Drainase Jalan Air Buangan Kamar mandi dengan Drainase

49

3.2.9 Jembatan dan Gorong-gorong

Gorong–gorong adalah saluran tertutup yang mengalirkan air melewati jalan raya, jalan kereta api, atau timbunan lainnya yang biasanya terbuat dari beton atau baja dan bentuk penampang melintang gorong–gorong ada yang bulat juga persegi. Pada kota Pematangsiantar dari zaman Belanda sudah dibangun gorong–gorong dari besi baja cukup kokoh dan sampai saat ini masih berfungsi, yaitu disekitar jalan Sutomo juga jalan Sudirman melalui Adam Malik yang langsung membuang air ke Sungai Bahbolon. Drainase sekunder di kota Pematangsiantar disertai gorong-gorong untuk membawa air dari sungai melewati bawah jalan dan membawa air dari parit sisi jalan yang satu ke sisi jalan lain. Namun culvert ini tidak lagi berfungsi optimal karena saluran sekunder sepanjang badan penuh sampah dan sedimen; contoh di jalan Ahmad Yani, jalan Merdeka. Jembatan di Kota Pematangsiantar pada umumnya terletak pada jalan yang melintang dengan Sungai Bahbolon merupakan drainase primer yang terbentang dari Barat ke Timur Kota Pematangsiantar. Perbedaan jembatan dan gorong–gorong adalah gorong–gorong diletakkan dibawah perkerasan jalan, sedangkan dek jembatan merupakan bagian perkerasan. Biasanya jembatan mempunyai bentang yang lebih panjang dari gorong–gorong.

3.2.10 Drainase Jalan

Drainase jalan di kota Pematangsiantar banyak tidak berfungsi akibat sampah dan sedimen yang menumpuk disaluran hal ini menyebabkan genangan air dipermukaan jalan dan kerusakan jalan serta daerah sekitarnya. Hal ini terjadi karena Tiurma Elita Saragi: Tinjauan Manajemen Sistem Drainase Kota Pematang Siantar, 2007. USU e-Repository © 2008 50 tidak adanya pengelolaan yang baik dari perencana dan pelaksana dalam pemeliharaan drainase pada jalan tersebut. Dalam pelaksanaan pekerjaan jalan hal yang paling terpenting untuk diperhatikan dalam pembangunan jalan tersebut adalah masalah drainasenya namun hal ini selalu dianggap tidak begitu penting dan kurang menjadi perhatian pelaksana sehingga dalam kurun waktu yang tidak lama jalan kropos akibat genangan air yang merupakan musuh bagi aspal. Pada kota Pematangsiantar masih ada kita jumpai elevasi dari drainase lebih tinggi dari jalan jadi air dipermukaan jalan mengalir bukan ke drainase tapi karena keadaan topografi yang membantu air mengalir serta sungai–sungai yang cukup besar menampung debit air. Juga masih terdapatnya jalan yang tidak ada drainase dan mengakibatkan jalan cepat kropos serta kerusakan jalan sangat parah.

3.2.11 Air Buangan Kamar mandi dengan Drainase

Air buangan dari penduduk di kota Pematangsiantar yang mengalir ke drainase tertier demikian juga dari kawasan perumahan dan selanjutnya mengalir ke saluran sekunder. Untuk daerah kawasan perumahan, rumah penduduk di kota dalam hal air buangan sudah memakai pipa wastewater namun masih ada juga yang masih mempergunakan riol diameter 25 cm bahkan ada juga yang masih membuang limbah langsung ke drainase primer bagi penduduk yang tinggal di sekitar sungai. Air buangan kamar mandi dari penduduk di kawasan jalan Jorlang Hataran dikawasan tersebut ada pintu air dari sungai Bah kadang yang mencuci saluran namun debit air menjadi berkurang karena di belokkan masyarakat setempat untuk Tiurma Elita Saragi: Tinjauan Manajemen Sistem Drainase Kota Pematang Siantar, 2007. USU e-Repository © 2008 51 keperluan kolam kolam ikan yang mengakibatkan pencucian drainase terganggu ditambah lagi dengan sampah sampah yang banyak terdapat di saluran sehingga air yang bersumber dari Sungai Bah kadang ini terganggu kecepatan aliran tidak lagi deras dalam fungsinya guna membersihkan saluran tersebut sampai pajak Horas.

3.2.12 RUTR Rencana Umum Tata Ruang