2 Metode Eksternal Sekolah
Metode eksternal sekolah adalah suatu cara yang dilakukan untuk mendapatkan guru dari luar. Adapun metode rekrutmen eksternal menurut
Veitzhal Rivai, yaitu: a
Walk-ins dan Write-ins adalah pelamar yang datang dan menulis lamaran sendiri.
b Rekomendasi dari staf dan pengajar teman, anggota keluarga staf
dan pengajar perusahaan sendiri, atau staf dan pengajar-staf dan pengajar perusahaan lain
c Pengiklanan
- Radio dan Televisi. Hanya sedikit presentasi yang menggunakan
radio dan televisi untuk mencari tenaga pendidik dan kependidikan. Sekolah merasa enggan untuk menggunakan
media ini karena mereka khawatir iklannya terlalu mahal.
- Surat kabar. Surat kabar secara telah menjadi metode yang paling
umum dalam rekrutmen eksternal. Surat kabar mencapai sejumlah besar calon tenaga pendidik dan kependidikan yang
ongkosnya relatif rendah setiap pemuatan.
28
d Agen-agen penempatan tenaga kerja. Penarikan tenaga kerja dapat
juga dilakukan melalui agen-agen penempatan tenaga kerja sebagai kantor penyalur kebutuhan lowongan pekerjaan dan pencari kerja.
e Lembaga-lembaga pendidikan dan pelatihan
f Departemen tenaga kerja selalu menampung SDM yang mencari
pekerjaan dan menyalurkan ke perusahaan-perusahaan yang membutuhkan.
g Tenaga-tenaga profesional mencari perusahaan.
h Organisasi-organisasi profesi atau keahlian.
i Asosiasi-asosiasi pekerja.
j Operasi-operasi militer.
k Program pelatihan kerja yang diselenggarakan pihak swasta.
27
Malayu S.P. Hasibuan. op. cit., h. 177.
28
Panduan Diklat, h. 70.
l Pekerja-pekerja sewaan, untuk menyesuaikan dengan kebutuhan
SDM jangka pendek, perusahaan bisa menarik staf dan pengajar honorer yang dibayar secara harian atau per-jam.
m Open house
Metode ini dilaksanakan dengan memperkenalkan seseorang pada perusahaan dengan tujuan menarik minat mereka untuk melamar
pada perusahaan tersebut. Dengan metode ini para pengunjung dapat mengetahui gambaran realistis tentang kondisi perusahaan.
29
Dari penjelasan yang di atas maka dapat disimpulkan, baik sumber dan metode dari internal atau eksternal dapat dimanfaatkan para tim rekrutmen dalam
memperoleh pelamar. Dari internal ataupun eksternal memiliki keuntungan dan kerugian masing-masing. Sehingga tim rekrutmen harus menelaah terlebih dahulu
untuk meminimalisir kerugian jika memakai salah satu ataupun kedua sumber dan metode.
B. Strategi Rekrutmen
1. Pengertian Strategi
Menurut Fred R. David strategi adalah alat untuk mencapai tujuan jangka panjang.
30
Sedangkan strategi bagi para manajer menurut Akdon Strategi adalah rencana berskala besar dengan orientasi masa depan, guna berinteraksi
dengan kondisi persaingan untuk mencapai tujuan perusahaan.
31
Strategik dalam manajemen sebuah organisasi, dapat diartikan “sebagai kiat, cara, dan taktik utama yang dirancang secara sistematis dalam melaksanakan
fungsi- fungsi manajemen yang terarah pada tujuan strategik organisasi”.
32
29
Veithzal Rivai, op. cit., h. 153.
30
Fred R. David, Manajemen Strategis: Konsep, Terj. dari Strategic Management: Concept and Cases oleh Setiyo Budi, Jakarta: Salemba Empat, 2006, h. 16.
31
John A. Pearce II dan Richard B. Robinson, Manajemen Strategis: Formulasi, Implementasi, dan Pengendalian, Terj. dari Strategic Management: Formulation, Implementation,
and Control oleh Yanivi Bachtiar dan Christine Jakarta: Salemba Empat, 2008, h. 6.
32
Dr. Akdon, M.Pd. Strategic Management For Educational Management Manajemen Strategik untuk Manajemen Pendidikan. Bandung: ALFABETA, h. 5.
Menurut Hamel dan Prahalad, sebagaimana dikutip oleh Husein Umar, Strategi didefinisikan sebagai berikut:
Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental senantiasa meningkat dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang
tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian, strategi selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan
dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti core
competencies. Perusahaan perlu mencari kompetensi inti di dalam bisnis yang dilakukan.
33
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa strategi adalah cara-cara yang ditetapkan terlebih dahulu secara sistematis dalam
melaksanakan fungsi manajemen untuk menentukan bagaimana organisasi akan berjalan ke arah tujuan yang ditetapkan.
2. Dimensi-dimensi Strategi
Strategi memiliki beberapa dimensi yang perlu diperhitungkan dan diketahui untuk mengurangi dampak elemen ketidakpastian dalam merumuskan
dan mengimplementasikan strategi tersebut. Dimensi-dimensi tersebut yaitu: a.
Dimensi keterlibatan manajemen puncak Pada tingkat manajemen puncak terdapat cara pandang yang menyeluruh
dalam berbagai tantangan dan tuntutan lingkungan internal dan eksternal yang sangat mungkin tidak terlihat oleh para manajer tingkat yang lebih
rendah. Sehingga keterlibatan manajemen puncak sangatlah diperlukan demi tercapainya tujuan organisasi.
b. Dimensi alokasi dana, sarana, dan prasarana
Dalam organisasi besar maupun kecil terdapat satuan kerja yang memerlukan dana, sarana, prasarana, dan tenaga kerja untuk dapat
berkarya dalam menyelesaikan tugasnya. Manajemen puncak ditugaskan memainkan peran stratejik dalam mengambil keputusan pada momen
tertentu untuk menentukan sifat alokasi dana, sarana dan prasarana dan
33
Husein Umar, Desain Penelitian Manajemen Strategik: Cara Mudah Meneliti Masalah- masalah Manajemen Strategik untuk Skripsi, Tesis, dan Praktik Bisnis, Jakarta: Rajawali Pers,
2010, Ed.1, cet.1, h 17.
tenaga yang mungkin melebihi apa yang dialokasikan pada satuan-satuan kerja lain.
c. Dimensi waktu keputusan stratejik
Salah satu ciri keputusan stratejik adalah jangkauan waktunya yang relatif jauh ke depan. Penting untuk diperhatikan bahwa sekali manajemen
puncak membuat suatu keputusan stratejik, atas dasar keputusan itulah citra organisasi diciptakan dan dipelihara. Mengubah keputusan stratejik
ditengah jalan akan membut dampak terhadap citra organisasi. Untuk menjamin kelestarian citra itulah mutlak perlu kehati-hatian dalam
membuat suatu keputusan stratejik. d.
Dimensi orientasi masa depan Keputusan stratejik yang diambil oleh manajemen didasarkan pada
antisipasi dan prakiraan yang mereka lakukan bukan didasarkan atas hal- hal yang sudah diketahuinya. Dengan sikap antisipatif dan proaktif,
manajemen akan lebih siap menghadapi tantangan perubahan yang akan terjadi dan tidak akan dihadapkan kepada situasi dadakan.
e. Dimensi konsekuensi isu stratejik yang multifaset
Keputusan stratejik biasanya menjangkau semua komponen atau unsur organisasi, baik dalam arti dana, sarana, prasarana, tenaga kerja maupun
dalam arti satuan-satuan kerja yang terdapat dalam organisasi seperti departermen, divisi, biro, bagian, seksi, direktorat dan lain sebagainya.
Oleh karena itu keputusan stratejik pasti melibatkan banyak komponen dan satuan kerja dalam organisasi sehingga diperlukan kehati-hatian dalam
membuat keputusan stratejik. f.
Dimensi lingkungan eksternal Organisasi
merupakan suatu
sistem yang
berinteraksi dengan
lingkungannya. Suatu organisasi biasanya mempengaruhi lingkungannya dan pasti dipengaruhi oleh kondisi eksternal yang faktor-faktornya pada
umumnya berada di luar kendali organisasi yang bersangkutan. Agar organisasi berhasil meraih keberhasilan yang didambakannya di masa
depan, faktor-faktor eksternal tersebut harus diperhitungkan dengan matang.
34
3. Tahapan Strategi
Tahapan strategi secara garis besar adalah sebagai berikut: a.
Analisis lingkungan Hal utama dalam menentukan atau membuat strategi yaitu menganalisis
lingkungan. Lingkungan disini mencakup semua faktor yang berada di dalam maupun diluar organisasi yang dapat mempengaruhi pencapaian
tujuan yang diinginkan. Analisis yang sering digunakan adalah analisis SWOT. “Analisis ini didasarkan pada asumsi bahwa strategi yang efektif
diturunkan dari kesesuaian yang baik antara sumber daya internal kekuatan dan kelemahan perusahaan dengan situasi eksternalnya
peluang dan ancaman”.
35
b. Penetapan misi dan tujuan
Setelah melakukan analisis lingkungan eksternal dan internal maka didapat informasi mengenai posisi organisasi. Berdasarkan informasi tersebut
selanjutnya ditentukan dan ditetapkan ke arah mana organisasi akan berjalan. Dalam menentukan arah organisasi terdapat dua indikator utama
yang digunakan, yaitu: Pertama, misi berfungsi sebagai raison d’etre,
menjelaskan mengapa organisasi tersebut ada.
36
Kedua, tujuan biasanya merefleksikan target yang akan dicapai organisasi.
c. Perumusan strategi
Setelah menetapkan visi dan tujuan organisasi, langkah selanjutnya adalah memastikan bahwa organisasi akan mencapai visi dan tujuannya. Untuk
34
Sondang P. Siagian, Manajemen Stratejik, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2004, Cet. 8, h. 17.
35
John A. Pearce II dan Richard B. Robinson, op. cit., h. 200.
36
Setiawan Hari Purnomo, Zulkieflimansyah. Manajemen Strategi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. h.16
itulah maka perlu perumusan strategi untuk merancang dan menyeleksi berbagai strategi pada pencapaian misi dan tujuan organisasi.
d. Implementasi strategi
“Implementasi strategi sering kali disebut dengan tahap pelaksanaan dalam manajemen strategi
”.
37
Apabila strategi telah dirumuskan maka strategi tersebut harus dikembangkan secara logis dalam bentuk tindakan. Agar
penerapan strategi organisasi dapat berhasil dengan baik, manajer harus memiliki gagasan mengenai isu-isu yang berbeda dan bagaimana cara
mengatasinya. e.
Pengawasan Setelah strategi diterapkan atau diimplementasikan, tahap selanjutnya
yaitu pengawasan. Pengawasan disini untuk mengontrol agar strategi dapat berjalan sesuai rencana.
f. Evaluasi strategi
Tahap selanjutnya yaitu evaluasi atau penilaian strategi. Hal ini dilakukan guna mengetahui apakah strategi yang sudah dilaksanakan efektif atau
tidak. Jika tidak, maka pemimpin harus bertindak mencari solusi dengan mengadakan rapat untuk mengambil keputusan. Seperti yang dikemukan
oleh Fred R. David “tiga aktifitas dasar evaluasi strategi adalah 1 meninjau ulang faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi
saat ini, 2 mengukur kinerja, dan 3 mengambil tindakan korektif ”.
38
4. Strategi Rekrutmen Guru