Ekstrakurikuler Gambaran Umum MAN Insan Cendekia Serpong

Surat Keputusan maka sekolah dapat melakukan rekrutmen. Mengingat status madrasah ini dibawah kewenangan Departemen Agama sehingga harus mengikuti prosedur yang ada. Meskipun demikian, madrasah diberikan kebebasan untuk merekrut gurunya sendiri. Sekolah melakukan rekrutmen pada waktu yang tidak menentu, berbeda bila dalam perusahaan atau lembaga-lembaga yang selalu melakukan rekrutmen sumber daya manusia hampir tiap tahunnya. Seperti yang dijelaskan oleh kepala Madrasah bahwa, “madrasah melakukan rekrutmen tidak menentu sesuai dengan kebutuhan saja. Jika gurunya sudah cukup maka tidak dilakukan rekrutmen”. 12 Kemudian ibu Peni sebagai wakil kepala madrasah bidang kurikulum menjelaskan, Sebelumnya rekrutmen tidak dilakukan oleh kami. Waktu dulu kami sama sekali tidak terlibat. Kemudian setelah tahun 2000 kesini kita terlibat di pembuatan soalnya. Selanjutnya kita terlibat seluruhnya. Artinya kita kelola sendiri dan kita mempertahankan sistem yang sudah baik. Kebutuhan kita kan berkembang, dulu kelasnya hanya sedikit sedangkan sekarang kelasnya bertambah dan adanya penambahan program sehingga diperlukan guru tambahan. Kita terakhir rekrutmen tahun 2010 setelah itu tidak menerima lagi. Karena ada keterbatasan kuota setelah itu tidak boleh. 13 Rekrutmen sebelumnya dilakukan oleh BPPT Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi sejak awal berdirinya madrasah sampai tahun 2000 dan akhirnya penyelenggaraan dilimpahkan kepada Departemen Agama. Rekrutmen yang diselenggarakan oleh BPPT dan tim rekrutmen saat ini tidak jauh berbeda. Hanya saja penyempurnaan sistem yang sudah ada. Sejak tahun 2010 kebutuhan akan guru sudah cukup maka tidak ada kegiatan pencarian guru baru. Diperkuat oleh penjelasan bapak Suwardi, M.Pd., sebagai kepala madrasah bahwa, Jumlah guru yang tersedia saat ini adalah 49 orang. Saat ini tidak ada kekurangan guru, justru sekarang kelebihan. Artinya kelebihan begini, guru itu kan ada kewajiban mengajar minimal 24 jam tetapi permata pelajaran, contoh saja misalkan guru geografi itu seminggu hanya 1 jam tetapi gurunya ada 2 atau misalnya lagi guru kimia kita 12 Lampiran 2, Suwardi, op. cit. 13 Lampiran 2, Persahini Sidik, wawancara tanggal 12 Februari 2014. butuh 4 orang tetapi yang mengajar 5 orang. Jadi saat ini guru tidak kurang jutru lebih. 14 Meskipun demikian bila suatu hari dibutuhkan guru baru maka rekrutmen akan dilaksanakan untuk melengkapi kekosongan yang ada. Seperti yang dijelaskan oleh kepala madrasah, bahwa Kalau kekurangan guru maka harus rekrut atau mencari. Kalau rekrutnya di IC kan ada dua jalur yaitu tambahan guru melalui rekrut PNS, itu yang merekrut pemerintah. Tetapi yang merekrut pemerintah ketika dikirimkan dari Kantor Wilayah Kementrian Agama Tingkat Provinsi ke IC kita harus tes. Karena standar CPNS dengan standar IC kan tidak sama. 15 Ada dua jalur tambahan guru yaitu melalui sekolah secara mandiri dan pemerintah PNS. Rekrutmen guru secara mandiri yaitu semua pelaksanaan rerutmen guru dari pengumuman sampai kepada penentuan penerimaan di pegang penuh oleh sekolah. Sedangkan jalur tambahan guru melalui PNS, pemerintah hanya mengirim guru yang direkomendasikan ke pihak sekolah kemudian di seleksi sendiri oleh tim rekrutmen yang dibentuk sekolah. Jika guru yang dikirimkan tidak lolos maka akan dikembalikan kepada Kemenag. Untuk melamar menjadi guru PNS dapat dilakukan jika ada kesempatan formasi. Wakil kepala madrasah bagian kurikulum menjelaskan, Kebanyakan kalau guru disini orangnya disini terlebih dahulu kemudian melamar PNS. Berbeda dengan sekolah lain, PNS dahulu baru ditempatkan. Karena sistem rekrutmen kita itu berbeda. Sistem rekrutmen kita itu tidak seperti PNS. Kalau PNS itu kan lebih kepada administratif, pada tes yang kita tidak tahu tetapi kita serahkan kesana. Kita tidak mau menerima orang yang latar belakangnya kita tidak seleksi sendiri. Makanya lebih banyak kita seleksi karena dia disini baru dia ikut PNS. 16 Berbagai peraturan pemerintah yang berkaitan dengan peraturan penerimaan guru baru di kaji oleh pihak madrasah agar guru yang didapatkan sesuai dengan standar nasional bahkan diatas standar nasional. 14 Lampiran 2, Suwardi, op. cit. 15 Ibid. 16 Lampiran 2, Persahini Sidik, op. cit.