4. Penghasilan Harta Bersama dan Harta Bawaan
Penghasilan yang berasal dari harta bersama menjadi yuridiksi harta bersama. Ini adalah suatu hal yang logis adanya. Tetapi bukan hanya
barang yang berasal dari harta bersama saja yang menjadi yuridiksi harta bersama, melainkan juga penghasilan dari harta pribadi suami atau isteri.
Sekalipun hak dan kepemilikan harta pribadi mutlak berada di bawah kekuasaan pemiliknya, namun harta pribadi itu tidak lepas fungsinya dari
kepentingan keluarga. Barang pokoknya memang tidak boleh diganggu gugat, tetapi hasil dari barang tersebut menjadi yuridiksi harta bersama.
Ketentuan ini berlaku sepanjang suami-isteri tidak menentukan lain dalam perjanjian perkawinan.
21
5. Segala Penghasilan Pribadi Suami Isteri
Segala hal yang menyangkut penghasilan pribadi suami isteri baik dari keuntungan yang diperoleh dari perdagangan masing-masing ataupun
hasil perolehan masing-masing pribadi sebagai pegawai, menjadi yuridiksi harta bersama suami isteri. Hal ini ditegaskan dalam Putusan Mahkamah
Agung Tanggal 11 Maret 1971 No. 454 KSip1970. Penggabungan penghasilan pribadi dengan sendirinya terjadi menurut hukum, sepanjang
suami isteri tidak menentukan hal lainnya dalam perjanjian perkawinan.
22
21
Ibid. h. 318.
22
Ibid.
D. Terbentuknya Harta Bersama
Undang-Undang Perkawinan No 1 Tahun 1974 menyebutkan bahwa harta benda yang diperoleh selama perkawinan menjadi harta bersama. Artinya
terbentuknya harta bersama dalam perkawinan ialah sejak saat tanggal terjadinya perkawinan sampai ikatan perkawinan tersebut bubar.
23
Dengan demikian, harta apapun yang diperoleh terhitung sejak saat dilangsungkan akad
nikah sampai saat pernikahan bubar, baik karena salah satu pihak meninggal dunia atau karena perceraian, maka seluruh harta tersebut dengan sendirinya
menurut hukum menjadi harta bersama. Kecuali jika harta yang diperoleh berupa warisan atau hibah oleh salah satu pihak. Harta tersebut tidak termasuk
di dalam harta bersama, tetapi termasuk dalam harta pribadi si penerima. Menurut Sayuti Thalib, harta bersama terbentuk pada saat terjadinya
syirkah. Adapun syirkah dapat terjadi melalui cara-cara sebagai berikut : 1.
Adanya perjanjian syirkah secara tertulis atau lisan yang diucapkan sebelum atau sesudah terjadinya akad nikah.
2. Adanya peraturan yang telah ditentukan oleh undang-undang atau
peraturan perundang-undangan lain bahwa harta yang dimaksud adalah harta bersama suami isteri.
3. Syirkah yang diperoleh atas usaha selama masa perkawinan, dimana
syirkah tersebut berjalan dengan sendirinya yang mana suami dan
23
Yahya Harahap, Kedudukan Kewenangan dan Acara Peradilan Agama Undang-Undang No. 7 Tahun 1989, Jakarta : Pustaka Kartini, 1997, Cet. Ke- 3 , h. 299.