Metode Pengumpulan Data Variabel dan Pengukurannya

mengenai efektivitas siklus perkreditan mulai dari permohonan kredit sampai pada pengawasan kredit.

B. Metode Pemilihan Sampel

Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pusposive random sampling, yaitu pemilihan sampel secara acak dimana elemen populasi dibatasi pada karyawan pada bagian perkreditan yang dianggap dapat memberikan informasi mengenai efektivitas siklus perkreditan.

C. Metode Pengumpulan Data

1. Penelitian Kepustakaan Library Research Kepustakaan merupakan bahan utama dalam penelitian data sekunder Nur Indrianto, Bambang S, 2002:150. Penulis memperoleh informasi yang berkaitan dengan masalah yang diteliti yang berasal dari buku, jurnal, internet dan sumber lainya yang berkaitan dengan penelitian. 2. Penelitian Lapangan Field Research a. Observasi Penelitian ini dilakukan dengan terjun langsung ke Bank untuk mengadakan pengamatan dan pengambilan data objek penelitian. b. Wawancara Penulis melakukan wawancara dengan petugas yang terkait secara langsung maupun tidak langsung, selain itu penulis juga mewawancarai Account Officer AO dengan tujuan menyaring informasi yang diperlukan. c. Kuesioner Peneliti menggunakan kuesioner untuk mendapatkan data yang diperlukan yang berasal dari Account Officer AO di kantor cabang Bank BUMN yang berada di wilayah DKI Jakarta.

D. Metode Analisis dan Pengolahan Data

1. Metode Analisis

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif-kuantitatif, yang digunakan untuk mengetahui sejauhmana efektivitas siklus perkreditan, dilihat dari tingkat peraturan dan pelaksanaan yang dilakukan oleh Bank BUMN yang terdapat di Jakarta. 2. Teknik Pengolahan Data Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, syarat mutlak yang harus dipenuhi untuk instrumen ini adalah valid dan reliabel. Suatu instrumen pengukur dikatakan valid jika instrumen tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur. Sementara itu, reliabilitas menunjukan konsistensi dari data yang dikumpulkan. Suatu instrumen dikatakan reliabel jika menghasilkan data yang sama walaupun digunakan beberapa kali pada objek yang sama pada beberapa periode berbeda Nur Indrianto, Bambang S, 2002:180-181. a. Uji Validitas Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah construct validity yaitu untuk mengukur construct tertentu, yang artinya apakah suatu instrumen mengukur construct sesuai dengan yang diharapkan Nur Indriantoro dan Bambang S, 2002:183. Pendekatan ini bertujuan menghindari adanya judgment subjektif dari seseorang dan pertanyaan-pertanyaan yang ada di dalam instrumen penelitian ini diketahui benar konsistensi internalnya. Suatu instrumen setiap butir pertanyaan dikatakan valid bila angka korelasionalnya yang diperoleh dari perhitungan lebih besar atau sama dengan r kritis. Untuk menentukan r hitung didapatkan dari perhitungan dengan rumus teknik korelasi Produc Moment dengan menggunakan SPSS 12, dan menentukan r tabel dengan menggunakan tabel angka kritis nilai r. b. Uji Reliabilitas Setelah menentukan validitas instrumen penelitian, tahap selanjutnya adalah mengukur relibilitas data instrumen penelitian, pengujian reabilitas dalam penelitian ini adalah Alpha Cronbach karena menggunakan jenis data likertessay. Teknik ini dapat menafsirkan korelasi antara skala diukur dengan semua variabel yang ada. Penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS 12 dalam menghitung Alpha Cronbach, untuk menginterpretasikan nilai alpha yang diperoleh, digunakan kriteria korelasi menurut Yarnest 2004:68 yaitu: Tabel 3.1 Kriteria Korelasi

3. Analisis Data Hasil Penelitian

Teknis pengolahan data dan analisis data dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif, karena penelitian ini penelitian deskriptif. Untuk mengetahui tingkat kesesuaian ini, digunakan metode ”Importance Performace Analysis” berdasarkan rumus John A. Martilla dan John C. James dari Philip Kotler 1997:481 J. Supranto, 1997: 239-240 Analisis tingkat kepentingan dan kinerja pelaksanaan. Tingkat 0,200 = tidak ada korelasi 0,200 – 0,399 = korelasi rendah 0,400 – 0,599 = korelasi cukup 0,600 – 0,799 = korelasi tinggi 0,800 – 1,00 = korelasi sangat tinggi kesesuaian adalah hasil perbandingan antara skor kinerja pelaksanaan dengan skor kepentingan. Tingkat kesesuaian inilah yang akan menentukan urutan prioritas peningkatan faktor-faktor yang mempengaruhi siklus perkreditan. Dalam Penelitian ini terdapat satu variabel yang diwakilkan siklus perkreditan perbankan. Rumus yang digunakan untuk mengukur tingkat kesesuaian menurut J. Supranto 1997:241-243 adalah sebagai berikut: Keterangan: Tki : Tingkat Kesesuaian Responden Xi : Skor Penilaian Kinerja Yi : Skor Penilaian Kepentingan Dari hasil kuesioner, akan dicari nilai atau skor rata-rata dari masing-masing variabel dengan rumus : Keterangan: X = Skor Rata-Rata KinerjaTingkat Pelaksanaan Y = Skor Rata-Rata Kepentingan n = Jumlah Responden Selain itu juga dibuat diagram kartesius yang merupakan suatu bangun yang dibagi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak lurus pada titik-titik X,Y, dimana X merupakan rata-rata dari 100 x Yi Xi Tki = n Xi ∑ = Χ n Yi Y ∑ = rata-rata skor tingkat pelaksanaan dan Y adalah rata-rata dari skor kepentingan seluruh faktor yang mempengaruhi siklus perkreditan. Seluruh faktor atau atribut terdiri dari 22 item. Selanjutnya seluruh faktor ini akan dinyatakan dengan K, dalam hal ini K = 22 yang selanjutnya dirumuskan sebagai berikut: Keterangan : K = banyaknya atribut atau fakta yang dapat mempengaruhi efektivitas siklus perkreditan dalam penelitian ini K = 22 i = 1, 2, 3... N Nilai rata-rata yang telah diperoleh dengan perhitungan masing-masing faktor tersebut, kemudian ditempatkan pada diagram kartesius secara berurutan dari nilai tertinggi sampai nilai terendah, dalam 4 empat kategori kuadran seperti yang tertulis pada gambar 3.1. berikut ini: Gambar 3.1 Diagram The Performance-Rating Analysis Sumber : John A. Martilla dan John C James 1997:77-79 K Xi 1 N i ∑ = = × K Yi 1 N i Y ∑ = = Diagram Kartesius Y Kepentingan Kepentingan Pertahankan Prestasi A B Y Prioritas Rendah Berlebihan C D X X PelaksanaanKinerja Keterangan: 1. Kuadran A menunjukan siklus perkreditan termasuk unsur-unsurnya yang dianggap penting, namun pihak bank telah melaksanakannya sesuai dengan peraturan yang berlaku namun tidak efektif. 2. Kuadran B Menunjukan unsur siklus perkreditan yang telah berhasil dilaksanakan untuk itu unsur ini mutlak diperlukan. Dianggap sangat penting dan efektif. 3. Kuadran C menunjukan beberapa faktor yang kurang penting pengaruhnya bagi siklus perkreditan sehingga pelaksanaannya dianggap biasa saja. Dianggap kurang efektif. 4. Kuadran D menunjukan faktor yang mempengaruhi siklus perkreditan kurang penting, tetapi pelaksanaanya berlebihan. Dianggap kurang penting tetapi sangat efektif.

E. Variabel dan Pengukurannya

Menurut Sugiono 1993:31 Variabel penelitian adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi kemudian ditarik kesimpulannya. Penelitian yang dilakukan penulis merupakan penelitian deskriptif, yang menurut Sugiyono 1999:11 Penelitian deskriptif yaitu untuk mengetahui nilai dari variabel mandiri tanpa membuat perbandingan. Kinerja efektivitas siklus perkreditan Bank BUMN dijabarkan dengan indikator pada tabel 3.2: Tabel 3.2 Operasional Variabel Penelitian Variabel Dimensi Indikator 1. Relevance Terkait 1. Tersedia formulir untuk diisi calon debitur dalam permohonan kredit. 2. Kunjungan lansung ke tempat usaha on the spot inspection, bank to bank confirmation, dan trade checking selalu dilakukan kepada setiap calon debitor. 3. Analisis terhadap prinsip 6C Charakter, Capital, Capacity, Collateral, Condition of Economic Constraint sangat dipertimbangkan dalam dalam pengambilan keputusan pemberian kredit. 4. Metode penilaian 6A yang meliputi aspek yuridis hukum, pasar dan pemasaran, teknis, manajemen, keuangan, dan social ekonomis telah dilakukan dalam pengambilan keputusan kredit. 2. Sensivity Kepekaan 1. Bank memiliki pedoman dan aturan yang jelas tentang perkreditan. 2. Bank melakukan analisa terhadap kredit calon debitornya apakah kredit baru atau lama. 3. Bank melakukan penilaian terhadap kualitas kredit lancar, dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan debitornya. 3. Realibility Keandala 1. Bank melakukan analisa terhadap tujuan dan sumber pembayaran debitornya dan dilaporkan secara jujur. 2. Bank memiliki profil resiko terkini dari nasabah dan jaminan serta tingkat sensitivitas terhadap perkembangan kondisi ekonomi dan pasar. 3. Bank melakukan analisis kemampuan membayar kembali berdasarkan perkembangan keuangannya. 4. Bank melakukan analisis terhadap kemampuan membayar kembali di masa yang akan datang berdasarkan proyeksi arus kas. 5. Bank mengetahui kemampuan bisnis nasabah dan kondisi sektor ekonomiusaha peminjam serta posisi peminjam dalam industri tertentu. 4. Acceptability Pemahaman 1. Prosedur pengambilan keputusan untuk pinjaman danatau komitmen, khususnya apabila melalui pendelegasian wewenang harus diformalkan secara jelas sesuai dengan karakteristik nasabah. 2. Analisis kredit memberikan informasi yang jelas 3. Laporan analisis kredit sebaiknya tidak menimbulkan salah tafsir. 4. Laporan analisis kredit menjadi satu-satunya alat dalam pengambilan keputusan kredit oleh pihak manajemen 5. Adanya komunikasi yang baik antar karyawan dengan manajer. Efektivitas Siklus Perkreditan 5. Practicality Kemudahan 1. Prosedur perkreditan yang ada mudah dipahami oleh debitor 2. Keputusan kredit diterima oleh calon debitor secara cepat 3. Formulir atau dokumen serta instrument lainnya yang digunakan dalam permohonan kredit dapat dipahami oleh debitur. 4. Formulir atau dokumen serta instrument lainnya yang digunakan dalam permohonan kredit tidak berbelit-belit atau praktis. 5. Proses pencairan kredit oleh Bank dilakukan melalui mekanisme yang jelas dan aman. Pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert, yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sifat, pendapat, kondisi dan persepsi mengenai fenomena sosial Sugiyono, 1999:87. Perangkat utama untuk mendapatkan data dalam penelitian ini adalah kuisioner yang disebar pada responden. Dengan skala likert memungkinkan responden menjawab dalamberbagai tingkat pada setiap butir pertanyaan. Dalam skala penilaian terlihat keragaman penilaian yang berkisar antara 1 sampai dengan 5 untuk mengukur efektivitas siklus perkreditan. Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut: Tabel 3.3 Pengukuran Tingkat Pelaksanaan Siklus Perkreditan Bobot Kriteria 5 Sangat Efektif SE 4 Efektif E 3 Cukup Efektif CE 2 Kurang Efektif KE 1 Tidak Efektif TE Tabel 3.4 Pengukuran Tingkat Kepentingan Atas Unsur Siklus Perkreditan Bobot Kriteria 5 Sangat Penting SP 4 Penting P 3 Cukup Penting CP 2 Kurang Penting KP 1 Tidak Penting TP

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Statistik Deskriptif

Dalam penelitian ini penulis mengirimkan kuesioner sebanyak 56 buah yang disampaikan langsung kepada 4 Bank BUMN Bank Mandiri, Bank BNI 46, Bank BRI dan Bank BTN. Seluruh kuesioner yang diterima digunakan dalam analisis data. Tabel 4.1. menunjukkan distribusi kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini. Tabel 4.1 Sampel dan Lokasi Penelitian Nama Bank Jumlah Kuesioner Lokasi Penelitian Bank Mandiri 10 Divisi Analisis Kredit Bisnis Kantor Pusat Bank Mandiri Divisi Analisa Kredit. BRI 15 Analis Kredit pada Kantor Pusat Bank BRI Divisi Analisa Kredit. BNI 21 Analis Kredit pada Bank BNI 46 Cabang Jakarta Pusat, Cabang Jakarta Timur dan Cabang Jakarta Selatan. BTN 15 Divisi Pengelolaan Kredit kantor pusat Bank BTN . Total Kuesioner 56 Sumber : Diolah dari data primer penelitian, 2008 Tabel 4.2 Sampel dan Tingkat Pengembalian Jumlah kuesioner 56 100 Jumlah kuesioner yang tidak kembali 19 33,92 Jumlah kuesioner yang kembali 37 66,07 Sumber : Diolah dari data primer penelitian, 2008 Karakteristik responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini adalah: Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Identitas Responden