Uji Koefisien Determinasi R

62

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Perkembangan

Capital Adequacy Ratio CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bankyang mengandung resiko kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank di samping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank, seperti dana masyarakat, pinjaman utang, dan lain-lain. Dengan kata lain, Capital Adequacy Ratioadalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit yang diberikan. CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang berisiko.Perkembangan capital adequacy ratio CAR periode 2009-2011 dapat dilihat padagambar dibawah ini: Gambar 4.1 Perkembangan Capital Adequacy Ratio Periode Maret 2009 – Desember 2011 10 20 30 M ar 9 M ay 9 Ju l 9 Sep 9 N o v 9 Jan 1 M ar 1 May 1 Ju l 1 Sep 1 N o v 1 Jan 1 1 M ar 1 1 May 1 1 Ju l 1 1 Sep 1 1 N o v 1 1 CAR CAR 63 Berdasarkan dengan gambar 4.1 dapat diketahui bahwa nilai CAR tertinggi terjadi pada awal bulan yaitu pada bulan Januari 2011 sebesar 20,23 dan angka terendah terjadi pada bulan Desember 2009 sebesar 10,77 . Perbankan syari`ah di Indonesia hingga tahun 2011 ini menunjukkan perkembangan yang sangat menggembirakan, baik secara kualitas maupun kuantitas. Begitu pula dengan CAR yang ada di dalamnya, rata-rata Capital Adequacy Ratio pada tahun 2010 tercatat sebesar 16,24, meningkat dari 10,78 pada tahun sebelumnya. Dengan besaran rasio tersebut, maka perbankan syariah masih memiliki kemampuan yang memadai untuk melakukan ekspansi. Sehingga dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa Capital Adequacy Ratio dari tahun 2009 hingga tahun 2011 mengalami perkembangan yang cukup tinggi, meskipun sempat terjadi penurunan pada bulan-bulan tertentu.

2. Perkembangan Return on Assets ROA

Dalam penentuan tingkat kesehatan suatu bank, Bank Indonesia lebih mementingkan penilaian besarnya ROA karena Bank Indonesia sebagai pembina dan pengawas perbankan lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan asset yang dananya sebagian besar berasal dari dana simpanan masyarakat. Suatu bank dapat dimasukkan dalam kategori sehat apabila memiliki rasio ROA minimal 1,5. ROA diperoleh dengan cara membandingkan antara laba sebelum pajak earning before interest tax EBIT terhadap total assets. EBIT merupakan pendapatan bersih sebelum bunga dan pajak.Total assets merupakan total asset 64 perusahaan dari awal tahun dan akhir tahun. Total assets yang lazim digunakan untuk mengukur ROA sebuah bank adalah jumlah dari asset-asset produktif yang terdiri dari penempatan surat-surat berharga seperti Sertifikat Bank Indonesia, Surat Berharga Pasar Uang, penempatan dalam saham perusahaan lain, penempatan dalam Call Money atau Money Market dan penempatan dalam bentuk kredit kredit konsumtif maupun produktif baik kepada perorangan maupun institusi atau perusahaan. Perkembangan ROA periode 2009-2011 dapat dilihat padagambar dibawah ini: Gambar 4.2 Perkembangan Return on Asset Periode Maret 2009 – Desember 2011 Berdasarkan dengan gambar 4.2 dapat diketahui bahwa nilai ROA tertinggi terjadi pada bulan Maret 2009 sebesar 2,44 dan angka terendah terjadi pada bulan mei 2010 sebesar 1,25 . Bila dibandingkan tahun 2009, ROA mengalami sedikit peningkatan hingga saat ini. Peningkatan ROA tersebut antara lain disebabkan karena adanya peningkatan Net Operation Margin akibat meningkatnya pendapatan atas pembiayaan yang dilakukan perbankan syariah di 0.5 1 1.5 2 2.5 3 M ar 9 M ay 9 Ju l 9 Sep 9 N o v 9 Jan 1 M ar 1 M ay 1 Ju l 1 Sep 1 N o v 1 Jan 1 1 M ar 1 1 M ay 1 1 Ju l 1 1 Sep 1 1 N o v 1 1 ROA ROA

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Loan to Deposit Ratio, dan Return on Asset terhadap Penyaluran Kredit Bank Pembangunan Daerah di Indonesia

1 79 118

Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Beban Operasi Terhadap Pendapatan Operasi, Net Interest Margin, Dan Loan To Deposit Ratio Terhadap Return On Asset Pada Bank Pembangunan Daerah

1 85 110

Studi Beda Capital Adequacy Ratio Bank Swasta Nasional dan Bank Asing di Bursa Efek Indonesia Studi Kasus Periode 2007-2010

0 30 103

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Capital Adequacy Ratio, Loan To Deposit Ratio Dan Non Performing Loan Terhadap Volume Kredit Pada Bank Yang Terdapat Di BEI

1 44 94

Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Operational Efficiency Ratio, Financing To Deposit Ratio Terhadap Return On Asset Bank Mega Syariah Indonesia

2 41 105

Pengaruh CAR (Capital Adequacy Ratio), FDR (Financing To Deposit Ratio), Dan NPF (Non Performing Financing) Terhadap Return Bagi Hasil Deposito Mudharabah Pada Perbankan Syariah Periode 2010-2014

1 98 90

Analisis Pengaruh Suku Bunga, Inflasi, Capital Adequacy Ratio, Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional, dan Non Performing Financing terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia

0 33 104

Pengaruh Likuiditas Terhadap Capital Adequacy Ratio Industri Perbankan di Bursa Efek Indonesia

1 63 116

Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Debt to Equity Ratio (DER), Return on Asset (ROA) dan Financing To Deposit Ratio (FDR) terhadap Risiko Likuiditas pada bank Umum Syariah di Indonesia Periode tahun 2008-2012

1 13 112

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR)

0 0 11