Dalam memutuskan permohonan kredit, bank selalu memperhatikan Account Officer melakukan analisa terhadap tujuan dan sumber

Tabel 4.22 Tingkat penilaian kinerja terhadap analisis pedomanaturan yang jelas tentang perkreditan dan selalu melakukan penyesuaian terhadap aturan-aturan baru. SE E CE KE TE Skor X Hasil 14 13 7 3 0 37,84 35,14 18,92 8,11 149 4,03 Efektif Sumber : Hasil Kuesioner Tabel 4.23 Tingkat kepentingan manajemen perbankan terhadap analisis pedomanaturan yang jelas tentang perkreditan dan selalu melakukan penyesuaian terhadap aturan- aturan baru. SP P CP KP TP Skor Y Hasil 29 6 2 0 0 78,38 16,22 5,41 175 4,73 Penting Sumber : Hasil Kuesioner Tabel 4.24 Tingkat Kesesuaian Tingkat Kinerja Tingkat Kepentingan Tingkat Kesesuaian 4,03 Efektif 4,73 Penting 85,14 Cukup Sesuai

2. Dalam memutuskan permohonan kredit, bank selalu memperhatikan

apakah kredit yang diajukan debitor tergolong kredit lama atau baru. Permohonan kredit yang diajukan debitur perlu mendapat perhatian, hal ini terkait dengan riwayat kredit debitor. Jika debitor memiliki catatan riwayat kredit yang buruk di waktu yang lama, maka bank harus berhati-hati dalam permohonan yang baru diajukan. Perlunya koordinasi bank dengan bank Indonesia untuk melihat daftar debitur apakah ada dalam kategori black list daftar hitam cacatan bank Indonesia. Tabel 4.25 Tingkat kinerja terhadap analisis kepekaan bank dalam memperhatikan apakah kredit yang diajukan debitor tergolong kredit lama dan kredit baru SE E CE KE TE Skor X Hasil 10 15 10 2 0 27,03 40,54 27,03 5,41 144 3,89 Cukup Efektif Sumber: Hasil Kuesioner Tabel 4.26 Tingkat kepentingan manajemen perbankan terhadap analisis kepekaan bank dalam memperhatikan apakah kredit yang diajukan debitor tergolong kredit lama dan kredit baru. SP P CP KP TP Skor Y Hasil 11 13 10 3 0 29,73 35,14 27,03 8,11 143 3,86 Cukup Penting Sumber: Hasil Kuesioner Tabel 4.27 Tingkat Kesesuaian Tingkat Kinerja Tingkat Kepentingan Tingkat Kesesuaian 3,89 Cukup Efektif 3,86 Cukup Penting 100,70 Sangat Sesuai

3. Bank selalu melakukan penilaian terhadap kualitas kredit lancar, dalam

perhatian khusus, kurang lancar, diragukan menjadi sumber informasi penting dalam melihat prilaku pelunasan kredit para debiturnya . Penilaian terhadap kualitas kredit didasarkan kepada peraturan Bank Indonesia nomor 7PBI2005 tentang penilaian kualitas aktiva bank umum Pasal 12 ayat 3 yang berbunyi kualitas kredit ditetapkan menjadi lancar, dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan atau macet. Kualitas kredit yang dimaksud adalah didasarkan atas penilaian bank terhadap prospek usaha, kinerja performance debitur dan kemampuan membayar. Penetapan kualitas kredit dilakukan dengan melakukan analisis terhadap faktor penilaian yang meliputi prospek usaha, kinerja debitur dan kemampuan membayar. Penilaian terhadap prospek usaha meliputi penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut : ƒ Potensi pertumbuhan usaha; ƒ Kondisi pasar dan posisi debitur dalam persaingan; ƒ Kualitas manajemen dan permasalahan tenaga kerja; ƒ Upaya yang dilakukan debitur dalam rangka memelihara lingkungan hidup. Penetapan kualitas kredit dilakukan dengan mempertimbangkan signifikansi dan materialitas dari setiap faktor penilaian dan komponen serta relevansi dari faktor penilaian dan komponen terhadap debitur yang bersangkutan. Tabel 4.31 Tingkat penialain kinerja terhadap Bank selalu melakukan penilaian terhadap kualitas kredit lancar, dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan menjadi sumber informasi penting dalam melihat prilaku pelunasan kredit para debiturnya. SE E CE KE TE Skor X Hasil 15 12 9 1 0 40,54 32,43 24,32 2,70 152 4,11 Efektif Sumber : Hasil Kuesioner Tabel 4.32 Tingkat kepentingan manajemen perbankan terhadap Bank selalu melakukan penilaian terhadap kualitas kredit lancar, dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan menjadi sumber informasi penting dalam melihat prilaku pelunasan kredit para debiturnya. SP P CP KP TP Skor Y Hasil 28 7 2 0 0 75,68 18,92 5,41 174 4,70 Penting Sumber : Hasil Kuesioner Tabel 4.33 Tingkat Kesesuaian Tingkat Kinerja Tingkat Kepentingan Tingkat Kesesuaian 4,11 Efektif 4,70 Penting 87,36 Cukup Sesuai

c. Keandalan Realibility

1. Account Officer melakukan analisa terhadap tujuan dan sumber

pembayaran debitornya dan melaporkannya secara jujur. Bank selalu menghadapi kemungkinan kerugian karena ketidakjujuran pejabat dan pegawai bank. Kerugian mengenai ketidakjujuran pegawai atau pejabat bank merupakan penyebab penting terjadinya kerugian baik kerugian dalam segi financial, prestise maupun waktu. Untuk mencegah hal tersebut maka setiap bank umum telah melakukan perumusan dan pelaksanaan program kontrol yang sehat yaitu dengan berpedoman kepada peraturan yang telah ditetapkan Bank Indonesia. Account Officer melakukan analisa terhadap tujuan dari debitur dalam mengajukan kreditnya, hal ini penting dan harus dilakukan oleh Account Officer secara cermat terkait dengan penggunaan dan perilaku dari setiap debiturnya dan Account Officer harus dapat memastikan sumber pendapatan debitur nya setelah kedua informasi ini diperoleh maka Account Officer melaporkanya secara jujur tidak ada informasi yang ditutup-tutupi atau disembunyikan. Tabel 4.47 Tingkat penialaian kinerja terhadap analisis Account Officer melakukan analisa terhadap tujuan dan sumber pembayaran debitornya dan melaporkannya secara jujur. SE E CE KE TE Skor X Hasil 10 20 6 1 0 27,03 54,05 16,22 2,70 150 4,05 Efektif Sumber: Hasil Kuesioner Tabel 4.48 Tingkat kepentingan manajemen perbankan terhadap Account Officer melakukan analisa terhadap tujuan dan sumber pembayaran debitornya dan melaporkannya secara jujur. SP P CP KP TP Skor Y Hasil 27 6 2 2 0 72,97 16,22 5,41 5,41 169 4,57 Penting Sumber: Hasil Kuesioner Tabel 4.49 Tingkat Kesesuaian Tingkat Kinerja Tingkat Kepentingan Tingkat Kesesuaian 4,05 Efektif 4,57 Penting 88,76 Cukup Sesuai

2. Bank memiliki profil resiko yang memadai dari nasabah dan jaminan serta