D. Terbentuknya Harta Bersama
Undang-Undang Perkawinan No 1 Tahun 1974 menyebutkan bahwa harta benda yang diperoleh selama perkawinan menjadi harta bersama. Artinya
terbentuknya harta bersama dalam perkawinan ialah sejak saat tanggal terjadinya perkawinan sampai ikatan perkawinan tersebut bubar.
23
Dengan demikian, harta apapun yang diperoleh terhitung sejak saat dilangsungkan akad
nikah sampai saat pernikahan bubar, baik karena salah satu pihak meninggal dunia atau karena perceraian, maka seluruh harta tersebut dengan sendirinya
menurut hukum menjadi harta bersama. Kecuali jika harta yang diperoleh berupa warisan atau hibah oleh salah satu pihak. Harta tersebut tidak termasuk
di dalam harta bersama, tetapi termasuk dalam harta pribadi si penerima. Menurut Sayuti Thalib, harta bersama terbentuk pada saat terjadinya
syirkah. Adapun syirkah dapat terjadi melalui cara-cara sebagai berikut : 1.
Adanya perjanjian syirkah secara tertulis atau lisan yang diucapkan sebelum atau sesudah terjadinya akad nikah.
2. Adanya peraturan yang telah ditentukan oleh undang-undang atau
peraturan perundang-undangan lain bahwa harta yang dimaksud adalah harta bersama suami isteri.
3. Syirkah yang diperoleh atas usaha selama masa perkawinan, dimana
syirkah tersebut berjalan dengan sendirinya yang mana suami dan
23
Yahya Harahap, Kedudukan Kewenangan dan Acara Peradilan Agama Undang-Undang No. 7 Tahun 1989, Jakarta : Pustaka Kartini, 1997, Cet. Ke- 3 , h. 299.
isteri bersama-sama memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka dalam mencari dan membiayai kebutuhan hidup mereka.
Berdasarkan hal tersebut, untuk mengantisipasi terjadinya segala persoalan yang akan menimpa rumah tangga pasangan suami isteri dikemudian
hari, upaya preventif perlu dilakukan oleh pasangan yang hendak menikah untuk membuat perjanjian perkawinan secara tertulis mengenai harta bersama
dalam perkawinannya. Karena ada pendapat yang mengatakan bahwa dengan akad nikah saja tidak cukup menjadi patokan terbentuknya harta bersama,
maka lebih baik harta bersama itu terbentuk pada saat dilakukan perjanjian syirkah dalam perkawinan.
E. Pembagian Harta Bersama
Menurut Undang-Undang Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974 dalam pasal 35 menentukan bahwa harta benda yang diperoleh selama perkawinan
menjadi harta bersama dan harta bawaan dari masing-masing suami dan istri baik itu diperoleh dari hadiah atau warisan merupakan harta yang ada di bawah
penguasaan masing-masing sepanjang para pihak mennetukan lain. Berdasarkan pasal tersebut dapat disimpulkan bahwa menurut
Undang-Undang Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan harta bersama suami isteri, hanyalah meliputi harta-harta yang diperoleh suami isteri
sepanjang perkawinan saja artinya harta yang diperoleh selama tenggang waktu, antara saat peresmian perkawinan, sampai perkawinan tersebut putus,
baik putusnya karena kematian salah seorang diantara mereka cerai mati,