembiayaan murabahah dan musyarakah sebagai kontributor terbesar yaitu masing masing mencapai 42,87 dan 12,87 dari seluruh total pendapatan perbankan syariah. Di lain pihak, seiring dengan bertambahnya jumlah bank syariah baru, dan adanya tambahan modal disetor pada beberapa bank syariah, terjadi peningkatan yang signifikan pada ekuitas perbankan syariah.

2. Perkembangan Financing to Deposit RatioFDR

FDR disebut juga rasio kredit terhadap total dana pihak ketiga yang digunakan untuk mengukur dana pihak ketiga yang disalurkan dalam bentuk kredit. Penyaluran kredit merupakan kegiatan utama bank yang berasal dari kegiatan ini. Deposit atau simpanan masyarakat pada suatu bank membawa konsekuensi semakain besarnya resiko yang ditanggung oleh bank yang bersangkutan. Tinggi rendahnya rasio ini menunjukan tingkat likuiditas bank tersebut. Berdasarkan surat edaran bank Indonesia No 265BPPP tanggal 29 Mei 1993, besarnya FDR telah ditentukan oleh bank Indonesia tidak boleh melebihi 110. Yang berarti bank boleh memberikan kredit atau pembiayaan melebihi jumlah dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun asalkan tidak melebihi 100 Muhammad 2005: 55. Tujuan penting dari perhitungan FDR adalah untuk mengetahui serta menilai sampai berapa jauh bank memliki kondisi sehat dalam menjalankan operasi atau kegiatan usahanya. Dengan kata lain FDR digunakan sebagai suatu indikator untuk mengetahui tingkat kerawanan suatu bank. Perkembangan FDR periode 2009-2011 dapat dilihat padagambar dibawah ini: 66 Gambar 4.3 Perkembangan Financing to Deposit Ratio Periode Maret 2009 – Desember 2011 Berdasarkan dengan gambar 4.3 dapat diketahui bahwa nilai FDR tertinggi terjadi pada bulan Maret 2009 sebesar 103,3 dan angka terendah terjadi pada bulan Januari 2010 sebesar 88,67 . Pertumbuhan jumlah pembiayaan yang tidak secepat pertumbuhan DPK menyebabkan FDR bank syariah mengalami penurunan. Namun demikian, FDR sebesar 88,67 tersebut masih menunjukkan efektifitas fungsi intermediasi bank syariah yang tetap terjaga, dengan FDR bank syariah lebih tinggi dari LDR bank konvensional sebesar 72,88. Tahun 2010 memberikan tantangan bagi perbankan syariah untuk dapat meningkatkan produktivitas dan kontribusinya dalam mendukung perekonomian nasional. Semakin berkurangnya tekanan krisis global, pulihnya daya beli masyarakat dan mulai membaiknya aktivitas sektor riil, serta bertambahnya jumlah BUS baru secara bersama-sama memberikan dampak positif bagi kinerja perbankan syariah. Selama tahun 2010, kinerja perbankan syariah relatif baik ditandai dengan pertumbuhan yang tinggi pada sejumlah indikator utama 75 80 85 90 95 100 105 M ar 9 Ju n 9 Sep 9 D ec 9 M ar 1 Ju n 1 Sep 1 D ec 1 M ar 1 1 Ju n 1 1 Sep 1 1 D ec 1 1 FDR FDR

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Loan to Deposit Ratio, dan Return on Asset terhadap Penyaluran Kredit Bank Pembangunan Daerah di Indonesia

1 79 118

Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Beban Operasi Terhadap Pendapatan Operasi, Net Interest Margin, Dan Loan To Deposit Ratio Terhadap Return On Asset Pada Bank Pembangunan Daerah

1 85 110

Studi Beda Capital Adequacy Ratio Bank Swasta Nasional dan Bank Asing di Bursa Efek Indonesia Studi Kasus Periode 2007-2010

0 30 103

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Capital Adequacy Ratio, Loan To Deposit Ratio Dan Non Performing Loan Terhadap Volume Kredit Pada Bank Yang Terdapat Di BEI

1 44 94

Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Operational Efficiency Ratio, Financing To Deposit Ratio Terhadap Return On Asset Bank Mega Syariah Indonesia

2 41 105

Pengaruh CAR (Capital Adequacy Ratio), FDR (Financing To Deposit Ratio), Dan NPF (Non Performing Financing) Terhadap Return Bagi Hasil Deposito Mudharabah Pada Perbankan Syariah Periode 2010-2014

1 98 90

Analisis Pengaruh Suku Bunga, Inflasi, Capital Adequacy Ratio, Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional, dan Non Performing Financing terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia

0 33 104

Pengaruh Likuiditas Terhadap Capital Adequacy Ratio Industri Perbankan di Bursa Efek Indonesia

1 63 116

Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Debt to Equity Ratio (DER), Return on Asset (ROA) dan Financing To Deposit Ratio (FDR) terhadap Risiko Likuiditas pada bank Umum Syariah di Indonesia Periode tahun 2008-2012

1 13 112

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR)

0 0 11