76 Aspek teknik, aspek organisasi dan aspek ekonomi telah dibahas pada bab-bab
sebelumnya. Pada bab ini aspek-aspek tersebut kecuali aspek regulasi kembali dikupas untuk diarahkan kepada BMP dalam pengelolaan drainase kota
Pematangsiantar.
4.2 Analisa Penanganan Sistem Drainase serta Dampaknya terhadap Banjir
4.2.1 Prioritas Penanganan
Drainase
a Penanganan drainase Kota Pematangsiantar masih berorientasi pada
proyek dampaknya adalah: Alokasi tidak tepat sesuai dengan kebutuhan, tanggapan masyarakat di daerah kawasan banjir tidak lagi positif terhadap
Pemerintah, mutu pekerjaan masih kurang baik dan, peran serta masyarakat rendah dalam pemeliharaan drainase
b Master plan belum tersedia dampaknya adalah sistem pengelolaan
drainase Kota Pematangsiantar tidak terpadu dan terjadi ketidak
singkronan terhadap penanggulangan banjir c
Kesadaran masyarakat akan pentingnya pencegah banjir sangat rendah dampaknya adalah masyarakat membuang sampah sembarangan dan
kurang perduli dengan lingkungan terlebih sampah di saluran di depan rumah
d Pemasangan fasilitas Kota yang tidak teratur dan tidak terkoordinasi
dampaknya terjadi penyumbatan di saluran karena sampah bernaung di pipa sehingga menghambat aliran air pada saluran
Tiurma Elita Saragi: Tinjauan Manajemen Sistem Drainase Kota Pematang Siantar, 2007. USU e-Repository © 2008
77 e
Sumber Daya Manusia untuk pemeliharaan saluran secara teratur dan bertanggungjawab belum optimal
dampakya adalah hampir di seluruh saluran Kota Pematangsiantar aliran air tidak lancar akibat tidak terpeliharanya drainase sehingga air hanya
tergenang atau tidak mengalir sebagaimana mestinya mengakibatkan lingkungan yang kotor dan menimbulkan penyakit.
4.2.2 Sistem Pengawasan, Operasional dan Pemeliharaan Tahap operasi dan pemeliharaan adalah sangat penting dan merupakan dua
kegiatan yang berbeda namun tidak dapat saling dipisahkan karena saling mempengaruhi satu sama lain. Didalam pengelolaan operasi dan pemeliharaan
tentunya ada pengawasan. Tugas dan tanggungjawab dalam operasi dan pemeliharaan drainase tertuang dalam Tabel 4.1
Tiurma Elita Saragi: Tinjauan Manajemen Sistem Drainase Kota Pematang Siantar, 2007. USU e-Repository © 2008
78
Tabel 4.1: Tugas dan tanggung jawab dalam operasi dan pemeliharaan drainase
No Jabatan Tugas
Tanggung jawab
Jangkauan wilayah
1 Kepala seksi
Memberikan pengarahan kepada
staff teknik masing- masing sektor tentang
program dan sistim kerja dan
mengevaluasinya Menerima laporan dari
staff teknik masing- masing wilayah
menganalisa dan mengevaluasi sebagai
dasar dalam mengambil keputusan
Seluruh drainase wilayah Kota
2 Staff teknik
Memberi pengarahan kepada petugas
lapangan tentang apa yang harus dikerjakan,
didata dan dilaporkan Menerima laporan dari
petugas lapangan dan menginventaris untuk
dilaporkan kepada kepala seksi
Seluruh drainase per kecamatan
3 Petugas lapangan
Melaksanakan inspeksi langsung ke lokasi
saluran, mengangkat sampah sedimen serta
membersihkan saluran Membuat laporan
mingguan tentang kondisi saluran
Seluruh ke Pembagian
seksi-seksi maka tugas dan
tanggung jawab dari seksi
operasi dan lurahan
Tiurma Elita Saragi: Tinjauan Manajemen Sistem Drainase Kota Pematang Siantar, 2007. USU e-Repository © 2008
79 Manajemen untuk pelaksanaan petugas lapangan yaitu berapa jumlah petugas
lapangan, berapa jangkauan wilayah pekerjaan dan berapa honor petugas yang disesuaikan dengan jangkauan wilayah pekerjaannya Tabel 4.2.
Tabel 4.2: Jumlah petugas lapangan dalam pemeliharaan drainase No Uraian Panjang
eksisting km
Jangkauan wilayah kerja
km Jumlah
petugas orang
Honor petugas hari orang
Rp 1 Drainase
Sekunder 136,40 10
14 50.000,00
2 Drainase Tertier
363,00 10
36 50.000,00
Dari uraian di atas pada tabel 4.2 dapat disimpulkan biaya operasional dan pemeliharaan drainase sekunder dan tertier dalam setiap bulan adalah:
1. Untuk drainase sekunder sepanjang 10 km ada petugas yang bekerja 2 dua orang dan bekerja 2 dua kali dalam seminggu
2. Untuk drainase tertier sepanjang 10 km ada petugas yang bekerja 4 empat orang dan bekerja 2 dua kali seminggu
3. Jumlah petugas bekerja dalam 1 satu bulan sebanyak 8 delapan kali
Tiurma Elita Saragi: Tinjauan Manajemen Sistem Drainase Kota Pematang Siantar, 2007. USU e-Repository © 2008
80 4. Maka biaya operasional pemeliharaan dalam satu satu bulan untuk 50
orang petugas adalah 50 x 8 x Rp 50.000,00 = Rp 20.000.000,00 Dua
puluh juta rupiah 4.2.3 Peningkatanperencanaan kembali Sistem Drainase
B erdasarkan data yang ada, panjang drainase sekunder Kota Pematangsiantar
adalah
136,40 km dan rusak 60 yaitu sepanjang 81,84 km sedangkan panjang drainase tertier adalah 363 km dan rusak 50 yaitu sepanjang 181,50 km
Peningkatan sistem drainase perlu diupayakan untuk sepanjang drainase yang rusak
.
Manajemen pekerjaan saluran drainase dimulai dari pekerjaan galian sebesar 30 dari harga satuan, pekerjaan bekisting sebesar 75 dari harga satuan kemudian
pekerjaan beton 75 harga satuan. Peningkatan drainase untuk Sungai Bahbolon, Sungai Bahkahean dan Sungai
Bahkapul sebagai drainase primer dilakukan dengan normalisasi penampang floodway yang meliputi penampang melintang dan memanjang. Penampang
melintang sungai harus dipertimbangkan terhadap pengaliran yang baik, angkutan sedimen, erosi maupun sedimentasi dan longsoran tebing sedangkan penampang
memanjang harus stabil terhadap erosi maupun sedimentasi Kodoatie, 2002.
4.2.4 Pendanaan Untuk Penanganan Sistim Drainase Kota Pematangsiantar