80 4. Maka biaya operasional pemeliharaan dalam satu satu bulan untuk 50
orang petugas adalah 50 x 8 x Rp 50.000,00 = Rp 20.000.000,00 Dua
puluh juta rupiah 4.2.3 Peningkatanperencanaan kembali Sistem Drainase
B erdasarkan data yang ada, panjang drainase sekunder Kota Pematangsiantar
adalah
136,40 km dan rusak 60 yaitu sepanjang 81,84 km sedangkan panjang drainase tertier adalah 363 km dan rusak 50 yaitu sepanjang 181,50 km
Peningkatan sistem drainase perlu diupayakan untuk sepanjang drainase yang rusak
.
Manajemen pekerjaan saluran drainase dimulai dari pekerjaan galian sebesar 30 dari harga satuan, pekerjaan bekisting sebesar 75 dari harga satuan kemudian
pekerjaan beton 75 harga satuan. Peningkatan drainase untuk Sungai Bahbolon, Sungai Bahkahean dan Sungai
Bahkapul sebagai drainase primer dilakukan dengan normalisasi penampang floodway yang meliputi penampang melintang dan memanjang. Penampang
melintang sungai harus dipertimbangkan terhadap pengaliran yang baik, angkutan sedimen, erosi maupun sedimentasi dan longsoran tebing sedangkan penampang
memanjang harus stabil terhadap erosi maupun sedimentasi Kodoatie, 2002.
4.2.4 Pendanaan Untuk Penanganan Sistim Drainase Kota Pematangsiantar
Pembiayaan suatu program kegiatan secara ideal harus selalu dikaitkan dengan kondisi daerah serta ketersediaan dana. Hal ini sangat penting diperhatikan
agar penyusunan program, perencanaan pekerjaan dan pelaksanaan proyek dapat
Tiurma Elita Saragi: Tinjauan Manajemen Sistem Drainase Kota Pematang Siantar, 2007. USU e-Repository © 2008
81 diwujudkan dalam batasan dana yang ada. Dana rutin yang dapat digunakan untuk
membiayai pembangunan infrastruktur kota Pematangsiantar diharapkan dapat dimobilisasi secara maksimal. Sumber dana yang diperoleh perlu menjadi
pertimbangan mengingat prioritas program sangat terkait dengan rencana nasional, regional dan kelayakan proyek. Pembiayaan proyek melalui APBD kota
Pematangsiantar dapat diusulkan karena Pemerintah daerah memiliki hak untuk menggunakannya. Faktor partisipasi masyarakat dari segala bidang perlu di tumbuh
kembangkan guna mengimbangi gerak laju pembangunan yang di laksanakan oleh Pemerintah daerah.
4.2.5 Realisasi APBD Kota Pematangsiantar
Manfaat dari pelaksanaan pekerjaan drainase ini akan menghasilkan daerah kawasan yang baik, rapi dan terhindar dari banjir dan di harapkan dengan adanya
acuan analisa financial pengelolaan drainase ini, sistem drainase terencana dapat di laksanakan tahap demi tahap dengan menentukan derah mana yang memerlukan
penanganan lebih dahulu. Usulan anggaran pembiayaan khusus pengelolaan
drainase, realisasinya adalah dari Dana alokasi khusus.
4.2.6 Alokasi APBD Kota Pematangsiantar.
Dari besarnya realisasi APBD Kota Pematangsiantar khusus untuk drainase tersebut dapat di jadikan acuan untuk pengalokasian anggaran tersebut pertahunnya
sesuai dengan dana peningkatan dan pemeliharaan drainase Kota Pematangsiantar
Tiurma Elita Saragi: Tinjauan Manajemen Sistem Drainase Kota Pematang Siantar, 2007. USU e-Repository © 2008
82 dan alokasi kemampuan dana APBD sesuai dengan perioritasnya. Untuk pelaksanaan
konstruksi sebesar 80 dari anggaran serta untuk operai dan pemeliharaan sebesar 4 dari anggaran.
4.2.7 Pengaruh Banjir terhadap Kesehatan dan Lingkungan