Umum Perkotaan merupakan pusat segala kegiatan manusia, pusat produsen, pusat Konsep Sistem Drainase Perkotaan .1 Tipe dari Sistem Drainase

6

BAB II STUDI LITERATUR

2.1 Umum Perkotaan merupakan pusat segala kegiatan manusia, pusat produsen, pusat

perdagangan, sekaligus pusat konsumen. Di daerah perkotaan banyak fasilitas umum, transportasi, komunikasi, dan sebagainya. Saluran drainase di daerah perkotaan menerima tidak hanya air hujan, tetapi juga air buangan limbah rumah tangga dan limbah pabrik. Hujan yang jatuh di wilayah perkotaan kemungkinan terkontaminasi, manakala air itu memasuki dan melintasi atau berada pada lingkungan perkotaan tersebut. Sumber kontaminasi berasal dari udara asap, debu, uap, gas, dan lain-lain, bangunan danatau permukaan tanah dan limbah domestik rumah tangga yang mengalir bersama air hujan. Setelah melewati lingkungan perkotaan, air hujan, dengan atau tanpa limbah domestik, membawa polutan ke badan air. Urbanisasi yang terjadi di hampir seluruh kota besar di Indonesia akhir-akhir ini menambah beban daerah perkotaan menjadi lebih berat. Kebutuhan akan lahan, baik untuk pemukiman maupun kegiatan perekonomian meningkat, sehingga fungsi lahan sebagai retensi dan resapan menurun. Akibatnya aliran permukaan bertambah besar. Perubahan fungsi lahan dari hutan atau kawasan terbuka menjadi daerah terbangun juga mengakibatkan peningkatan erosi. Setiap perkembangan kota harus diikuti dengan evaluasi danatau perbaikan sistem drainase secara menyeluruh, tidak hanya pada lokasi pengembang, tetapi juga daerah sekitarnya yang terpengaruh. Tiurma Elita Saragi: Tinjauan Manajemen Sistem Drainase Kota Pematang Siantar, 2007. USU e-Repository © 2008 7 Sebagai contoh pengembangan suatu kawasan pemukiman di daerah hulu, perencanaan drainasenya tidak hanya dilakukan pada kawasan pemukiman tersebut, tetapi sistem drainase di hilir juga harus dievaluasi dan di redesain jika diperlukan. 2.2 Konsep Sistem Drainase Perkotaan 2.2.1 Tipe dari Sistem Drainase Istilah drainase ditujukan untuk proses pemindahan kelebihan air untuk mencegah hal yang tidak menyenangkan bagi publik, properti dan kehidupan. Di dalam area yang belum berkembang drainase terjadi secara alami sebagai bagian dari siklus hidrologi. Secara alamiah drainase tidak statis tetapi dapat berubah sesuai lingkungan dan kondisi fisik. Pengembangan dari area yang bertentangan dengan sifat alam akan menimbulkan kerawanan. Untuk ini diperlukan seorang ahli drainase agar pembangunan dilakukan tanpa merusak bagian yang penting di area tersebut. Sistem drainase dapat diklassifikasikan dalam beberapa kategori yaitu: a. Sistem drainase perkotaan b. Sistem drainase irigasi c. Sistem drainase jalan dan d. Sistem drainase lapangan udara 2.2.2 Sistem Drainase Perkotaan Di wilayah perkotaan, kontribusi curah hujan dapat meliputi 1 akibat air permukaan setelah hujan yaitu dari atap, lapanganhalaman, jalan dan lain-lain, 2 air Tiurma Elita Saragi: Tinjauan Manajemen Sistem Drainase Kota Pematang Siantar, 2007. USU e-Repository © 2008 8 limbah dari rumah tangga, bangunan komersial dan industri. Pembuangan seluruh air hujan perlu dialirkan atau dibuang agar tidak terjadi genangan atau banjir. Caranya yaitu dengan pembuatan saluran yang menampung air hujan yang mengalir di permukaan tanah tersebut. Sistem saluran diatas selanjutnya dialirkan ke sistem yang lebih besar. Sistem yang paling kecil juga dihubungkan dengan saluran rumah tangga, sistem infra struktur lainnya. Sehingga apabila cukup banyak limbah cair yang berada dalam saluran tersebut perlu diolah treatment. Sistem drainase perkotaan dapat dibagi menjadi 2 dua macam sistem, yaitu:

1. Sistem drainase utama Major urban drainage system adalah sistem saluran

badan air yang menampung dan mengalirkan air dari suatu daerah tangkapan air hujan catchment area. Biasanya sistem ini menampung aliran yang berskala besar dan luas seperti saluran drainase primer, kanal-kanal atau sungai-sungai. Sistem drainase mayor ini disebut juga sebagai sistem saluran pembuang maindrain utama Gambar 2.1. Sistem mayor biasanya meliputi saluran drainase pimer dan sekunder. Pada umumnya drainase mayor direncanakan untuk hujan dengan masa ulang 5 sampai 10 tahun sedangkan untuk pengendalian banjir untuk sunga-sungai besar dipakai periode ulang 25 sampai 50 tahun.

2. Sistem drainase lokal Minor urban drainage System adalah sistem saluran dan

bangunan pelengkap drainase yang menampung dan mengalirkan air dari daerah tangkapan hujan dimana sebagian besar di dalam wilayah kota. Pada umumnya drainase minor direncanakan untuk hujan dengan masa ulang 2 dan 5 tahun tergantung pada tata guna tanah yang ada. Sistem drainase untuk lingkungan Tiurma Elita Saragi: Tinjauan Manajemen Sistem Drainase Kota Pematang Siantar, 2007. USU e-Repository © 2008