Anggaran Drainase Kota Pematangsiantar

72 tersebut. Demikian juga setiap tahun ada anggaran rutin untuk operasi dan pemeliharaan drainase ini, dalam APBD Anggaran Pendapatan Belanja Daerah sumber dana dari DAU Dana Alokasi Umum dan ADB LOAN Asia Development Bank Loan. Pada seksi Pemeliharaan Drainase pada Sub Dinas Pemeliharaan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berlatar belakang sarjana teknik sipil. Dari hasil wawancara dengan Kepala Seksi operasi dan pemeliharaan, bahwa pembangunan dan peningkatan drainase kota Pematangsiantar adalah tanggung jawab dari Dinas Pekerjaan Umum dan mengangkat sedimen atau sampah yang di sisi saluran adalah tanggung jawab Dinas Kebersihan.

3.6 Pendanaan Drainase Kota Pematangsiantar

3.6.1 Anggaran Drainase Kota Pematangsiantar

Dalam undang-undang otonomi Daerah Republik Indonesia no:32 dan no:33 tahun 2004 Pasal 1 ayat 1 tentang perimbangan Keuangan antara Pemerintah pusat dan tentang Anggaran Pendapatan Belanja Daerah APBD. Pasal 18A ayat 2 Undang–Undang Dasar tahun 1945 mengamanatkan agar hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya antar Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah diatur dan dilaksanakan secara adil dan selaras berdasarkan Undang–Undang. Tiurma Elita Saragi: Tinjauan Manajemen Sistem Drainase Kota Pematang Siantar, 2007. USU e-Repository © 2008 73 Anggaran untuk pekerjaan drainase kota Pematangsiantar tercantum dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara melalui Dana Alokasi umum, Dana alokasi Khusus dan ADB Asean development Bank Loan. 3.6.2 Alokasi Anggaran Biaya Operasional Drainase Dalam setiap tahunnya sesuai dengan usulan yang telah dibuat, di kucurkan dana dari pemerintah melaluli APBD anggaran pendapatan belanja daerah untuk peningkatan drainase. Dana peningkatan ini didistribusikan untuk tahapan kegiatan kegiatan mulai dari studi kelayakan, perencanaan, pelaksanaan konstruksi serta operasi dan pemeliharaan. Dari alokasi dana untuk pelaksanaan konstruksi sehingga dapat diketahui berapa panjang saluran yang mampu dibangun dengan biaya perawatanperbaikan per M´ saluran drainase. Untuk operasi dan pemeliharaan disediakan dana sebesar 4 dari anggaran yang tersedia untuk pekerjaan drainase. Sesuai dengan kemampuan dana untuk pelaksanaan dan operasional perawatan drainase kota Pematangsiantar ini harus ditinjau kembali kondisi eksisting dari drainase sekunder yang rusak dan drainase tertier yang rusak agar disesuaikan dengan kemampuan dana yang tersedia. Tiurma Elita Saragi: Tinjauan Manajemen Sistem Drainase Kota Pematang Siantar, 2007. USU e-Repository © 2008 74

BAB IV ANALISA PENGELOLAAN DRAINASE

dan PERUMUSAN BEST MANAGEMENT PRACTISE BMP

4.1 Umum Perumusan Best Management Practise untuk pengelolaan drainase seyogianya

mencakup aspek teknik, aspek regulasi, aspek organisasi dan aspek ekonomi. Untuk mencapai BMP kita harus menentukan base line terlebih dahulu Robert. J. Reinold, 1998 yaitu: 1 Penentuan batas batas drainase dalam hal ini major sistim dan minor sistim; 2 Pendokumentasian drainase mana saja yang mengakibatkan banjir; 3 Uraian kondisi eksisting bagaimana pengoperasian drainase dan pemeliharan serta struktur organisasi; 4 Evaluasi pengoperasian dan pemeliharaan drainase kota serta struktur organisasinya; 5 Analisis untuk pemecahan masalah dan BMP sistim Drainase Kota. Bagan ilustrasi dari proses pengelolaan drainase perkotaan dapat kita lihat pada Gambar 4.1 dimana kondisi eksisting fisik dan manajemen melengkapi data sekunder yang merupakan satu kesatuan input yang saling berhubungan. Kemudian input informasi ini dievaluasi, apakah drainase berfungsi optimal dan selanjutnya muncul alternatif dan diseleksi. Dengan memahami kondisi eksisting dan permasalahannya serta alternatif-alternatif pemecahan, maka BMP dapat Tiurma Elita Saragi: Tinjauan Manajemen Sistem Drainase Kota Pematang Siantar, 2007. USU e-Repository © 2008