Penegrtian Citra KONSEP CITRA

maka akan terungakap bahwa citra banyangan ini hampir selalu tidak tepat, atau tidak sesuia dengan kenyataan yang sesungguhnya. 22 Citra jenis ini biasanya melekat pada seorang pemimpin perusahan, lembaga, dan organisasi. 2. Current image citra yang berlaku Pandangan yang dianut oleh pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi. Namun sama halnya dengan citra banyangan, citra yang berlaku tidak selamnya, bahkan jarang, sesuai dengan kenyataan karena semata-mata terbentuk dari pengalaman atau pengetahuan orang-orang luar yang bersangkutanyang biasanya tidak memadai. Biasanya citra ini cenderung negatif. Humas memang menghadapi dunia yang bersifat memusui, penuh prasangka, apatis, dan diwarnai keacuhan yang mudah sekali menimbulkan suatu citra berlaku yang tidak fair. Citra jenis ini ditentuankan oleh banyak-sedikitnya informasi yang dimiliki oleh penganut atau mereka mempercayainya. 23 3. Wish image citra yang diharapkan Suatu citra yang diinginkan oleh pihak manajemen. Citra ini tidak sama dengan citra yang sebenarnya. Biasanya harapan lebih baik atau lebih menyenangkan dari pada citra yang ada; walaupun dengan kondisi tertentu, citra yang terlalu baik 22 Anggoro M. Linggar, Teori Peofesi Kehumasan; serta aplikasinya di Indonesia, Jakarta , Bumi Aksara, , 2008, h. 59 23 Anggoro M. Linggar, Teori Peofesi Kehumasan; serta aplikasinya di Indonesia, Jakarta , Bumi Aksara, , 2008, h. 60 juga bisa merepotkan. Namun secara umum yang disebut dengan citra harapan itu memang sesuatu yang berkonotasi lebih baik. 24 Citra harapan itu biasanya dirumuskan dan diperjuangkan untuk enyambut sesuatu yang relatif baru, yakni ketika khalayak belum memiliki informasi yang memadai. 4. Corporate Image citraperusahan Citra dari suatu organisasi secara keseluruhan. Citra perusahaan ini terbentuk oleh banyak hal. Hal-hal positif yang dapat meningkatkan citra perusahan antara lain adalah sejarah, riwayat hidup perusahaan yang gemilang, keberhasilan-keberhasilan di bidang keuangan yang pernah diraihnya, sukses ekspor, hubungan industry yang baik, reputasi sebagai pencipta lapangan kerja yang dalam jumlah besar, bersedia turut bertanggungjawab sosial, komitmen mengadakan riset. Perusahan-perusahan yang memiliki reputasi positif, umumnya menikmati enam hal. Pertama, hubungan baik dengan para pemuka masyarakat. Kedua, hubungan positif dengan pemerintah setempat. Ketiga, resiko krisis yang lebih kecil. Keempat, rasa kebanggaan dalam organisasi dan diantara khalayak sasaran. Kelima, saling pengertian antara khalayak sasaran, baik internal maupun eksternal. Dan terakhir, meningkatkan kesetian para staf. 5. Multiple image citra majemuk Yaitu adanya image yang bermacam-macam dari publiknya terhadap organisasi tertentu yang ditimbulkan oleh mereka yang mewakili organisasi kita 24 Anggoro M. Linggar, Teori Peofesi Kehumasan; serta aplikasinya di Indonesia, Jakarta , Bumi Aksara, , 2008, h. 61