Pertimbangan Majelis Hakim Analisis Pertimbangan Dasar Putusan Hakim

Agama Jakarta Pusat dan masih dalam proses banding sebagaimana telah diuraikan di atas. Dapat disimpulkan bahwa menurut Majelis Hakim setidak-tidaknya ada dua alasan pokok permohonan sita marital ini, yaitu yang pertama adanya “Qarinah” persangkaan kuat Majelis Hakim adanya hubungan antara Termohon tersendiri bahkan sudah sampai ke tingkat nikah sirriy antara Termohon dengan MY yang dengan nya melahirkan seorang anak perempuan. Alasan kedua adanya keinginan Termohon menceraikan Pemohon secara legal formal, sehingga kedua alasan tersebut mengakibatkan Pemohon punya kekhawatiran yg beralasan terhadap keselamatan dan keamanan harta bersama dengan Termohon, dan sangat khawatir hal itu akan merugikan dirinya dan anak-anaknya dikemudian hari, dan Majelis Hakim menerima alasan sita marital seperti itu, sehingga permohonan sita maritalnya dapat dikabulkan.

2. Putusan Majelis Hakim

Dalam putusan Majelis Hakim dalam perkara Nomor 549Pdt.G2007PA.JP mengenai pengajuan permohonan sita marital terhadap harta bersama yang mana suami isteri tersebut masih terikat dalam perkawinan yang sah berdasarkan pasal 95 Ayat 1 Kompilasi Hukum Islam ini tidak berakibat kepada pembagian harta bersama di antara suami isteri itu, namun berdasarkan pasal 95 ayat 2 Kompilasi Hukum Islam pada keadaan tertentu memang diperlukan izin dari Pengadilan Agama untuk melakukan perbuatan hukum terhadap harta bersama yang telah diletakkan sita itu, karena dalam Kompilasi Hukum Islam KHI pasal 95 itu ialah untuk menjamin keamanan harta bersama agar salah satu pihak tidak dapat melaksanakan perbuatan yang merugikan dan membahayakan harta bersama itu. Berdasarkan pertimbangan Majelis Hakim pada perkara No 549Pdt.G2007PA.JP dalam pokok perkara nya Majelis Hakim memutuskan mengabulkan permohonan Pemohon sebagian; menetapkan telah diletakkan Sita Jaminan Conservatoir Beslag atas harta bersama Pemohon H Binti AK dengan Termohon BT Bin S yang mana dari 119 harta yang diajukan Pemohon untuk diletakkan sita, Majelis Hakim hanya mengabulkan delapan saja; menyatakan Sita Jaminan Conservatoir Beslag tersebut sah dan berharga; menyatakan permohonan Pemohon untuk selain dan selebihnya tidak dapat diterima NO= Niet Onvantkelijke Verklaard dan membebankan kepada Pemohon untuk membayar biaya perkara yang hingga kini sebesar Rp. 12.898.000 Dua belas juta delapan ratus sembilan puluh delapan ribu rupiah.

C. Analisis Penulis

Menurut hemat penulis sita marital yang disebut di dalam Kompilasi Hukum Islam sebagai sita jaminan atas harta bersama hanya diatur secara tegas dalam Pasal 95 Kompilasi Hukum Islam KHI. Sifat sita yang diatur dalam Pasal 95 Kompilasi Hukum Islam KHI tidak selalu bersifat assesoir, sehingga dalam pengajuan nya dapat berdiri sendiri. Tujuan dari adanya sita marital itu sendiri antara lain adalah untuk membekukan harta bersama suami isteri melalui penyitaan, agar tidak berpindah kepada pihak ketiga selama proses perceraianpembagian harta bersama berlangsung. 3 Sedangkan fungsi dimohonkannya sita marital adalah untuk melindungi, hak pemohon sita marital dengan menyimpan atau membekukan barang yang disita agar jangan sampai jatuh di tangan pihak ketiga. 4 Permohonan sita marital terhadap harta bersama yang diajukan ke Pengadilan sendiri dapat dimintakan bersama-sama dengan gugatan perceraian dan dapat pula permohonan sita marital terhadap harta bersama diajukan di luar gugatan perceraian. 5 Berdasarkan hukum acara yang berlaku pun, tidak ada pengaturan khusus bahwa pengajuan sita harus selalu assesoir dengan gugatan pokok. Dalam praktik yang berlaku umum, permohonan sita selalu diajukan dalam bentuk assesoir, namun dalam Kompilasi Hukum Islam KHI Pasal 95 mengatur secara khusus, yang mana pengajuan permohonan sita marital dapat dilakukan secara berdiri sendiri di luar adanya permohonan gugatan cerai, karena 3 Yahya Harahap, Hukum Acara Perdata: Permasalahan dan Penerapan Conservatoir Beslag Sita Jaminan, h. 369. 4 Soedikno Mertokusumo, Hukum Acara Perdata Indonesia, h. 92. 5 Wawancara dengan Hakim Anggota I Perkara No. 549Pdt.G2007PA.JP, Ibu Drs. Hj. ErniZurnilah, MH. Tanggal 14 April 2014.