Akibat Hukum Sita Marital Terhadap Harta Bersama

53

BAB IV ANALISIS PUTUSAN NOMOR 549Pdt.G2007PA.JP TENTANG

PERMOHONAN SITA MARITAL Marital Beslag TERHADAP HARTA BERSAMA DI LUAR GUGATAN PERCERAIAN A. Permohonan Sita Marital Marital Beslag Terhadap Harta Bersama Di Luar Gugatan Perceraian

1. Duduk Perkara

Dalam duduk perkara mengenai putusan Pengadilan Agama Jakarta Pusat No. 549Pdt.g2007PA.JP merupakan putusan kasus permohonan sita marital yang diajukan oleh H Binti AK yang memberi kuasa berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 5 November 2007 kepada Dr. Todung Mulya Lubis SH,LLM, Lelyana Santosa, SH., Arin Tjahjadi Muljana, SH., Cyndy Panjaitan, SH., dan kawan-kawan yang mana masing-masing adalah advokat pada Lubis, Santosa Maulana Law Office, selanjutnya disebut sebagai PemohonIstri yang mengajukan permohonan sita marital terhadap BT Bin SH yang memberi Kuasa berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 7 Januari 2008 kepada Juan Felix Tempubolon, SH, MH, Devi Selvana, SH, Wimboyono Seno Adji, SH,MH, Mundyah Titi Respati, SH dan kawan- kawan, masing-masing advokat dari Kantor Hukum Juan Felix Tampubolon Partners dan Kantor Pengacara dan Konsultan Hukum Prof. Oemar Seno Adji, SH dan Rekan yang selanjutnya disebut sebagai TermohonSuami. Pemohon dalam surat permohonannya tertanggal 2007 yang didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Agama Jakarta Pusat Nomor 549Pdt.G2007PA.JP, telah mengajukan permohonan Sita Marital Marital Beslag terhadapharta bersama yang diajukan kepada Termohon di luar gugatan perceraian yang didasarkan pada Pasal 95 ayat 1 Kompilasi Hukum Islam KHI jo. Pasal 186 KUHPerdata. Pemohon telah melangsungkan pernikahan yang sah menurut hukum dengan Termohon selama 26 tahun yang dilangsungkan pada tanggal 24 Oktober 1981, dan hingga saat perkara permohonan sita marital ini diajukan Pemohon dan Termohon masih terikat dalam suatu pernikahan yang sah, dan telah dikarunia 3 tiga orang anak kandung, yakni : GS Perempuan, 25 Tahun, BP Laki-laki, 21 Tahun, BA Laki-laki, 17 Tahun. Meskipun Pemohon dan Termohon masih dalam terikat dalam perkawinan perlu dilakukan tindakan prevensi terhadap keselamatan harta bersama karena Pemohon khawatir Termohon melakukan perbuatan yang merugikan dan membahayakan harta bersama berupa pemborosan karena Termohon mempunyai hubungan gelap dengan wanita lain yang bernama MY, dan hubungan gelap tersebut sampai ke taraf nikah sirry dan telah dikarunia anak bersama SK. Ada persangkaan kuat bahwa Termohon telah memberikan ataupun melakukan pemborosan terhadap harta bersama dengan wanita lain tersebut bahkan sampai saat Pemohon mengajukan permohonan ini wanita lain serta anaknya tersebut diduga telah menempati rumah yang termasuk di dalam harta bersama milik Pemohon dan Termohon, yang mana wanita lain tersebut telah dibolehkan oleh Termohon untuk menikmati harta milik Pemohon dan Termohon. dengan demikain Pemohon mengajukan permohonan kepada Pengadilan Agama Jakarta Pusat untuk dapat menetapkan sita marital atau meletakan sita terhadap harta bersama milik Pemohon dan Termohon agar Termohon tidak melakukan transaksi jual-beli, menggadaikan, menjaminkan, atau menerima sebagai jaminan atau transaksi- transaksi lain yang bersifat mengalihkan kepemilikan terhadap harta-harta bersama demi menghindari adanya tuntutan hukum berupa pidana maupun penggelapan. Berdasarkan alasan-alasan, dalil-dalil serta fakta-fakta hukum di atas, Pemohon mengajukan permohonan kepada Pengadilan Agama Jakarta Pusat untuk mengeluarkan penetapan yang isinya sebagai berikut : 1 Mengabulkan permohonan sita marital maritale beslag yang diajukan oleh Pemohon; 2 Menetapkan bahwa harta-harta kekayaan yang telah diuraikan dalam permohonan sita marital dinyatakan sebagai harta bersama; 3 Menyatakan sah permohonan sita marital maritale beslag yang diajukan oleh Pemohon. Ikatan perkawinan antara Pemohon dan Termohon masih dalam proses perceraian. Termohon memasukkan permohonan izin thalaq ke Pengadilan Agama Jakarta Pusat pada tanggal 16 Januari 2005,