itulah maka perlu perumusan strategi untuk merancang dan menyeleksi berbagai strategi pada pencapaian misi dan tujuan organisasi.
d. Implementasi strategi
“Implementasi strategi sering kali disebut dengan tahap pelaksanaan dalam manajemen strategi
”.
37
Apabila strategi telah dirumuskan maka strategi tersebut harus dikembangkan secara logis dalam bentuk tindakan. Agar
penerapan strategi organisasi dapat berhasil dengan baik, manajer harus memiliki gagasan mengenai isu-isu yang berbeda dan bagaimana cara
mengatasinya. e.
Pengawasan Setelah strategi diterapkan atau diimplementasikan, tahap selanjutnya
yaitu pengawasan. Pengawasan disini untuk mengontrol agar strategi dapat berjalan sesuai rencana.
f. Evaluasi strategi
Tahap selanjutnya yaitu evaluasi atau penilaian strategi. Hal ini dilakukan guna mengetahui apakah strategi yang sudah dilaksanakan efektif atau
tidak. Jika tidak, maka pemimpin harus bertindak mencari solusi dengan mengadakan rapat untuk mengambil keputusan. Seperti yang dikemukan
oleh Fred R. David “tiga aktifitas dasar evaluasi strategi adalah 1 meninjau ulang faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi
saat ini, 2 mengukur kinerja, dan 3 mengambil tindakan korektif ”.
38
4. Strategi Rekrutmen Guru
Umumnya di setiap sekolah melakukan rekrutmen untuk mengisi kekosongan jabatan. Namun tidak semua sekolah memperhatikan bagaimana
rekrutmen guru yang baik. Padahal disinilah pemegang tanggung jawab proses belajar mengajar. Oleh karena itu sekolah harus memiliki strategi untuk
mendapatkan guru yang berkualitas.
37
Fred R. David, op. cit., h. 7.
38
Ibid., h. 8.
Strategi adalah cara atau taktik untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam hal ini kepala sekolah sebagai manajer harus “mengusahakan dan
mendayagunakan tenaga kependidikan dalam berbagai kegiatan yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan
”.
39
Khususnya dalam perencanaan sumber daya guru yaitu rekrutmen. Menurut Philip Suprastowo, kebutuhan akan guru perlu
disusun untuk mengetahui apakah jumlah guru yang ada pada sekolah sudah memadai baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya.
40
Sehubungan dengan hal tersebut, ada hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum merekrut guru, diantaranya pengetahuan yang baik mengenai sumber-
sumber tenaga pendidik. Dengan pengetahuan tentang sumber-sumber tenaga pendidik tersebut, maka diharapkan efektivitas dan efisiensi dalam usaha
memperoleh atau menarik personalia dapat ditingkatkan. Dengan kata lain tanpa pengetahuan yang baik tentang sumber-sumber tenaga pendidik maka efektivitas
dan efisiensi dalam usaha memperoleh personalia yang tepat baik secara kualitas dan kuantitas akan sulit diterapkan.
41
Menurut Undang-Undang No.14 tahun 2005, Pasal 8 bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan
rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
42
Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan pasal 28 ayat:
1 Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. 2 Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud pada ayat 1 adalah
tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah danatau sertifikat keahlian
yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
39
Imam Wahyudi, Pengembangan Pendidikan: Strategi Inovatif dan Kreatif dalam Mengelola Pendidikan Secara Komprehensif, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2012, h. 19.
40
Philip Suprastowo dkk. op. cit, h. 12.
41
Alex S. Nitisemito, Manajemen Personalia: Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1992, h. 32.
42
Philip Suprastowo dkk. op. cit, h. 13.