Umum Faktor Penyebab Banjir di Kota Pematangsiantar

63

3.4 Analisa Penyebab Banjir

3.4.1 Umum

Banjir pada wilayah perkotaan urban storm water dapat terjadi karena curah hujan yang jatuh pada wilayah perkotaan tersebut terhambat pengalirannya ke lautdanausungai. Aliran curah hujan yang jatuh runoff, dan hubungannya dengan drainase sebagai sistim yang berkaitan dengan pembuangan limpasan air lihat Gambar 3.8. Besarnya volume hujan tergantung pada tingkat derasnya hujan rainfall intensity dalam periode waktu tertentu, dan dalam hidrologi penetapan besaran volume curah hujan dikenal sebagai penetapan periode ulang return period banjir. Dalam hal ini makin besar return period yang ditetapkan maka makin besar pula volume curah hujan debit yang harus ditampung oleh saluran drainase. Tiurma Elita Saragi: Tinjauan Manajemen Sistem Drainase Kota Pematang Siantar, 2007. USU e-Repository © 2008 64 Gambar 3.8 : Bagan alir curah hujan serta hubungannya dengan drainase

3.4.2 Faktor Penyebab Banjir di Kota Pematangsiantar

Pada Kota Pematangsiantar yang pertumbuhan penduduknya yang tidak merata dari tahun ke tahun yang mengalami peningkatan dan pertumbuhan ini menyebar di 6 enam kecamatan. Dengan pertumbuhan penduduk yang tidak merata di kota Pematangsiantar ini sangat berdampak kepada kapasitas dari saluran drainase Secara umum terjadinya genangan disebabkan oleh: Hujan Pemeliharaan Detailed Engineering Design Drainase Evaluasi Berfungsi Optimal ? Sampah Sedimen Operasional tdk td k ya ya Runoff Tiurma Elita Saragi: Tinjauan Manajemen Sistem Drainase Kota Pematang Siantar, 2007. USU e-Repository © 2008 65 a. Tidak berfungsinya saluran-saluran drainase dengan semestinya, disebabkan banyaknya sedimentasi, sampah yang terdapat di dalam saluran terbuka maupun saluran tertutup Gambar 3.9 Gambar 3.9: Kondisi saluran yang penuh sampah sedimen b. Kerusakan atau ketidaksempurnaan dari konstruksi saluran dan bangunan pelengkap. Yang paling banyak ditemui adalah kurangnya inlet drainase dari saluran-saluran tertutup yang ada di sisi jalan Gambar 3.10 Gambar 3.10: Gambar inlet saluran tertutup c. Kurang besarnya dimensi saluran yang ada karena perencanaan yang tepat atau perubahan dari catchment area yang kurang di diperhitungkan sebelumnya Gambar 3.11 Tiurma Elita Saragi: Tinjauan Manajemen Sistem Drainase Kota Pematang Siantar, 2007. USU e-Repository © 2008 66 Gambar 3.11: Dimensi saluran yang kurang tepat d. Perencanaan fasilitas kota yang tidak teratur, seperti pemasangan pipa-pipa air minum, pemasangan kabel-kabel listrik maupun telkomGambar 3.12 Gambar 3.12: Penenempatan fasilitas kota yang tidak teratur e. Penempatan gorong-gorong yang kurang tepat sehingga mengganggu jalannya aliran air terutama pada arah melintang Gambar 3.13 Gambar 3.13: Penempatan gorong-gorong yang kurang tepat Tiurma Elita Saragi: Tinjauan Manajemen Sistem Drainase Kota Pematang Siantar, 2007. USU e-Repository © 2008 67 f. Operasional dan pemeliharaan yang kurang optimal g. Kebijakan Pemerintah atas dukungannya dalam pengembangan dan implementasi perencanaan drainase h. Partisipasi masyarakat agar perduli dengan menjaga dan dan memelihara kebersihan drainase

3.4.3 Letak atau Lokasi Areal yang Tergenang Gambar terlampir