34
3.2.2 Topografi
Topografi kota Pematangsiantar bervariasi antara datar hingga bergelombang. Daerah bergelombang sampai berbukit disebelah utara dan barat, sementara di daerah
selatan dan timur merupakan daerah landai dengan kemiringan lahan antara 0 sampai 15. Kondisi demikian akan memberikan kemudahan dalam pengembangan
jaringan drainase, sebab dengan tingkat kemiringan yang bergelombang pengaliran dengan memanfaatkan gaya gravitasi lebih mudah.
3.2.3 Iklim
Kota Pematangsiantar terletak di dalam kabupaten Simalungun dengan ketinggian 400 sampai dengan 500 m diatas permukaan laut. Sehingga iklim di kota
Pematangsiantar menunjukkan iklim sedang dengan suhu maksimal rata rata 34,4ºC dan minimal rata rata 19,9ºC pada tahun 2003. Selama tahun 2003 kelembaban udara
rata rata 84,30, sedangkan kelembaban tertinggi pada bulan Januari mencapai 86,68. Curah hujan rata rata 256 mm, sedangkan curah hujan tertinggi terjadi pada
bulan September yaitu mencapai 537 mm.
3.2.4 Kependudukan Menurut data yang diperoleh, dari tahun 2000 sampai dengan 2005
pertumbuhan penduduk sebesar 2.7 atau sebesar 285.434 jiwa, dengan tingkat kepadatan penduduk saat ini 3.117,6 jiwakm2. Penyebaran penduduk di kota
Tiurma Elita Saragi: Tinjauan Manajemen Sistem Drainase Kota Pematang Siantar, 2007. USU e-Repository © 2008
35 Pematangsiantar masih terkonsentrasi pada pusat kota Kecamatan Siantar utara dan
terjarang di Kecamatan Siantar marihat. Penduduk kota Pematangsiantar adalah mayoritas suku batak simalungun, toba, karo dan mandailing disamping suku lain
yang menyebar di setiap kecamatan. Jumlah penduduk usia produktif di kota Pematangsiantar mencapai 28,61 dari 17,643 orang angkatan kerja. Data mengenai
pola pergerakan penduduk kota Pematangsiantar baik internal di lingkungan kota Pematangsiantar maupun eksternal keluar dari kota menuju lokasi lain belum
diperoleh secara rinci. Namun berdasarkan rencana tata ruang wilayah Sumatera Utara terlihat bahwa penduduk kota Pematangsiantar melakukan migrasi keluar dari
kota Pematangsiantar dan beorientasi ke kota Medan sebagai ibukota propinsi, baik untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi atau pendidikan yang lebih baik,
bekerja, rekreasi maupun untuk kegiatan lain.
3.2.5 Air Bersih