Harta Bersama yang terdiri dari Pengertian dan Tujuan Sita Marital,Ruang Lingkup Penerapan Sita Marital, Permohonan Sita Marital, Tata Cara
Pelaksanaan Penyelesaan Sita Marital, dan Akibat Hukum Sita Marital
terhadap Harta Bersama. Bab Keempat,Analisis Putusan Perkara Nomor 549Pdt.G2007PA. Tentang
Permohonan Sita Marital Marital Beslag terhadap Harta Bersama di Luar Gugatan Perceraian. Yang terdiri dari Permohonan Sita Marital Marital
Beslag terhadap Harta Bersama di Luar Gugatan Perceraian, Analisis Pertimbangan Dasar Putusan Hakim, serta Analisis Penulis.
Bab Kelima,Merupakan kesimpulan dari hasil penelitian yang menjawab
permasalahan penelitian dan juga berisi saran-saran untuk pengembangan penelitian berikutnya.
18
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HARTA BERSAMA
A. Pengertian Harta Bersama
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia terdapat mengenai pengertian harta bersama yakni ialah harta yang diperoleh secara bersamaan di dalam
Perkawinan.
1
Sedangkan menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan yang diatur dalam Pasal 35 Ayat 1 bahwa harta bersama
adalah harta yang diperoleh selama istri diikat dalam suatu perkawinan.
2
yang mana akibat dari perkawinan tersebut ialah terjadinya penyatuan harta
kekayaan suami dan istri . Di dalam Kompilasi Hukum Islam KHI pada Pasal 1 Huruf f
dirumuskan sebagai berikut : “Harta kekayaan dalam perkawinan atau syirkah adalah harta yang diperoleh baik sendiri-sendiri atau bersama suami isteri
dalam ikatan perkawinan berlangsung dan selanjutnya disebut harta bersama, tanpa mempersoalkan terdaftar atas nama siapapun.”
Menurut KUH Perdata Pasal 119 tentang harta bersama, harta bersama itu diperoleh sejak saat dilangsungkannya perkawinan, maka menurut hukum
1
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pusataka, 1988, h. 299.
2
Abdul Manan, Aneka Masalah Hukum Perdata Islam di Indonesia, Jakarta : Kencana, 2008, Cet. Kedua , h. 113.